Bertahan Hidup dan Berbuahlah

Pernahkah kita diperhadapkan pada pilihan sulit yang berkaitan dengan iman kita kepada Tuhan Yesus? Apakah kita bersedia untuk membayar harga atau menanggung risiko seberat apa pun demi mempertahankan iman kepada Tuhan? Bisa jadi bahwa karena iman kepada Tuhan Yesus, kita harus kehilangan pekerjaan, atau ditinggalkan teman-teman. Kita dibenci, diejek, dihina, dianiaya, bahkan diancam untuk dibunuh.

Kita manusia yang hidup di tengah zaman yang semakin tidak stabil, sering kali khawatir mengenai masa depan kita. Banyak yang berjuang keras demi menjadi seorang yang “unggul”, tidak terdampar, dan terjerat dengan kemiskinan. Semangat seperti ini timbul karena melihat banyaknya “penyakit” sosial yang tidak habis-habisnya. Terfokus kepada keinginan bebas dari kesulitan hidup, kita sering tanpa sadar dibawa kepada ambisi materialisme dan akhirnya berkehidupan yang bebas dari Allah. Di dalam kekerasan hati, kita ingin menentukan sendiri siapa diri kita, dan ke mana hidup ini akan diarahkan. Kita tidak ingin melibatkan Allah dalam hal ini. Paling jauh, kita hanya menjadikan-Nya seperti Sinterklas yang memberikan hadiah tanpa peduli apa yang menjadi kehendak-Nya bagi hidup kita. Kita tidak menjadikan Allah sebagai alpha dan omega point dari hidup kita.

Manusia cenderung mengandalkan rasionya sendiri, kita berjuang untuk menemukan identitas, menemukan jati diri dengan melakukan berbagai upaya melalui filsafat, sains dan teknologi, ilmu sosial, dan lain sebagainya. Sebanyak apa pun hal-hal yang kita lakukan menggunakan rasio secara mutlak tidak akan memuaskan diri kita. Kapasitas apa yang kita miliki sebagai manusia berdosa?

Rasio manusia sangat terbatas dan memiliki banyak kekurangan, kita perlu “tahu diri” dan mengingat diri kita sebagai ciptaan yang terbatas, berbeda dari Sang Pencipta yang tidak terbatas, apalagi setelah kejatuhan dalam dosa. Semakin kita berjuang untuk menemukan identitas diri yang mutlak menggunakan rasio, semakin kita akan kecewa dan pesimis akan kehidupan kita sendiri. Selain itu, manusia mengejar kebahagiaan dan kepuasan melalui kehidupan glamor, gaya hidup ‘high-end’ pamer barang mewah di sana-sini, kepuasan seksual, dan beragam hal yang dianggapnya mendatangkan kebahagiaan. Namun, di sisi lain kita harus terus mengingat bahwa hal-hal seperti rasio, uang, kebahagiaan, dan seks (yang sering kali dianggap tabu) bukanlah sesuatu yang buruk sepenuhnya karena hal-hal tersebut juga berasal dari Tuhan dan merupakan anugerah Tuhan. Masalahnya adalah bagaimana kita sebagai manusia memandang anugerah itu? Jangan sampai anugerah Tuhan lebih penting dari Pemberi anugerah itu sendiri. Kita puas bertemu dengan anugerah dan bukan Pemberi anugerah. Kita bahagia bertemu dengan anugerah dan bukan Pemberi anugerah.

Manusia tidak rela untuk hidup takluk di bawah otoritas Allah karena kehidupan seperti itu dianggap sebagai kehidupan yang tidak dapat dinikmati atau penuh dengan penderitaan. Kehidupan yang taat kepada Allah dinilai sebagai kehidupan menderita dan jauh dari kenikmatan dunia. Namun, semakin manusia mencari kebahagiaan dan kenikmatan di dunia ini, semakin mereka terjerat dan terikat oleh dosa yang justru membawa mereka jauh dari kebahagiaan yang sejati. Sedangkan kehidupan Kristen adalah kehidupan yang harus siap untuk menderita sebagaimana Kristus memikul salib-Nya. Penderitaan bukanlah parameter dalam menjalankan kehendak Allah, selama Allah bisa ditemui, semua penderitaan dan kesulitan tidaklah berarti. Tidak ada apa pun di dunia ini, baik anugerah Tuhan maupun penderitaan, yang mampu menggeser tujuan hidup kita, omega point kita yaitu Allah kita, dari kehidupan kita.

Di tengah pergumulan dan penderitaan seberat apa pun, Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita. Sebab, Kristus yang diwahyukan di sini adalah Kristus yang ada, dan yang sudah ada dan yang akan datang (Wahyu 1:4). Pada masa lalu Kristus adalah Saksi yang setia dan yang pertama bangkit dari antara orang mati; pada masa kini Dia adalah yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita (Wahyu 1:5); dan pada masa yang akan datang. Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia… Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. (ROS)

KEBAKTIAN MINGGU ADVEN (UNGU)

MENANTI DALAM PENGHARAPAN DAN PENYERAHAN DIRI

Yesaya 64:1-9; Mazmur 80:2-8, 18-20; I Korintus 1:3-9; Markus 13:24-37

Kebaktian 3 Desember 2023, Pdt. Grace Bustami (TPG GKI Cipinang Indah)

Tidak terasa, kita kembali merayakan Adven yang adalah awalTahun Liturgi atau Kalender Gerejawi. Rasid Rachman menjelaskan bahwa Kalender Gerejawi adalah penanggalan yang dibuat oleh gereja untuk mengenang peristiwa yang Kristus lakukan
sebagaimana tertulis di dalam Alkitab Hari ini kita merayakan Adven. Seperti yang telah kita ketahui bersama Adven berasal dari kata Latin: adventus, yang berarti kedatangan. Di dalam Adven kita diminta untuk mempersiapkan kedatangan Kristus yang sudah, sedang dan akan datang. Kristus sudah datang ribuan tahun yang lalu dalam wujud seorang bayi, saat ini Kristus sedang bersama kita dalam seluruh aspek hidup kita, dan pada akhir zaman nanti Kristus akan datang dengan kemuliaan-Nya untuk menjadi Hakim yang Agung.

Secara umum dalam keempat minggu Adven yang ada kita diajak untuk mempersiapkan kedatangan Kristus melalui sikap hati yang penuh dengan pertobatan. Oleh karena itu warna liturgis yang digunakan pada minggu ini adalah ungu, warna yang melambangkan pertobatan. Dalam Adven pertama yang kita rayakan pada minggu ini, kita diajak untuk menghayati kembali tentang kedatangan Kristus di akhir zaman nanti. Kedatangan Kristus di akhir zaman seringkali digambarkan dengan hal-hal yang mengerikan. Seolah-olah dunia ini akan hancur lebur sebelum Kristus datang. Maka tidak heran jika ada banyak orang yang takut dalam menghadapi akhir zaman. Ada orang-orang yang membangun bunker yang begitu kokoh, dirancang agar manusia yang hidup di dalamnya dapat bertahan hidup bertahun-tahun jika akhir itu betul-betul terjadi. Ada juga yang mencoba meramal kapan akhir zaman terjadi atau apa yang mengakibatkan akhir zaman itu terjadi. Hollywoodpun sudah banyak yang menghasilkan film-film yang bertema akhir zaman, seperti: “2012”, ” Armageddon”, “Left Behind”, dan masih banyak film-film lainnya yang ber-genre sama. Dalam kekristenan, akhir zaman pun sangat ramai diperbincangkan, mulai dari seminar-seminar sampai pada nubuatan-nubuatan tentang kapan dan bagaimana tejadinya akhir zaman. Lalu bagaimana seharusnya sikap iman kita ketika menanti kedatangan Kristus di akhirz zaman nanti? Takut, khawatir, cemas ataukah justru penuh pengharapan seperti tema besar pada adven pertama ini. Pengharapan seperti apa yang seharusnya kita hayati dalam menantikan kedatangan Kristus pada akhir zaman?

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda setiap minggu ketiga Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

161568
Users Today : 220
Users Yesterday : 339
This Month : 10202
This Year : 78939
Total Users : 161568
Who's Online : 3