Bonus demografi

Bonus Demografi, Industri 4.0, Distrupsi:

Gereja menjadi pemain atau korban?

Bonus Demografi
Perubahan struktur umur penduduk yang menyebabkan menurunnya angka beban ketergantungan. Bonus demografi merupakan suatu fenomena, di mana struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan. Sebab jumlah penduduk usia produktif sangat besar, sementara proporsi usia muda semakin kecil dan proporsi usia lanjut belum banyak.

Penduduk yang produktif itu berusia 15 tahun hingga 64 tahun. Sementara penduduk tak produktif berusia di bawah 15 tahun dan 65 tahun keatas. Pada tahun 1971, jumlah ketergantungan masih sangat tinggi, yaitu 86 orang tak produktif ditanggung 100 pekerja. Sementara pada tahun 2000, jumlah ketergantungan sudah mulai menurun yaitu 54 ditanggung 100 pekerja.

Indonesia akan mendapat anugerah bonus demografi selama rentang waktu 2020- 2045, yang mencapai puncaknya pada 2030. Pada saat itu jumlah kelompok usia produktif (umur 15-64 tahun) jauh melebihi kelompok usia tidak produktif (anak-anak usia 14 tahun kebawah dan orang tua berusia 65 keatas). Jadi, kelompok usia muda kian sedikit, begitu pula dengan kelompok usia tua. Bonus demografi ini tercermin dari angka rasio ketergantungan (dependency ratio ), yaitu rasio antara kelompok usia yang tidak produktif dan yang produktif. Pada 2030 angka rasio ketergantungan Indonesia akan mencapai angka terendah, yaitu 44%.

Industri 4.0
Industri 4.0 adalah nama trenotomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup system siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif.

Industri 4.0 menghasilkan “pabrik cerdas”. Di dalam pabrik cerdas berstruktur moduler, system siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet untuk segala (IoT), system siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.

Distrupsi
Banyak yang menganggap disruption hanya berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang marak belakangan ini, atau lebih spesifiknya lagi selalu soal taksi online. Disrupsi sejatinya mengubah bukan hanya “cara” berbisnis, melainkan juga fundamental bisnisnya. Mulai dari struktur biaya sampai ke budaya, dan bahkan ideology industri.

Gereja saat ini dan masa depan menyatu dengan ketiga hal besar yang sedang melanda Indonesia saat ini. Para pelayan di gereja tidak bisa lagi semata-mata hanya berpikir sebagaimana pelayanan yang sudah terjadi berabad-abad lamanya. Pola pikir dan pola pelayanan harus segera berubah agar gereja tetap menjadi sandaran utama didalam menghadapi gejolak dunia.

Bonus demografi jika dikelola dengan benar akan menjadi kesempatan yang besar bagi bangsa Indonesia, tetapi jika terjadi sebaliknya, akan terjadi pengangguran structural karena banyaknya penduduk usia produktif yang tidak bisa bekerja dan disaat yang sama, banyak jenis pekerjaan yang diambilalih oleh mesin/robot.

Demikian pula dengan persekutuan, kebaktian minggu dan berbagai hal yang berhubungan dengan komunitas. Menjadi tantangan yang sangat besar jika suatu saat manusia merasa cukup hanya berkomunitas di berbagai media sosial.

Siap atau tidak siap, fenomena tersebut sedang terjadi di berbagai penjuru dunia. Bagaimana kita menyikapinya. Akankah kita dan generasi penerus kita di gereja ini menjadi pemain atau menjadi korbannya. Mari memikirkannya. Amin.

-meA

 

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU (HIJAU)

KASIHILAH TUHAN ALLAHMU

Ulangan 6:1-9; Mazmur 119:1-8; Ibrani 9:11-14; Markus 12:28-34

Kebaktian 3 November 2024 oleh Pdt.Gordon S. Hutabarat

Pendahuluan

Pada inti kehidupan rohani umat Allah, kita menemukan panggilan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan kita. Perintah ini bukan sekadar hukum yang harus ditaati, melainkan undangan untuk mengalami kedekatan yang tulus dengan Sang Pencipta. Melalui berbagai bacaan Alkitab, kita diajak untuk memahami arti, bentuk, dan penerapan dari kasih yang sungguh-sungguh kepada Allah.

1. Kasih sebagai Hukum Utama (Ulangan 6:1-9)

Di dalam Ulangan 6:1-9, Musa mengajarkan hukum terpenting bagi umat Israel: “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ulangan 6:4-5). Kasih kepada Tuhan bukan hanya satu dari sekian banyak perintah, melainkan yang utama, yang menjadi dasar bagi semua hukum lainnya. Kasih ini menuntut kesetiaan, komitmen, dan kesungguhan yang bukan hanya bersifat emosional, melainkan mencakup seluruh aspek kehidupan.

Pentingnya perintah ini bagi generasi selanjutnya juga terlihat dari anjuran untuk mengajarkan hukum ini kepada anak-anak. Artinya, kasih kepada Tuhan harus menjadi budaya keluarga, gaya hidup, dan bagian dari percakapan sehari-hari.

2. Kasih yang Mengalir dalam Ketaatan (Mazmur 119:1-8)

Mazmur 119 adalah salah satu mazmur yang mengagungkan firman Tuhan sebagai sumber kebahagiaan dan kesukaan bagi mereka yang setia. Di dalam ayat-ayat pertama, pemazmur menyatakan kebahagiaan orang yang hidup tanpa cela dan yang berjalan dalam Taurat Tuhan. Pemazmur ingin agar hati umat Tuhan dipenuhi oleh firman-Nya, karena hanya dengan merenungkan dan menaati firman itulah kita dapat semakin mengasihi Tuhan.

Ketaatan ini adalah bukti kasih yang tulus. Ketika kita mengikuti jalan-Nya, kita semakin mengenal hati Tuhan. Kasih kepada Tuhan yang sejati bukan hanya perasaan, tetapi diwujudkan dalam langkah-langkah kehidupan yang terarah kepada kehendak-Nya.

3. Kasih yang Diwujudkan melalui Pengorbanan Yesus (Ibrani 9:11-14)

Ibrani 9:11-14 memberikan perspektif yang lebih dalam tentang kasih yang kita miliki kepada Tuhan, yaitu sebagai respons atas kasih Tuhan yang besar. Yesus Kristus, Imam Besar yang sempurna, mengurbankan diri-Nya sendiri untuk membersihkan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia. Pengorbanan Yesus bukan hanya simbol penghapusan dosa, tetapi sebuah pembaruan hubungan kita dengan Tuhan, memampukan kita untuk mengasihi-Nya dengan tulus.

Ketika kita merenungkan pengorbanan Yesus, kita disadarkan betapa besar kasih Tuhan yang telah diberikan kepada kita, dan kita dipanggil untuk merespons kasih itu dengan penuh hormat dan ketaatan.

4. Kasih kepada Tuhan dan Kasih kepada Sesama (Markus 12:28-34)

Dalam Injil Markus, seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus mengenai hukum yang paling utama. Yesus menegaskan bahwa kasih kepada Allah adalah hukum yang pertama dan terbesar, tetapi juga menambahkan bahwa kasih kepada sesama adalah yang kedua dan sama pentingnya. Kasih kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kasih kepada sesama. Bahkan, kasih kepada sesama adalah ekspresi nyata dari kasih kita kepada Tuhan.

Menariknya, ahli Taurat itu menyadari bahwa mengasihi Tuhan dan sesama adalah lebih penting dari semua persembahan dan korban. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kasih sejati kepada Tuhan tidak berhenti pada ritual atau ibadah semata, tetapi harus tercermin dalam tindakan kasih kepada sesama.

Kesimpulan

Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan berarti memberikan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Kasih ini ditunjukkan dalam ketaatan, kesetiaan, dan kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai Kristus. Kasih yang kita miliki bukan sekadar emosi, tetapi suatu komitmen yang nyata, diwujudkan dalam cara kita menghormati Tuhan dan memperlakukan sesama.

Marilah kita merenungkan, apakah hidup kita sudah menjadi bukti kasih kepada Tuhan? Sudahkah kita mendasarkan seluruh keputusan, tindakan, dan tujuan hidup kita pada kasih ini? Melalui pengorbanan Yesus, kita telah diberikan kesempatan untuk mendekat kepada Allah dan untuk mengasihi-Nya dengan kasih yang tak terbatas. Mari kita jadikan kasih kepada Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup kita, yang diwujudkan dalam setiap langkah dan tindakan kita, agar nama Tuhan semakin dipermuliakan.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

378408
Users Today : 690
Users Yesterday : 1288
This Month : 3002
This Year : 206170
Total Users : 378408
Who's Online : 6