Definisi kesuksesan di mata Allah

Definisi kesuksesan di mata Allah

Entah sudah berapa kali tulisan mengenai kesuksesan di mata Allah sering diperdengungkan. Meski demikian, ada baiknya tulisan ini kembali diutarakan – tidak lain untuk mengingatkan diri kita sebagai manusia bahwa di tengah kemajuan dan perubahan hidup terutama setelah revolusi industri. Masyarakat sangat mendambakan sebuah kesuksesan yang berlandaskan ego dan harta. Sukses dalam karir, studi, pernikahan, pekerjaan, kekayaan dan hal lainnya. Tidak ada salahnya dengan hal-hal itu, tetapi perlu diingat kembali, apakah kesuksesan itu? Apakah dengan semuanya ini, kita melupakan Firman Allah, kita melupakan Gereja?

Arti sukses seperti mata uang yang mempunyai 2 sisi, sama seperti di hadapan Allah dan duniawi. Sukses menurut definisi Oxford bisa berarti: “berhasil mencapai sesuatu yang diinginkan atau yang dituju”. Arti kedua sukses “menjadi sesuatu yang sangat didamba-dambakan orang seperti kekayaan, posisi, status sosial yang tinggi”. Perlu diingat, Firman Tuhan sendiri mengajarkan kita agar kita tidak menjadi hamba uang, kekayaan, prestasi dan status. Manusia bukan diciptakan bukan untuk menjadi hamba uang tetapi manusia adalah ciptaan yang diciptakan menurut gambar Allah sehingga dengan demikian manusia sebenarnya hamba Allah.

Kita sebagai manusia harus selalu mengingatkan dirinya sendiri bahwa manusia hidup bukan untuk mengejar harta. Manusia harus beriman pada Allah. Markus 8:36-37 Yesus Kristus berkata: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi Ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” Apa artinya kalau kita tidak lagi bahagia dan dekat pada Allah?

Sukses di mata Allah juga mengharuskan kita agar saling melayani Allah dan manusia dalam kasih. Tidak ada artinya pelayanan di Gereja dengan alasan melayani Allah, tetapi hubungan antar sesame kita – kita saling menyakiti, menyinggung, ingin mengejar ego bahwa pelayanan kita yang paling dikenal dan sebagainya. Mengasihi Allah dengan segenap keberadaan diri kita dan mengasihi sesame manusia seperti diri sendiri merupakan inti HukumTaurat (Matius 22:37-40). Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia adalah 2 hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kasih kepada Allah harus diwujudnyatakan melalui kasih kepada sesama manusia. Dengan kata lain, seberapa besar kasih kita kepada Allah terlihat dari seberapa besar kasih kita kepada sesama manusia (Bandingkan dgn. 1 Yohanes 3:17-18; 4:20-21). Orang yang hidupnya mengasihi Allah dan sesama adalah orang yang sukses di mata Allah, karena hal itu merupakan sesuatu yang sangat menyukakan hati Allah.

Dikatakan Firman Allah, dalam Lukas 11:28, Tuhan Yesus berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya”. Uang hanyalah sarana yang bersifat duniawi. Tidak akan berguna pada saat kita mati. Demikian juga kekuasaan, ego ,dan lain sebagainya. Pada saat kita tidak lagi taat pada perintah Allah, semuanya akan menjadi kesia-siaan. Kita harus selalu takut akan Tuhan dan bukan membuat allah-allah keduniawian seperti harta, kekuasaan dan lain lain.

Menempatkan Allah sebagai yang terutama dalam hidup ini, dengan melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Allah. Salah satu tokoh Alkitab yang terkenal karena melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Allah adalah Paulus. Sebelum dia “mengenal” Allah, dia hanya mengejar segala hal yang berbau keduniawian, tetapi hal itu berubah drastis pada akhirnya – Paulus menjadi hamba Allah yang setia seperti yang kita kenal dalam Alkitab. Kita harus melakukan segala sesuatu dengan segenap hati untuk Tuhan sendiri, dan bukan untuk mencari pujian manusia (Kolose 3:23).

Sebagai penutup renungan singkat ini, saya coba menyimpulkan bahwa“orang yang sukses di mata Allah” adalah orang yang hidup memuliakan Allah, setia, dan taat kepada firman-Nya. Jika kita memahami kesuksesan dengan cara seperti ini, maka kesuksesan lebih tepat dilihat sebagai sebuah “journey” (perjalanan) daripada sebuah “goal” (tujuan) dalam hidup ini. Jika kita memandang kesuksesan sebagai sebuah perjalanan hidup, maka kita akan termotivasi untuk terus berjuang hidup lebih setia dan taat kepada Tuhan hari demi hari, walaupun mungkin dalam perjalanan itu ada kegagalan, tetapikitatidakpernahberhentiuntukmenyukakanhatiTuhan. Kesuksesan yang dilihat sebagai sebuah perjalanan hidup, bukan sebagai tujuan akhir, membawa kita untuk tidak pernah merasa puas diri dan sombong ketika telah mencapai prestasi tertentu, karena apa yang telah kita raih itu bukanlah klimaks (titik puncak) dari perjalanan hidup kita. Perjalanan dan kisah hidup kita belum selesai. Kesuksesan di masa lalu dan di masa kini, tidak menjamin kesuksesan di hari esok. Kita lulus “ujian hidup” di hari ini, tetapi belum tentu lulus “ujian” di hari esok. Demikian pula sebaliknya, kegagalan di masa lalu dan di masa kini, tidak menjamin bahwa kita pasti gagal di hari esok. Pada akhirnya Tuhan sendirilah yang menilai dengan sempurna segala sesuatu yang kita perbuat di dalam dunia ini. Hal ini akan membawa kita kepada sikap kerendahan hati dan kebutuhan untuk terus-menerus bergantung pada Tuhan. Tetaplah selalu melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati apapun situasinya. Itulah arti kesuksesan di mata Allah.

(Disadur dari berbagai sumber-DKO)

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU Pra-Paska 3 (Ungu)

Yesus Pemberi Kesempatan

Yesaya 55:1-9; Mazmur 63:1-8; 1 Korintus 10:1-13; Lukas 13:1-9

Kebaktian 23 Maret 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Pendahuluan

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, melakukan kesalahan, atau merasa tidak layak di hadapan Tuhan. Namun, dalam kasih-Nya, Tuhan selalu memberi kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Firman Tuhan hari ini menegaskan bahwa kasih karunia-Nya tidak hanya menuntut pertobatan, tetapi juga menawarkan kesempatan bagi mereka yang mau berbalik kepada-Nya.

1. Undangan untuk Bertobat (Yesaya 55:1-9)

Dalam Yesaya 55, Tuhan memberikan undangan terbuka bagi semua orang untuk datang dan menerima anugerah-Nya: “Hai, semua orang yang haus, marilah dan minumlah!” (Yes. 55:1). Tuhan tidak hanya menawarkan makanan dan minuman rohani, tetapi juga mengajak kita untuk meninggalkan jalan yang jahat dan berpaling kepada-Nya, karena “Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yes. 55:7). Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah Allah yang sabar, memberi kesempatan bagi umat-Nya untuk kembali sebelum terlambat.

2. Allah, Sumber Kepuasan Sejati (Mazmur 63:1-8)

Pemazmur menggambarkan bagaimana jiwanya rindu kepada Tuhan seperti tanah kering yang haus akan air. Dia menemukan kepuasan sejati dalam hadirat Allah. Ini mengajarkan kita bahwa kesempatan yang Tuhan berikan bukan hanya sekadar pengampunan dari dosa, tetapi juga panggilan untuk hidup dalam keintiman dengan-Nya. Kita sering mencari kepuasan dalam hal-hal duniawi, tetapi hanya dalam Tuhan kita mendapatkan kepuasan sejati.

3. Peringatan dari Sejarah (1 Korintus 10:1-13)

Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar tidak mengulangi kesalahan nenek moyang mereka yang, meskipun telah mengalami pertolongan Tuhan, tetap jatuh dalam dosa. Dia menekankan bahwa cobaan yang kita hadapi tidak melebihi kekuatan kita, karena Tuhan selalu menyediakan jalan keluar. Ini menunjukkan bahwa kesempatan yang Tuhan berikan bukan untuk disia-siakan, tetapi untuk kita manfaatkan dengan bijaksana.

4. Perumpamaan tentang Pohon Ara yang Tidak Berbuah (Lukas 13:1-9)

Dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan seorang pemilik kebun yang ingin menebang pohon ara karena tidak berbuah selama tiga tahun. Namun, pengurus kebun meminta agar pohon itu diberi satu tahun lagi, dengan perawatan ekstra. Ini adalah gambaran tentang kesabaran Tuhan yang memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat dan menghasilkan buah dalam kehidupan kita.

Kita bisa bertanya pada diri sendiri: Apakah hidup kita sudah menghasilkan buah bagi Tuhan? Ataukah kita masih menjalani kehidupan yang jauh dari-Nya? Tuhan dalam kasih-Nya memberikan kesempatan kedua, tetapi kesempatan itu tidak akan selalu ada selamanya. Ada batas waktu bagi kita untuk bertobat dan berbuah.

Penutup

Yesus adalah pemberi kesempatan bagi kita untuk bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Undangan-Nya terbuka bagi semua yang haus akan kasih dan pengampunan-Nya. Namun, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan, sebab suatu saat kesempatan itu akan berakhir. Marilah kita menggunakan waktu yang masih Tuhan berikan untuk bertumbuh dalam iman, berbuah dalam kehidupan, dan semakin dekat dengan-Nya.

Pertanyaan refleksi:

  • Bagaimana saya menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan dalam hidup saya?
  • Apakah saya sudah bertobat dan menghasilkan buah yang berkenan kepada-Nya?
  • Dalam hal apa saya masih perlu berbenah sebelum kesempatan itu habis?

Doa:
Tuhan yang penuh kasih, terima kasih atas kesempatan yang Engkau berikan kepada kami untuk bertobat dan hidup bagi-Mu. Tolong kami untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang masih ada, tetapi sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan dan menghasilkan buah yang berkenan di hadapan-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

565325
Users Today : 557
Users Yesterday : 1594
This Month : 32914
This Year : 117475
Total Users : 565325
Who's Online : 16