Bersaksi dalam Kehidupan Sehari-hari

Pada hari ini, 19 Mei 2024, kita sebagai umat Kristiani merayakan Hari Raya Pentakosta, yaitu hari turunnya Roh Kudus. Roh Kudus Allah yang telah ada sejak dunia dijadikan, dicatat dalam kitab Kejadian 1:1-2, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong. Gelap gulita meliputi samudera semesta, danRoh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Alkitab telah menunjukkan kehadirandan kemahakuasaan-Nya sepanjang sejarah. Dalam Yohanes 4:24 tertulis, “Allah itu Roh dan siapa saja yang menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.

Ketika Roh Kudus turun atas para rasul seperti yang diceritakan dalam Kisah ParaRasul 2, mereka menerima kuasa dan menjadi saksi Tuhan dengan penuh keberanian, mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Kuasa yang mereka terima bukanlah kuasa sembarangan. Kuasa Roh Allah yang menyertai para rasul seperti Petrus dapat membuat orang lumpuh berjalan, orang sakit disembuhkan, dan memberi mereka keberanian untuk bersaksi memberitakan Injil.

Setelah murid-murid Yesus menerima Roh Kudus, mereka menjadi bait Allah(1Kor. 3:16; 1Kor. 6:19-20) dan perwujudan fisik Yesus di bumi. Para penulis Perjanjian Baru menunjukkan bahwa para pengikut Yesus memikul tanggung jawab untuk hidup sebagai imam kerajaan menuju kekekalan, mendapatkan kembali panggilan yang hilang yang diberikan Tuhan kepada umat manusia untuk mewakili Dia dan memerintah dunia atas nama-Nya.

Alkitab pun memberi tahu kita sebuah kebenaran yang menakjubkan bahwa orang Kristen yang memiliki Roh Kudus yang berdiam di dalamnya adalah bait suci itu sendiri. Ketika Yesus datang, Ia menghilangkan kebutuhan akan bait suci fisik dan menjadikan orang Kristen sebagai bait suci Allah dan rumah bagi Roh Kudus-Nya. Kita telah disucikan oleh darah-Nya dan dilayakkan untuk memiliki Roh Allah dalam hidup kita. Kita telah menjadi tempat pertemuan antara surga dan bumi untuk membawa orang lain berkomunikasi dengan Tuhan.

Sebagai orang Kristen yang hidup di masa kini, kita perlu merenungkan bagaimana kita bisa menghidupi peran sebagai bait suci Allah dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kita juga dipenuhi oleh Roh Allah? Apakah kita masih berani memberikan kesaksian dan memberitakan Injil kepada orang-orang di sekitar kita? Atau bahkan di persekutuan atau dalam kegiatan gereja sekalipun, kita masih malu-malu memberikan kesaksian kita. Apakah kita hanya menjadi anggota yang pasif? Atau apakah kita tidak bisa menjawab ketika ada orang yang mempertanyakan iman kita? Maka, kita perlu meminta pimpinan Roh Kudus untuk memimpin kita dalam berkata-kata dan bersaksi.

Contoh konkret dari kesaksian ini bisa terlihat dalam berbagai situasi sehari-hari. Bersyukurlah jika kamu memakai baju yang bertuliskan: “LAHIR, MATI, BANGKIT,” lalu ada temanmu yang bertanya apa arti tulisan pada baju yang kamu pakai. Bersyukurlah jika ada temanmu yang bertanya mengenai pandanganmu terhadap film “Da Vinci Code” yang pernah kontroversial beberapa tahun yang lalu. Bersyukurlah ketika ada orang yang bertanya kepadamu mengenai Allah orang Kristen yang tampaknya ada tiga. Setiap pertanyaan tersebut adalah kesempatan untuk bersaksi. Mintalah Allah Roh Kudus untuk memimpinmu berkata-kata dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan hikmat dan keberanian.

Sebagai orang Kristen, kita juga dipanggil untuk memperlihatkan buah Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari. Galatia 5:22-23 mengajarkan tentang buah Roh: “Namun, buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.” Ketika kita hidup dalam kuasa Roh Kudus, kita akan mengalami transformasi karakter yang mencerminkan sifat-sifat ini.

Kita dapat menunjukkan kasih dengan mengasihi sesama tanpa pamrih, memberikan dukungan kepada yang membutuhkan, dan memaafkan orang yang telah menyakiti kita. Sukacita kita dapat berbagi dengan orang lain, menghargai keindahan ciptaan Tuhan, dan bersyukur dalam segala situasi. Damai sejahtera yang kita miliki melalui Roh Kudus memungkinkan kita untuk hidup dalam ketenangan dan mengatasi kecemasan.

Kesabaran dan kemurahan kita akan tercermin dalam bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Kita dapat memberikan kebaikan dan menunjukkan kesetiaan kepada teman, keluarga, dan rekan kerja. Kelemahlembutan dan penguasaan diri membantu kita menghadapi tantangan dengan bijaksana dan mengendalikan emosi kita.

Sebagai orang Kristen yang dipenuhi oleh Roh Kudus, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi terang dan garam di dunia ini (Mat. 5:13-16). Setiap tindakan, kata, dan sikap kita adalah kesempatan untuk memperlihatkan kasih Kristus kepada orang lain. Mari bersama-sama meminta pimpinan Roh Kudus agar kita dapat hidup sebagai saksi yang berani dan memuliakan Tuhan dalam segala hal. (YSE)

KEBAKTIAN MINGGU (HIJAU)

Yesus Berani Menghadapi Pencobaan

Ulangan 26:1-11,; Mazmur 91:1-2,9-16; Roma 10:8b-13; Lukas 4:1-13

Kebaktian 9 Maret 2025 oleh Ev. Epafroditus Cahya Tantama

Pendahuluan

Setiap orang percaya pasti mengalami pencobaan dalam hidupnya. Pencobaan dapat datang dalam berbagai bentuk: godaan untuk mencari jalan pintas, untuk mengutamakan kenyamanan diri, atau untuk meragukan pemeliharaan Tuhan. Namun, dalam menghadapi pencobaan, kita memiliki teladan utama, yaitu Yesus Kristus, yang dengan berani menolak godaan Iblis di padang gurun.


Yesus Menghadapi Pencobaan dengan Keberanian

Dalam Lukas 4:1-13, Yesus dicobai Iblis dengan tiga godaan utama:

  1. Mengubah batu menjadi roti – Iblis mencoba menggoda Yesus dengan kebutuhan jasmani-Nya. Namun, Yesus menjawab dengan firman Tuhan, “Manusia hidup bukan dari roti saja.” (Luk. 4:4; bandingkan Ulangan 8:3). Yesus menunjukkan bahwa ketergantungan kepada Allah lebih penting daripada kebutuhan fisik.

  2. Menerima kemuliaan dunia dengan menyembah Iblis – Iblis menawarkan kekuasaan dan kemuliaan dunia jika Yesus mau menyembahnya. Namun, Yesus menolak dengan tegas, “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Luk. 4:8; bandingkan Ulangan 6:13). Yesus menegaskan bahwa ibadah sejati hanya untuk Allah, bukan kepada dunia atau kekuasaan.

  3. Melompat dari bubungan Bait Allah – Iblis menggunakan Mazmur 91 untuk menggoda Yesus agar membuktikan kuasa-Nya secara spektakuler. Namun, Yesus menegaskan bahwa kita tidak boleh mencobai Tuhan (Luk. 4:12; bandingkan Ulangan 6:16).

Ketiga pencobaan ini menunjukkan bagaimana Yesus tetap teguh dalam ketaatan-Nya kepada Allah dan tidak tergoda oleh tipu daya Iblis.


Kekuatan dalam Firman dan Iman

Dalam Roma 10:8b-13, Rasul Paulus menegaskan bahwa iman kepada Kristus adalah jalan keselamatan. Kita dipanggil untuk percaya kepada-Nya dengan hati dan mengakui Dia dengan mulut. Dengan berpegang pada firman Tuhan, kita memiliki kekuatan untuk menghadapi pencobaan seperti yang Yesus lakukan.

Mazmur 91:1-2, 9-16 mengingatkan bahwa orang yang berlindung pada Tuhan akan mendapatkan perlindungan-Nya. Kita tidak boleh menggunakan ayat ini untuk mencobai Tuhan, seperti yang Iblis lakukan kepada Yesus, tetapi untuk mempercayai bahwa Tuhan menopang kita dalam pencobaan hidup.

Ulangan 26:1-11 menunjukkan pentingnya bersyukur dan mengingat kebaikan Tuhan. Orang Israel diajarkan untuk mempersembahkan hasil pertama dari tanah mereka sebagai pengakuan bahwa Tuhanlah yang memelihara mereka. Ketika kita mengingat kasih dan pemeliharaan Tuhan, kita akan lebih kuat menghadapi pencobaan yang mencoba menggoyahkan iman kita.


Bagaimana Kita Menghadapi Pencobaan?

  1. Berpegang pada Firman Tuhan – Yesus mengutip Kitab Suci dalam setiap pencobaan. Kita harus membekali diri dengan firman Tuhan agar tidak mudah tergoda oleh dunia.
  2. Mengutamakan Allah di atas segalanya – Jangan tergiur oleh kenyamanan duniawi atau jalan pintas yang tidak berkenan kepada Tuhan.
  3. Percaya akan pemeliharaan Tuhan – Tuhan selalu menyertai kita. Jangan mencobai Tuhan dengan menuntut mujizat, tetapi percayalah bahwa Dia memelihara kita dengan cara-Nya sendiri.
  4. Tetap berdoa dan berjaga-jaga – Yesus mengajarkan dalam Matius 26:41, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”

Kesimpulan

Yesus menunjukkan keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi pencobaan. Dia tidak tergoda untuk mencari kepuasan duniawi, mencari kuasa dengan cara yang salah, atau membuktikan kuasa-Nya secara sembrono. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya dengan berpegang pada firman Tuhan, mengandalkan iman kepada-Nya, dan percaya pada pemeliharaan-Nya.

Saat pencobaan datang, marilah kita mengingat firman Tuhan dan tetap setia kepada-Nya, karena dalam Kristus kita memiliki kemenangan.

“Sebab barangsiapa berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.” (Roma 10:13)

Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

560472
Users Today : 1217
Users Yesterday : 1330
This Month : 28061
This Year : 112622
Total Users : 560472
Who's Online : 4