Apakah masalah tidak ada dengan berdoa?

 

 

 

Apakah Masalah Tidak Ada Dengan Berdoa?

Dua minggu yang lalu dalam keadaan hujan lebat, kami mengalami kecelakaan di jalan tol ketika pulang dari Bandung menuju Kotawisata. Mobil kami, yang dikemudikan istri, menabrak mobil di depan kami.Istri sayapun sebenarnya sudah menginjak rem tetapi kurang tepat waktu sehingga terjadilah tabrakan itu. Bagian depan mobil kami rusak berat sementara bagian belakang mobil yang kami tabrak nyaris tidak terlihat kerusakannya. Istri saya segera turun dari mobil dan meminta maaf, di tengah cuaca hujan deras sekali. Pemilik mobil yang kami tabrak adalah sepasang suami istri paruh baya. Kamipun mengajak untuk bertemu kembali di rest stop terdekat, tetapi kondisi tidak memungkinkan akhirnya kami menepi di pinggir jalan tol untuk membicarakan situasinya. Pada mulanya pasangan suami istri itu terlihat gusar, namun ketika saya masuk ke dalam mobil mereka untuk berbicara, mereka tampak mulai tenang dan bersikap lebih ramah. Waktu itu saya belum tahu, di saat yang sama di dalam mobil kami, istri saya walaupun masih shock, ternyata komat-kamit berdoa, berseru pada Tuhan meminta belas kasihanNya. Jawaban Tuhan datang dengan segera. Pasangan suami istri itu ternyata sama-sama anak Tuhan dan jemaat GKI di Bandung. Sementara kedua anak kami yang sedang tidur pun tetap pulas sehingga tidak rewel.Kami pun bertukar nomor ponsel, Bapak dan ibu itu melanjutkan perjalanan mereka, sementara mobil kami akhirnya mogok total dan menanti datangnya mobil derek.

Mengenai kejadian ini, kami merenungkan banyak hal yang ingin kami bagikan di sini. Kami mendapat pertanyaan sederhana dari anak pertama kami, “Mami,kitakan sudah berdoa, mengapa masih tabrakan? Kan harusnya sampai dengan selamat?”.Pertanyaan ini cukup mengelitik. Kami pun menjelaskan, kita tetap sampai dengan selamat, tapi bukan berarti tidak terjadi masalah. Kecelakaan ini merupakan bagian dari masalah yang harus kita hadapi dan kita harus percaya Tuhan pasti sediakan jalan keluarnya.

Ketika kecelakaan itu terjadi, kami seperti dikuatkan dan tidak mengalami kepanikan (Amsal 14: 26 – 27 “Dalam takut akanTuhan ada ketentraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya. Takut akan Tuhan adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.”), sehingga masalah yang terjadi hanya antara 2 mobil yang tabrakan. Pada saat itu, kami tidak saling menyalahkan sehingga masalah emosi tidak terjadi, baik di antara saya dan istri maupun kami dan mobil yang kami tabrak. (Amsal 14 : 29 “Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohannya.”) Kami langsung menyatakan bersalah dan tidak menyalahkan kendaraan kami yang tergelincir, sehingga pengemudi depan jadi tidak merespon dengan marah yang berkelanjutan. Di dalam perjalanan menuju rest stop, kami sempat memikirkan apa yang harus kami katakana dan saya percaya mereka juga memikirkan apa yang akan di katakana kepada kami. Di dalam waktu yang singkat, kami membiarkan hati dan pikiran kami tenang, sehingga apa yang kami sampaikan adalah hal yang menenangkan sehingga tidak terjadi konflik yang berkelanjutan.

Anak – anak kami pun cukup tidur sehingga tidak rewel dan ini membuat situasi tidak menjadi lebih buruk, karena kami harus menunggu di mobil dalam keadaan mesin mati dan di luar hujan lebat saat menunggu mobil derek. Kemudian mobil kami pun di derek di pintu tol terdekat di pintu tol Dawuan,kedua anak kami merasa senang mengalami mobilnya diderek bahkan istri saya pun cukup senang karena merupakan pengalaman pertama buat dia. Lalu kami pun menikmati menunggu di sana selama lebih dari 3 jam sampai mobil pengganti kami datang. Bahkan kami seperti piknik, karena ‘kebetulan’ kami punya makanan dan main kartu karena ‘kebetulan’ ada kartu remi di dalam mobil.Sementara itu istri saya yakin itu semua bukan suatu ‘kebetulan’ melainkan bagian dari rencana Tuhan bagi keluarga kami. Kami belajar menikmati dalam kondisi yang buruk. (Amsal 15:15 “Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.”)

Seminggu setelah peristiwa tabrakan itu, saya bertemu kembali dengan pemilik mobil yang kami tabrak untuk memberikan kejelasan mengenai ganti rugi.Sebelumnya pun saya sudah berunding dengan istri, bagaimana jika begini bagaimana jika begitu, bagaimana jika mereka minta ganti rugi yang besar, dan sebagainya. Namun disini saya percaya bahwa saya sebenarnya sedang dilatih Tuhan apakah saya mengandalkan Dia atau kekuatan saya sendiri. Lalu yang terjadi di luar dugaan kami, bahwa mereka membatalkan tuntutannya semula yang meminta disediakan mobil pengganti sementara mobil mereka sedang diperbaiki.Mereka hanya minta biaya pengganti asuransi untuk resiko sendiri. (Roma 5:3 – 5 “ Dan bukan hanya itu saja, kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan ke pada kita.”)

Hidup sebagai anak-anak Tuhan, ketika mengalami suatu masalah pasti Tuhan mempunyai suatu maksud bagi hidup kita. Dia mau mendidik kita supaya selalu bersandar padaNya. Kita harus menghadapi masalah dengan hati yang tenang, karena kita percaya di dalam Tuhan kita diberikan perlindungan dan ketentraman dan menjauhkan kita dari jerat maut. Hadapi segala sesuatu dengan hati yang gembira, penuh ucapan syukur. Tidak perlu membuat segala sesuatu menjadi lebih buruk dengan berkeluh kesah yang terus menerus.Kecilkan masalah besar, hilangkan masalah kecil. Hadapi masalah dengan tekun dan gunakan akal budi pemberian Allah. Dengan demikian,ketika menghadapi suatu masalah, kita menyatakan kemuliaan dan kebesaran Tuhan melalui sikap dan cara kita menyelesaikan masalah tersebut. Amin. (DSU)

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU ADVEN (UNGU)

MENANTI DALAM PENGHARAPAN DAN PENYERAHAN DIRI

Yesaya 64:1-9; Mazmur 80:2-8, 18-20; I Korintus 1:3-9; Markus 13:24-37

Kebaktian 3 Desember 2023, Pdt. Grace Bustami (TPG GKI Cipinang Indah)

Tidak terasa, kita kembali merayakan Adven yang adalah awalTahun Liturgi atau Kalender Gerejawi. Rasid Rachman menjelaskan bahwa Kalender Gerejawi adalah penanggalan yang dibuat oleh gereja untuk mengenang peristiwa yang Kristus lakukan
sebagaimana tertulis di dalam Alkitab Hari ini kita merayakan Adven. Seperti yang telah kita ketahui bersama Adven berasal dari kata Latin: adventus, yang berarti kedatangan. Di dalam Adven kita diminta untuk mempersiapkan kedatangan Kristus yang sudah, sedang dan akan datang. Kristus sudah datang ribuan tahun yang lalu dalam wujud seorang bayi, saat ini Kristus sedang bersama kita dalam seluruh aspek hidup kita, dan pada akhir zaman nanti Kristus akan datang dengan kemuliaan-Nya untuk menjadi Hakim yang Agung.

Secara umum dalam keempat minggu Adven yang ada kita diajak untuk mempersiapkan kedatangan Kristus melalui sikap hati yang penuh dengan pertobatan. Oleh karena itu warna liturgis yang digunakan pada minggu ini adalah ungu, warna yang melambangkan pertobatan. Dalam Adven pertama yang kita rayakan pada minggu ini, kita diajak untuk menghayati kembali tentang kedatangan Kristus di akhir zaman nanti. Kedatangan Kristus di akhir zaman seringkali digambarkan dengan hal-hal yang mengerikan. Seolah-olah dunia ini akan hancur lebur sebelum Kristus datang. Maka tidak heran jika ada banyak orang yang takut dalam menghadapi akhir zaman. Ada orang-orang yang membangun bunker yang begitu kokoh, dirancang agar manusia yang hidup di dalamnya dapat bertahan hidup bertahun-tahun jika akhir itu betul-betul terjadi. Ada juga yang mencoba meramal kapan akhir zaman terjadi atau apa yang mengakibatkan akhir zaman itu terjadi. Hollywoodpun sudah banyak yang menghasilkan film-film yang bertema akhir zaman, seperti: “2012”, ” Armageddon”, “Left Behind”, dan masih banyak film-film lainnya yang ber-genre sama. Dalam kekristenan, akhir zaman pun sangat ramai diperbincangkan, mulai dari seminar-seminar sampai pada nubuatan-nubuatan tentang kapan dan bagaimana tejadinya akhir zaman. Lalu bagaimana seharusnya sikap iman kita ketika menanti kedatangan Kristus di akhirz zaman nanti? Takut, khawatir, cemas ataukah justru penuh pengharapan seperti tema besar pada adven pertama ini. Pengharapan seperti apa yang seharusnya kita hayati dalam menantikan kedatangan Kristus pada akhir zaman?

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda setiap minggu ketiga Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

161606
Users Today : 258
Users Yesterday : 339
This Month : 10240
This Year : 78977
Total Users : 161606
Who's Online : 3