Banjir, Valentine, dan Imlek

Banjir, Valentine, dan Imlek

Akhir-akhir ini perhatian kita di Indonesia banyak tersita untuk ketiga hal di atas, banyak waktu dan upaya kita alokasikan untuk menyambut event-event tersebut. Namun apakah kita menyadari, tanggal 18 Februari 2015 ini kita juga menyambut event Awal Masa Raya Paska yang dimulai dengan hari Rabu Abu. Bagi umat Katolik, tradisi merayakan Rabu Abu sudah dilakukan sejak dahulu, namun bagi kita jemaat GKI, baru satu dekade terakhir.

Banyak umat yang bertanya, apa makna dan latar belakang Rabu Abu, mungkin beberapa di antara kita sudah pernah membaca bahkan memahami dengan baik makna Rabu Abu, namun rasanya tidak ada salahnya jika kita membahasnya kembali untuk membantu bagi yang belum mengerti, sehingga dapat menjalani ibadah Rabu Abu dengan lebih baik.

Makna teologis dari Rabu Abu adalah penyesalan dan pertobatan, yang diungkapkan dengan memberikan tanda dengan abu dari hasil pembakaran daun palem. Sikap Penyesalan dan pertobatan umat didasarkan kepada kesadaran akan kefanaannya sebagai makhluk. Itu sebabnya pada hari Rabu Abu, gereja menggunakan abu untuk menyatakan hakikat manusia yang berasal dari debu, fana dan lemah (Mazmur 103:14, Kejadian 2:7). Sehingga jelaslah bahwa Rabu Abu dan Pra-Paska merupakan masa di mana gereja menyadari keberdosaan dan kefanaan diri serta kebergantungannya pada rahmat Tuhan.

Penggunaan abu dalam liturgi berasal dari jaman Perjanjian Lama. Abu melambangkan perkabungan, ketidakabadian, dan sesal/tobat. Ketika seseorang menyesal akan perbuatan yang dilakukannya, mereka menaburkan abu di kepalanya. Seperti yang dilakukan Yosua beserta tua-tua bangsa Israel dalam Yosua 7:6 “Yosuapun mengoyakkan jubahnya dan sujudlah ia dengan mukanya sampai ke tanah di depan tabut TUHAN hingga petang, bersama dengan para tua-tua orang Israel, sambil menaburkan debu di atas kepalanya”.

Namun yang lebih penting dari perayaan simbolik penggunaan Abu di kening kita adalah dimulainya masa puasa selama 40 hari dengan tidak menghitung hari Minggu (karena umat Tuhan tidak pernah berpuasa di hari Minggu) sampai Hari Paska. Sering kali makna puasa hanya dihayati sebagai bentuk kesalehan pribadi. Padahal Tuhan menghendaki agar kita selaku pribadi dan selaku persekutuan umat konsisten dalam memberlakukan kekudusan hidup. Itulah sebabnya sejak dahulu, selama masa Pra Paska, gereja-gereja Tuhan senantiasa memotivasi dan memberlakukan puasa kepada seluruh anggota jemaat agar mereka, selaku persekutuan yang telah ditebus oleh Kristus, sungguh-sungguh mau setia untuk memelihara hidup kudus dengan sikap bertobat. Kita sungguh-sungguh berdamai dengan Allah yang akan memampukan kita untuk berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan sesama.

Bentuk puasa yang diusulkan adalah sikap menyangkal diri terhadap hal-hal yang begitu digemari oleh umat. Sehingga umat mulai Rabu Abu sampai menjelang Paska dapat menghindari hal-hal yang selama ini mengikat atau menjadi ketergantungan, misalnya terhadap kebiasaan merokok, minum anggur, makan makanan lezat, sikap yang konsumtif. Juga umat belajar menyangkal diri secara intensif terhadap kebiasaan buruk seperti marah, iri hati, sombong, tamak, malas, nafsu syahwat, dan pelahap. Semua tindakan puasa tersebut diharapkan menghasilkan sikap pembaruan hidup. Karena ciri utama dari pengikut Tuhan Yesus adalah sikap pertobatan yang dinyatakan dalam pembaruan hidup. Hal tersebut kita sebut Aksi Penyangkalan Diri sehingga diharapkan umat Tuhan dapat melatih dan membiasakan diri masing-masing untuk melakukan hal yang baik dan berguna bagi kehidupan kita saat ini dan yang akan datang.

Karena itu saudara-saudara yang terkasih, baiklah kita memberikan waktu dan upaya kita tidak hanya untuk Banjir, Valentine dan Imlek saja, namun juga memberikan yang terbaik dalam penyesalan dan pertobatan kita dengan melatih kebiasaan-kebiasaan dalam hidup kita sehingga dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Kepada Panitia Paska, selamat menjalankan tugas pelayanannya, semoga Tuhan membimbing semua yang terlibat sehingga umat dapat mengalami makna Masa Raya Paska sesuai dengan kehendakNya.  Soli deo Gloria (DHA)

Bahan penulisan diambil dari:
Davidroestandi.blogspot.com
Gkiperniagaan.org
Gkipi.org

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU ADVEN (UNGU)

NANTIKANLAH DIA DENGAN BERTOBAT

Yesaya 40:1-11; Mazmur 85:2-3,9-14; 2 Petrus 3:8-15; Markus 1:1-8

Kebaktian 10 Desember 2023, Pdt. Febe Oriana Hermanto (GKI GUNUNG SAHARI)

Pernahkah Saudara merasakan jatuh cinta? Apa yang Saudara lakukan ketika jatuh cinta? Pasti banyak sekali. Bahkan mungkin kita melakukan hal-hal yang tidak masuk di akal, ketika mengungkapkan rasa cinta kita kepada orang yang dicintai. Kita tahu bahwa Allah sedemikian rupa mencintai kita. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah mengutus para utusan-Nya untuk mengingatkan dan menyelamatkan manusia. Sampai pada akhirnya puncak karya keselamatan itu terjadi ketika Allah mengutus Putra-Nya sendiri untuk menyelamatkan kita. la mencari karena mengasihi kita, bahkan ketika kita masih dalam keadaan berdosa.

Bacaan leksionari pada hari Minggu ini, terlihat dengan begitu gamblangnya bahwa Allah begitu mengasihi kita dan setia pada janji-Nya. Ketika umat pilihan-Nya berpaling dari Allah dan meninggalkanNya, Allah tidak melupakan mereka begitu saja. Melalui utusan-Nya Allah menyampaikan pesan bahwa Ia ingin menghibur dan bahkan berjanji untuk menyelamatkan umat-Nya.

Ratusan tahun kemudian, ketika manusia mungkin sudah melupakannya, janji Allah tergenapi. Setelah sekian lama umat pilihan Allah tidak lagi mendengar suara-Nya yang diperdengarkan melalui para utusan-Nya, suara Allah kembali diperdengarkan dengan lantang di tengah padang gurun. Pesannya pun singkat dan padat: Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.” Pesan pertobatan yang diserukan oleh Allah melalui hamba-Nya Yohanes Pembaptis itu, bukanlah sebuah pesan ancaman, melainkan pesan cinta. Allah tidak ingin manusia binasa dalam keberdosaannya, melainkan memperoleh keselamatan di dalam Yesus Kristus, Putra-Nya.

Oleh sebab itu minggu Adven yang kedua ini umat diajak kembali untuk menghayati kesetiaan Kristus yang menjadi jalan pendamaian bagi manusia dan Allah. Sekali lagi, hal ini disebabkan karena cinta Allah kepada manusia. Yohanes Pembaptis yang menjadi tokoh dalam minggu ini, bukan saja tampil sebagai penggenap nubuatan dari nabi Yesaya, namun juga tampil sebagai penyampai pesan cinta dan kesetiaan dari Allah. Yohanes Pembaptis yang mengerti betapa Allah mengasihi dunia ini, meresponss kasih Allah itu dengan memberikan seluruh kehidupannya. Hal itu ia tampakkan melalui sikap dan gaya hidupnya.

Dalam Penghayatan akan kesetiaan dan cinta Allah inilah, maka sudah layak dan sepantasnya apabila kita juga tetap setia dan mencintaiNyadalam menantikan kedatanganNya kembali.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda setiap minggu ketiga Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

164607
Users Today : 341
Users Yesterday : 345
This Month : 2533
This Year : 81978
Total Users : 164607
Who's Online : 4