3 in 1

“3 in 1”

Bagi kita yang tinggal di seputaran Jakarta atau pernah melintas di jalanan ibukota, tentu tidak asing lagi dengan istilah “3 in 1” (three in one) ini, di mana pada jam-jam tertentu di kawasan tersebut diberlakukan aturan mobil berpenumpang minimal 3 orang. Dalam 1-2 bulan terakhir pembahasan 3 in 1 yang mulai diberlakukan sejak 2003 ini kembali menjadi topik hangat karena adanya uji coba penghapusan 3 in 1, yang pada akhirnya diputuskan resmi dihapus mulai tanggal 16 Mei 2016 yang lalu.

Apa kaitannya 3 in 1 dengan ibadah kita hari ini? Tentu saja 3 in 1 dalam lalu lintas ini sama sekali tidak ada kaitan dengan ibadah minggu kita…

Dalam iman Kristen, kita juga mengenal hal semacam 3 in 1 ini, yang lebih kita kenal dengan Trinitas atau Tritunggal, yaitu doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Anak dan Roh Kudus, di mana ketiganya adalah sama esensi-Nya, sama kedudukan-Nya, sama kuasa-Nya, dan sama kemuliaan-Nya.

Hari Minggu ini gereja merayakan Minggu Trinitas, yang dirayakan satu minggu setelah hari raya Pentakosta. Seluruh perayaan pada Masa Minggu Trinitas sampai Minggu Kristus Raja (satu minggu sebelum Minggu Adven) diresapi oleh misteri dan keagungan Allah Trinitas yang menyatakan diri-Nya sebagai Bapa-Anak-Roh Kudus. Melalui Minggu Trinitas, gereja menegaskan kesaksian imannya bahwa seluruh karya Allah yang menciptakan, memelihara, menyelamatkan, dan membarui didasarkan pada tindakan Allah yang menyatakan diri-Nya sebagai Bapa-Anak-Roh Kudus. Karya penciptaan alam semesta, bumi dan segala isinya bukan hanya karya Yahweh, Sang Allah Bapa, tetapi juga karya Bapa-Anak-Roh Kudus. Demikian pula, karya keselamatan dan penebusan bukan hanya karya Kristus, Sang Anak Allah, namun juga karya Allah Trinitas. Pembaharuan oleh Roh Kudus adalah juga karya Allah Trinitas.

Pemahaman Trinitas kerapkali menjadi pengajaran yang membingunkan, karena kerapkali didasarkan pada pola pendekatan filosofis yang spekulatif. Mungkin kita pernah mendengar orang yang menjelaskan konsep Allah Tritunggal dengan membandingkan-Nya dengan matahari: yang terdiri dari matahari itu sendiri, sinar, dan panas. Atau dengan sebuah segitiga, di mana Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus menempati masing-masing sudut, namun tetap dalam satu segitiga. Atau penjelasan Trinitas sebagai H2O (rumus molekul air) yang dapat hadir berupa air, es dan uap. Bahkan ada yang mencoba menjelaskan, bahwa Trinitas adalah seperti kopi, susu, dan gula, yang akhirnya menjadi susu kopi yang manis. Penjelasan yang menggunakan analogi ini memang ada benarnya, namun sebenarnya tidak cukup, sehingga sangat sulit diterima oleh orang-orang non-Kristen. Apalagi dengan perkataan, ‘pokoknya percaya saja’, ini juga tidak dapat memuaskan orang yang bertanya.

Jadi jika ada orang yang bertanya, apa dasarnya kita percaya pada Allah Tritunggal, sebaiknya kita katakan, “karena Allah melalui Yesus menyatakan Diri-Nya sendiri demikian”, dan hal ini kita ketahui dari Alkitab. Dalam Yohanes 14:9-10, Yesus berkata: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.”

Melalui penyataan Allah yang khusus di dalam Kristus, misteri Allah sebagai Bapa-Anak-Roh Kudus dinyatakan dalam karya keselamatan-Nya di tengah-tengah kehidupan umat. Relasi Allah sebagai Bapa-Anak-Roh Kudus yang saling mengasihi menjadi landasan relasi umat dengan sesama yang berbeda dan beragam. Perbedaan dan keragaman dalam kehidupan bersama harus disikapi melalui model relasi kasih Allah Trinitas, sehingga di dalam iman kepada Bapa-Anak-Roh Kudus setiap umat menghadirkan keselamatan, damai sejahtera, keadilan dan keutuhan ciptaan.

Selamat merayakan Hari Trinitas. Hormat bagi Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus!
DSS (dikutip dari Dian Penuntun dan berbagai sumber)

 

 

 

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU (HIJAU)

Yesus Berani Menghadapi Pencobaan

Ulangan 26:1-11,; Mazmur 91:1-2,9-16; Roma 10:8b-13; Lukas 4:1-13

Kebaktian 9 Maret 2025 oleh Ev. Epafroditus Cahya Tantama

Pendahuluan

Setiap orang percaya pasti mengalami pencobaan dalam hidupnya. Pencobaan dapat datang dalam berbagai bentuk: godaan untuk mencari jalan pintas, untuk mengutamakan kenyamanan diri, atau untuk meragukan pemeliharaan Tuhan. Namun, dalam menghadapi pencobaan, kita memiliki teladan utama, yaitu Yesus Kristus, yang dengan berani menolak godaan Iblis di padang gurun.


Yesus Menghadapi Pencobaan dengan Keberanian

Dalam Lukas 4:1-13, Yesus dicobai Iblis dengan tiga godaan utama:

  1. Mengubah batu menjadi roti – Iblis mencoba menggoda Yesus dengan kebutuhan jasmani-Nya. Namun, Yesus menjawab dengan firman Tuhan, “Manusia hidup bukan dari roti saja.” (Luk. 4:4; bandingkan Ulangan 8:3). Yesus menunjukkan bahwa ketergantungan kepada Allah lebih penting daripada kebutuhan fisik.

  2. Menerima kemuliaan dunia dengan menyembah Iblis – Iblis menawarkan kekuasaan dan kemuliaan dunia jika Yesus mau menyembahnya. Namun, Yesus menolak dengan tegas, “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Luk. 4:8; bandingkan Ulangan 6:13). Yesus menegaskan bahwa ibadah sejati hanya untuk Allah, bukan kepada dunia atau kekuasaan.

  3. Melompat dari bubungan Bait Allah – Iblis menggunakan Mazmur 91 untuk menggoda Yesus agar membuktikan kuasa-Nya secara spektakuler. Namun, Yesus menegaskan bahwa kita tidak boleh mencobai Tuhan (Luk. 4:12; bandingkan Ulangan 6:16).

Ketiga pencobaan ini menunjukkan bagaimana Yesus tetap teguh dalam ketaatan-Nya kepada Allah dan tidak tergoda oleh tipu daya Iblis.


Kekuatan dalam Firman dan Iman

Dalam Roma 10:8b-13, Rasul Paulus menegaskan bahwa iman kepada Kristus adalah jalan keselamatan. Kita dipanggil untuk percaya kepada-Nya dengan hati dan mengakui Dia dengan mulut. Dengan berpegang pada firman Tuhan, kita memiliki kekuatan untuk menghadapi pencobaan seperti yang Yesus lakukan.

Mazmur 91:1-2, 9-16 mengingatkan bahwa orang yang berlindung pada Tuhan akan mendapatkan perlindungan-Nya. Kita tidak boleh menggunakan ayat ini untuk mencobai Tuhan, seperti yang Iblis lakukan kepada Yesus, tetapi untuk mempercayai bahwa Tuhan menopang kita dalam pencobaan hidup.

Ulangan 26:1-11 menunjukkan pentingnya bersyukur dan mengingat kebaikan Tuhan. Orang Israel diajarkan untuk mempersembahkan hasil pertama dari tanah mereka sebagai pengakuan bahwa Tuhanlah yang memelihara mereka. Ketika kita mengingat kasih dan pemeliharaan Tuhan, kita akan lebih kuat menghadapi pencobaan yang mencoba menggoyahkan iman kita.


Bagaimana Kita Menghadapi Pencobaan?

  1. Berpegang pada Firman Tuhan – Yesus mengutip Kitab Suci dalam setiap pencobaan. Kita harus membekali diri dengan firman Tuhan agar tidak mudah tergoda oleh dunia.
  2. Mengutamakan Allah di atas segalanya – Jangan tergiur oleh kenyamanan duniawi atau jalan pintas yang tidak berkenan kepada Tuhan.
  3. Percaya akan pemeliharaan Tuhan – Tuhan selalu menyertai kita. Jangan mencobai Tuhan dengan menuntut mujizat, tetapi percayalah bahwa Dia memelihara kita dengan cara-Nya sendiri.
  4. Tetap berdoa dan berjaga-jaga – Yesus mengajarkan dalam Matius 26:41, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”

Kesimpulan

Yesus menunjukkan keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi pencobaan. Dia tidak tergoda untuk mencari kepuasan duniawi, mencari kuasa dengan cara yang salah, atau membuktikan kuasa-Nya secara sembrono. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya dengan berpegang pada firman Tuhan, mengandalkan iman kepada-Nya, dan percaya pada pemeliharaan-Nya.

Saat pencobaan datang, marilah kita mengingat firman Tuhan dan tetap setia kepada-Nya, karena dalam Kristus kita memiliki kemenangan.

“Sebab barangsiapa berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.” (Roma 10:13)

Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

560458
Users Today : 1203
Users Yesterday : 1330
This Month : 28047
This Year : 112608
Total Users : 560458
Who's Online : 5