Akhir zaman, waduh!!

Jika suatu saat ada orang yang menyatakan, “Kedatangan Kristus yang kedua kalinya sudah dekat”, apa respon yang akan diberikan atas pernyataan tersebut? Bisa jadi akan sangat beragam tanggapannya, mulai dari inisiatif untuk terus berjaga-jaga menantikan saat itu terjadi, bisa jadi tidak terlalu menaruh perhatian atas pernyataan tersebut karena toh tidak tahu kapan saatnya, atau malah menjadi lebih ‘tertekan’ karena merasa tidak cukup paham bagaimana mesti bersikap jika hal tersebut terjadi. Waduh…! Berat amat renungannya, meminta umat mulai memikirkan soal hadirnya Kristus untuk kedua kalinya.

Sesungguhnya, benarkah kedatangan Kristus sudah dekat? Alkitab sendiri menyatakan, bahwa kedatangan Kristus untuk kedua kalinya laksana seorang pencuri, di mana tak seorang pun akan menduga kehadirannya. Bahkan Matius 24:36 menyatakan, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” Sedemikian misteriusnya saat penentuan itu (NB: saking misteriusnya), topik seputar ‘Akhir Zaman’ jarang menjadi materi khotbah.

Walau demikian, Alkitab juga mencatat pernyataan Kristus saat masih berada bersama murid- murid-Nya berkenaan dengan tanda-tanda akhir zaman. Secara khusus, bahkan LAI menambahkan keterangan yang menyatakan bahwa Injil Matius pasal 24-25 adalah “Khotbah Akhir Zaman”. Walau demikian pernyataan-pernyataan yang mengkonfirmasi seputar tanda-tanda akhir zaman tidak hanya dalam pasal tersebut.

Berikut disampaikan sejumlah tanda yang pada kenyataannya sudah hadir dalam sejarah kehidupan manusia, di antaranya:

  1. Perang di mana-mana. Yesus menyatakan, bahwa ”bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan” (Mat. 24:7). Matius 5:6 menegaskan “semuanya itu harus terjadi, tetapi kesudahannya belum tiba”. Dapat dibayangkan, penderitaan ada di berbagai belahan dunia karena peperangan, namun situasi itu bukanlah pamungkas/penutup penderitaan. Sangat mungkin ada penderitaan-penderitaan lain yang bukan diakibatkan oleh peperangan.
  2. Kelaparan dan gempa bumi. ”Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat” (Mat. 24:7). Karena ada di berbagai belahan bumi, penderitaan bersifat meluas.
  3. Wabah penyakit. Dalam Lukas 21:11, Yesus mengatakan “…akan ada kelaparan dan sampar…”. Catatan: sampar merujuk kepada sebuah penyakit menular dan mematikan yang menyerang dan mempengaruhi manusia secara langsung atau tidak langsung. Sampar atau pes pada abad pertengahan mengakibatkan kematian jutaan manusia di benua Eropa. Oleh karenanya dijuluki sebagai Black Death.
  4. Berkenaan dengan sikap dan perilaku manusia, Alkitab mencatat sejumlah kondisi sebagai berikut: a. Kedurhakaan bertambah. – Matius 24:12: “Karena kedurhakaan makin bertambah”. Dalam2 Timotius 3:2b: “…mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterimakasih…” b. Kasih menjadi dingin. Dalam 2 Timotius 3:1-4 dinyatakan merosotnya sejumlah sifat kasih manusia: lebih mencintai diri sendiri, hamba uang, sombong, pemfitnah, tidak tahu terimakasih, tidak mau berdamai, dan seterusnya. Sedemikian menyedihkannya, sehingga Paulus menyebutnya sebagai ‘masa yang sukar’. c. Orang-orang tidak peduli dengan Allah. Dalam Matius 24:11 Yesus menyatakan “banyak orang akan murtad”. Dalam 2 Timotius 3:2-5 dinyatakan, bahwa “manusia … tidak peduli agama, … lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah.” Kalaupun kelihatannya menjalankan ibadah, namun sesungguhnya menjadi manusia munafik, yakni “pada haikatnya memungkiri kekuatannya.”
  5. Sekalipun terjadi kemerosotan moralitas manusia dan penderitaan di mana-mana, namun di sisi lain Injil tetap diberitakan di seluruh dunia. Dalam Matius 24:14, Yesus mengatakan, ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh bumi menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah kesudahan tiba.”
  6. Penderitaan khusus bagi pengikut Kristus. Dalam Matius 24:8 Yesus menyatakan, “Semua itu permulaan penderitaan lahirnya zaman baru. Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku”.

Situasi akhir jaman, walaupun kita hanya bisa mengenali tanda-tandanya, tetapi karena padakenyataannya kita hidup dan berada di antara fenomena-fenomena tersebut, rasanya tak berlebihan apabila kita mengambil sikap berjaga-jaga sebagaimana perumpamaan “lima gadis bijaksana yang menyiapkan minyak lampu menantikan hadirnya mempelai pria untuk masuk dalam ruang perjamuan pernikahan.”

Apalagi ujian sebagai murid Kristus menjadi lebih khusus lagi, sebagaimana dinyatakan pada poin 6 di atas – disiksa dan dibunuh – maka mengambil sikap tetap ‘melekat dan menyatu’ pada pimpinan Roh Kudus harusnya menjadi keputusan kita. Jika tidak mengandalkan kuasa Allah atas kehidupan kita, potensi untuk berpaling meninggalkan Kristus dan kasih karunia keselamatan yang sudah diberikan dengan tebusan mahal, yakni darah-Nya sendiri, sangat mungkin terjadi.

Masih dalam suasana perayaan Minggu-minggu Paska, mari kita menghayati Karya AgungAllah dengan kerendahan hati untuk menerima, menghormati dan menjadikannya pegangan hidup, bahwa keselamatan kekal menjadi anugerah terindah dan tertinggi dari Allah, agar kita tidak terjebak pada situasi akhir zaman yang bisa menyeret kita untuk mengingkari dan menolak kasih sejati AllahSang Pemilik Kehidupan.

Terakhir, karena Kristus sudah menyatakan, bahwa “Injil Kerajaan ini akan diberitakan ke seluruh bumi”, maka lebh baik bagi kita untuk juga terlibat dalam pemberitaan Injil ke berbagai tempat yang sudah haus akan berita keselamatan sejati. Berbagai kegiatan misi yang selama ini difasilitasi gereja, baik secara langsung menyatakan Injil Kristus maupun melalui berbagi kasih kiranya mendorong kita untuk terus terlibat menyuarakan kebaikan dan karya keselamatan Allah bagi manusia.

Selamat melanjutkan penghayatan Minggu-minggu Paska. Tuhan Yesus menolong dan memampukan kita. (WSE)

KEBAKTIAN MINGGU

SIAPA YANG LEBIH BERHARGA

Yesaya 65 : 1 – 9; Mazmur 22 : 19 – 28; Galatia 3 : 23 – 29; Lukas 8 : 26 – 39

Kebaktian 22 Juni 2025 oleh Pdt. Frida Situmorang (GKI Samanhudi)

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering tanpa sadar menilai orang berdasarkan status, latar belakang, penampilan, atau masa lalu mereka. Ada yang dianggap lebih penting karena jabatannya, lebih rohani karena penampilannya, atau lebih layak karena asal usulnya. Namun, pertanyaan penting yang perlu kita renungkan adalah: siapa yang sebenarnya lebih berharga di mata Tuhan?

Nabi Yesaya menyampaikan bahwa Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa yang tidak mencari-Nya. Ia berkata, “Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang-orang yang tidak bertanya-tanya tentang Aku.” Sebaliknya, umat yang seharusnya mengenal dan menaati Tuhan justru memberontak, menyakiti hati-Nya dengan sikap keras kepala dan penyembahan berhala. Tapi Allah, dalam kesetiaan-Nya, tetap menjaga sisa umat yang takut akan Dia. Ini menggambarkan kasih karunia yang tidak terbatas oleh bangsa, tradisi, atau sejarah rohani. Yang dikejar Tuhan bukanlah kemurnian ritual, tapi hati yang rindu mengenal-Nya.

Mazmur 22 menambah lapisan makna yang dalam. Di tengah ratapan dan penderitaan, pemazmur berseru kepada Tuhan, dan mengakui bahwa Allah tidak memandang hina kesengsaraan orang yang tertindas. Bagi Tuhan, suara dari lembah kesakitan sama berharganya dengan pujian dari tempat tinggi. Bahkan dikatakan bahwa semua bangsa dan segala penghuni bumi akan datang menyembah-Nya. Artinya, tidak ada golongan yang lebih dekat atau lebih jauh; semua punya tempat di hadapan-Nya.

Rasul Paulus kemudian menjelaskan inti dari Injil dalam suratnya kepada jemaat di Galatia. Di dalam Kristus, tidak ada lagi perbedaan antara Yahudi atau Yunani, budak atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan. Semuanya adalah satu. Ini bukan hanya slogan kesetaraan, tapi sebuah pernyataan iman: bahwa setiap orang yang percaya adalah anak Allah dan ahli waris janji-Nya. Di hadapan Tuhan, imanlah yang menjadi dasar nilai kita, bukan ras, gender, kedudukan sosial, atau sejarah hidup.

Lalu kita sampai pada kisah Yesus dan seorang yang kerasukan di tanah Gerasa. Ia adalah sosok yang dijauhi, dianggap gila, dan bahkan tinggal di kuburan. Masyarakat sudah menyerah padanya. Namun Yesus tidak. Ia melihat seseorang yang berharga, yang pantas dipulihkan. Setelah disembuhkan, orang itu duduk dengan tenang, berpakaian, dan waras. Dan lebih dari itu, ia diutus Yesus untuk kembali ke rumahnya dan memberitakan kasih Allah. Orang yang semula dianggap “sampah masyarakat” justru menjadi saksi kasih Tuhan.

Jadi, siapa yang lebih berharga? Bukan yang paling benar di mata manusia. Bukan pula yang paling religius secara lahiriah. Yang berharga adalah mereka yang dijangkau kasih karunia, yang mengalami pemulihan, dan yang mau hidup dalam kebenaran Tuhan. Itu bisa siapa saja: orang biasa, orang terbuang, orang berdosa, bahkan kita sendiri.

Maka, mari kita berhenti membandingkan diri atau menghakimi orang lain. Kita semua berdiri setara di hadapan salib Kristus. Dan di mata-Nya, setiap jiwa begitu bernilai. Yang Tuhan cari bukanlah kesempurnaan, tapi hati yang mau dipulihkan dan diutus.

Kiranya kita belajar untuk melihat sesama seperti Kristus melihat orang Gerasa itu—bukan dari apa yang tampak, tapi dari potensi pemulihan dan kasih yang bisa dinyatakan melalui hidupnya. Karena siapa pun kita, ketika dipanggil oleh kasih-Nya, kita menjadi sangat berharga.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

699585
Users Today : 867
Users Yesterday : 1512
This Month : 26288
This Year : 251735
Total Users : 699585
Who's Online : 19