Ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan
AMBIL BAGIAN DALAM PEKERJAAN TUHAN
Ada seorang teman yang bercerita betapa di tempat kerjanya penuh dengan orang-orang berpura-pura hidupnya. Mereka rajin ke Gereja, bahkan sebagian besar dari mereka melayani, selalu berdoa panjang lebar, namun perilaku mereka tidaklah mencerminkan Kristus. Teman saya
bercerita bahwa mereka hanya peduli terhadap kelompoknya, mereka membeda-bedakan karyawan, dan yang lebih parah, sogok menyogok dan korupsi pun merajalela disana. “business is business..” kata atasannya suatu kali sambil tertawa.
Di sisi lain, ada banyak anak-anak Tuhan yang mengalami kemuliaan Tuhan dalam hidupnya,mereka sudah melihat sendiri bahwa bagi Tuhan tidak ada satu hal pun yang mustahil, ada banyak kesaksian dalam hidup mereka, tapimereka bersikap apatis dan merasa bahwa belum
saatnya bagi mereka untuk “menyibukkan” diri buat Tuhan. “ah.. penatua aja deh… aku kan cuma orang biasa..” atau: “sekarang ini saatnya kerja dulu.. kerja aja belum benar udah ngomongin melayani Tuhan..” Lewat ilustrasi diatas kita diajak untuk mempersiapkan diri dan berpasrtisipasi dalam pemilihan calon penatua GKIKota Wisata periode pelayanan tahun 2016–2019.Ada banyak orang yang berpikir demikian.Kita sering lihat, dan mungkin kita sendiri juga sama, bahwa ada banyak pendapat yang menyatakanrohani dan sekuler itu adalah dua hal yang berbeda. Rohani adalah ketika kita rajin ber-saatteduh, rajin ke Gereja, rajin membaca firman Tuhan, rajin berdoa.. sementara sekuler adalah saat kita bekerja, dalam pergaulan bersama temanteman, di kantor, di kampus, di sekolah, di mal dan lain-lain. Artinya seolah-olah kita punya “switch” yang bisa memprogram kita untuk “rohanimode on”, atau “sekuler mode on”. Ketika sedang dalam “mode sekuler”, kita memberi toleransi pada banyak hal yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Dan bertobatnya nanti ketika “switch” dipindahkan ke “mode rohani”.Padahal, segala tingkah laku dan perbuatan kita ada dalam pengamatabanyak orang disekitar kita.
Kisah Para Rasul 22:15 “Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar “ menyatakan dengan jelas bahwa kita sebagai anak-anak Allah haruslah mampu menjadi saksi terhadap apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar. Kita tidak dapat bersaksi terhadap apa yang tidak kita lihat dengan mata sendiri, atau kita dengar dengan telinga sendiri. Sebuah rangkaian hidup bersama Kristus akan menghasilkan banyak hal dimana kemuliaan Tuhan dinyatakan, dan bagi kita yang telah mengalami hal ini, kita diminta untuk bersaksi. Apa yang harus kita berikan sebagai kesaksian? Kitab 1 Yohanes berkata: “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia” (1 Yohanes 4:14). Kesaksian bukanlah semata-mata harus dinyatakan lewat kotbah, bersaksi di depan ratusan bahkan ribuan orang secara lisan, tapi kesaksian juga harus hadir lewat tindakan, ucapan dan perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari. “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16). Jangan sampai kita malah menjadi batu sandungan karena bersikap munafik di depan orang lain.
Kita harus senantiasa menjaga cara hidup kita agar terang Kristus bisa memancar lewat diri kita kepada banyak orang. Tuhan ingin bekerja lewat anak-anakNya. Adalah sebuah anugrah apabila Tuhan mau memakai kita untuk ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan. Maka dari itu janganlah bersikap apatis, hanya menonton dari kejauhan, tapi jadilah bagian dari pekerjaan Tuhan, jadilah pelaku firman, dan berikan contoh teladan yang baik seperti halnya Yesus mengasihi diri anda. Bersyukurlah pada Tuhan karena kita telah menerima Kristus, dan karenanya kita menjadi orang yang sudah diselamatkan, telah dilepaskan dari dosa dan beroleh pengampunan. Ketika dulu beratnya dosa memberati pundak kita, kini beban dosa itu telah dilepaskan.
Damai sejahtera kini ada dalam diri kita, dan seharusnya kita pun rindu agar saudara-saudara kita yang lain pun memperoleh kesempatan yang sama. Untuk itulah kita harus bersikap pro-aktif, lewat hidup yang penuh dengan kesaksian, baik lewat ucapan, pikiran maupun perbuatan. Berikan contoh yang baik, nyatakan bahwa ada jaminan keselamatan yang pasti dalam Yesus, dan berikan kesaksian sesuai dengan segala kebaikan Kristus yang anda alami sendiri dalam hidup anda. Berkaryalah, dan nyatakan sebuah hidup yang berbeda dengan pola hidup duniawi karena ada Kristus yang diam di dalam diri anda. Jadilah bagian dari Kerajaan Surga. Mintalah agar Tuhan bekerja lewat diri kita, sehingga melalui kita, kasihNya bisa membuat perubahan baik dalam keluarga, lingkungan sekitar bahkan dunia. Jangan puas hanya sebagai penonton,tapi jadilah pelaku.(DDT)