Belajar Peduli dan Adil Sepeti Yesus
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. (1 Yohanes 2:1-6)
Sebagai seorang Kristen kita wajib hidup sama seperti Kristus. Semasa hidupnya Yesus selalu taat pada perintah Bapa dan Yesus mengajarkan kasih kepada sesama.
Kita selalu peka akan dosa karena tindakan, kita berusaha menghindari tindakan yang dilarang oleh Tuhan, jangan mencuri, jangan membunuh, jangan berjinah dan lain-lain. Tapi kita sering mengabaikan perintah-perintah positif yang Tuhan berikan untuk kita, seperti biarlah engkau saling mengasihi, berikanlah tumpangan bagi orang lain, bantulah orang yang mengalami kesulitan, layani satu dengan yang lain, ampuni musuhmu, berikanlah pakaian, beritakan injil. Kita pikir ini adalah opsional dan kita lakukan kalau kita ada waktu, kalau kita ada uang. Tetapi itu adalah perintah Yesus, yang sebagai pengikutnya kita harus lakukan dengan mengorbankan waktu dan materi seperti yang Tuhan Yesus lakukan.
Dalam Titus 2:12-14 dinyatakan: Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Gereja selalu mengingatkan kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dengan rajin, memiliki karakter untuk rajin berbuat baik secara aktif, inisiatif dan positif. Gereja bukan hanya mengajarkan umatnya untuk tidak berbuat dosa tetapi juga mendorong untuk berbuat baik.
Jadikanlah pengalaman dikasihi Allah menjadi semangat yang mendorong kita untuk mengasihi, peduli dan adil pada sesama.
1 Yohanes 4:19-21, Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: ”Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya”.
Manusia yang sudah dikasihi Allah pastilah punya benih untuk mengasihi sesama. Pertama tama Tuhan yang lebih dulu mengasihi manusia, dan manusia yang mengalami kasih Allah perlahan-lahan akan bertumbuh untuk mengasihi Allah, dan ketika kita belajar untuk mengasihi Allah akan membentuk kita untuk mengasihi sesama. Tiga hal ini tidak terpisahkan.
Banyak dari kita yang mendukakan hati Allah. Kita menerima dan mengenal Yesus tapi kita menganggap hal itu adalah hal yang sepele, di jiwa kita tetap merasa Tuhan tidak terlalu mencintai saya. Karena tetap cacat, saya tetap miskin, saya tetap punya masalah, kita membandingkan berkat-berkat fisik tetapi tidak mensyukuri berkat-berkat rohani yang sebenarnya tidak terbandingkan. Berkali-kali Allah menyatakan dalam Alkitab, kalau kita bisa mengenal dan menerima Kristus, itu artinya perkenanan Allah ada pada kita dan kasihNya akan selalu menyertai kita.
Dinyatakan oleh Rasul Paulus Dalam Roma 8:38-39: Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Jangan pernah sekalipun dalam hidup kita merasa tidak cukup puas dengan keadaan kita. Ketika kita mengenal Kristus itu adalah segala-galanya dalam hidup kita. Marilah kita bersyukur kepada Allah bahwa dalam hidup yang hina dan sia-sia ini kita boleh menerima kemuliaan dan hidup yang kekal dengan menerima Yesus Kristus. Di dalam Dia kita akan mempunyai hubungan yang intim dan indah dengan Tuhan pencipta kita. Kasih-Nya yang memampukan kita untuk mengasihi, peduli dan adil pada sesama.
”Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Mat. pasal 7:12). NAP