Berdamai dengan Hati

Bapak Ibu dan Saudara/i yang dikasihi Tuhan, secara hati nurani, kita sebagai umat Tuhan tentunya tidak ingin melakukan suatu pertengkaran. Namun tidak dapat kita pungkiri, kita pasti pernah terlibat dalam sebuah pertengkaran. Tidak jarang kita melihat terjadinya pertengkaran di sekitar kita, di jalanan, di kantor, di rumah kita, bahkan mungkin kita pernah mendengar adanya pertengkaran di tengah gereja.

Pertengkaran yang terjadi mungkin dipicu oleh hal yang sepele. Kita mungkin pernah bertengkar dengan pengendara mobil lain ketika kita harus berebut jalur exit tol Cibubur yang macet. Kita sangat terburu-buru untuk pulang dan tiba di rumah untuk persiapan mengikuti ibadah misalnya, namun seketika ada mobil dari sebelah yang menerobos antrian. Kita akan sangat marah sekali karena kita merasa hak kita diambil. Kita marah karena kita terburu-buru untuk menghadiri Ibadah Kombas. Ironis bukan? Saat kita ingin pulang untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan, saat itu pula emosi kita tersulut karena hal yang kecil.

Kadang kala, kita juga bertengkar dengan suami/istri atau anak anak kita hanya karena hal sepele juga. Perbedaan pilihan antara anak-anak kita atas tempat dan menu makan malam keluarga menjadi pertengkaran ketika kita menuju Fresh Market Kota Wisata untuk menikmati akhir pekan misalnya. Tujuan kita untuk memperoleh kebahagiaan bersama keluarga, namun sirna karena perbedaan pilihan tempat dan menu. Hal sepele yang membuat kita bertengkar.

Pertengkaran yang sepele tersebut saja sudah akan sangat merusak suasana kedamaian yang kita harapkan. Bagaimana jika pertengkaran yang terjadi adalah pertengkaran besar karena hal yang serius. Perebutan harta warisan misalnya, perebutan Jabatan, persaingan bisnis, persaingan politik. Tentunya pertengkaran yang serius ini akan berdampak besar bagi pihak yang bertikai. Tidak hanya buat mereka, namun bisa saja akan berpengaruh buat banyak orang di sekitarnya.

Apa yang terjadi apabila dinding sebuah bendungan retak? Air akan mulai menerobos dari celah-celah dinding yang retak. Air akan terus mendorong dinding bendungan yang sudah semakin rapuh, dan pada akhirnya pecah dan bencanapun terjadi.

Amsal 17:14 “Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai.” Pertengkaran sering sekali dimulai dari perselisihan yang teramat sepele dan kecil bagaikan retakan dinding yang membuka jalan air. Namun ketika kita membiarkannya terus berlangsung dan membesar, maka akhirnya kita tidak mampu lagi mengendalikan dan menyelesaikan pertengkaran itu.

Di dalam Yakobus 4:1-2 tertulis: “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa- apa, karena kamu tidak berdoa”.

Lalu, apa yang harus kita lakukan ketika benih-benih pertengkaran muncul?

Rasul Paulus di dalam Efesus 4:26 mengatakan : “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu”.

Semoga dengan Pertolongan Tuhan kita dapat mengelola hati kita untuk secepatnya memadamkan amarah kita. Berdoalah, semoga benih-benih pertengkaran yang muncul lekas sirna dan tidak bertumbuh. Semoga kita senantiasa dapat cepat memaafkan dan memupuk kedamaian dengan semua orang. Mari berdamai dengan hati kita, dengan keluarga dan saudara kita, dengan tetangga, dengan sesama di mana saja kita berada. Salam damai. (SSI)

KEBAKTIAN MINGGU ADVEN (UNGU)

NANTIKANLAH DIA DENGAN BERTOBAT

Yesaya 40:1-11; Mazmur 85:2-3,9-14; 2 Petrus 3:8-15; Markus 1:1-8

Kebaktian 10 Desember 2023, Pdt. Febe Oriana Hermanto (GKI GUNUNG SAHARI)

Pernahkah Saudara merasakan jatuh cinta? Apa yang Saudara lakukan ketika jatuh cinta? Pasti banyak sekali. Bahkan mungkin kita melakukan hal-hal yang tidak masuk di akal, ketika mengungkapkan rasa cinta kita kepada orang yang dicintai. Kita tahu bahwa Allah sedemikian rupa mencintai kita. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah mengutus para utusan-Nya untuk mengingatkan dan menyelamatkan manusia. Sampai pada akhirnya puncak karya keselamatan itu terjadi ketika Allah mengutus Putra-Nya sendiri untuk menyelamatkan kita. la mencari karena mengasihi kita, bahkan ketika kita masih dalam keadaan berdosa.

Bacaan leksionari pada hari Minggu ini, terlihat dengan begitu gamblangnya bahwa Allah begitu mengasihi kita dan setia pada janji-Nya. Ketika umat pilihan-Nya berpaling dari Allah dan meninggalkanNya, Allah tidak melupakan mereka begitu saja. Melalui utusan-Nya Allah menyampaikan pesan bahwa Ia ingin menghibur dan bahkan berjanji untuk menyelamatkan umat-Nya.

Ratusan tahun kemudian, ketika manusia mungkin sudah melupakannya, janji Allah tergenapi. Setelah sekian lama umat pilihan Allah tidak lagi mendengar suara-Nya yang diperdengarkan melalui para utusan-Nya, suara Allah kembali diperdengarkan dengan lantang di tengah padang gurun. Pesannya pun singkat dan padat: Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.” Pesan pertobatan yang diserukan oleh Allah melalui hamba-Nya Yohanes Pembaptis itu, bukanlah sebuah pesan ancaman, melainkan pesan cinta. Allah tidak ingin manusia binasa dalam keberdosaannya, melainkan memperoleh keselamatan di dalam Yesus Kristus, Putra-Nya.

Oleh sebab itu minggu Adven yang kedua ini umat diajak kembali untuk menghayati kesetiaan Kristus yang menjadi jalan pendamaian bagi manusia dan Allah. Sekali lagi, hal ini disebabkan karena cinta Allah kepada manusia. Yohanes Pembaptis yang menjadi tokoh dalam minggu ini, bukan saja tampil sebagai penggenap nubuatan dari nabi Yesaya, namun juga tampil sebagai penyampai pesan cinta dan kesetiaan dari Allah. Yohanes Pembaptis yang mengerti betapa Allah mengasihi dunia ini, meresponss kasih Allah itu dengan memberikan seluruh kehidupannya. Hal itu ia tampakkan melalui sikap dan gaya hidupnya.

Dalam Penghayatan akan kesetiaan dan cinta Allah inilah, maka sudah layak dan sepantasnya apabila kita juga tetap setia dan mencintaiNyadalam menantikan kedatanganNya kembali.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda setiap minggu ketiga Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

164623
Users Today : 357
Users Yesterday : 345
This Month : 2549
This Year : 81994
Total Users : 164623
Who's Online : 2