Didikan yang menghasilkan buah kebenaran

Didikan Yang Menghasilkan Buah Kebenaran

 

Menjadi suatu kebahagiaan bagi orang tua jika anaknya dapat tumbuh dewasa dengan mempunyai perilaku yang baik, berguna bagi banyak orang dan sukses dalam kehidupannya. Orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anaknya, mendidik dengan begitu rupa sehingga sang anak dapat berperilaku sesuai yang diharapkan dan bertumbuh menjadi anak yang berhasil. Kasih sayang diberikan kepada anak-anak sehingga mereka dapat merasa terlindungi dan merasa aman setiap kali merasakan kasih sayang dari orang tua..

Orang tua juga akan mengajarkan hal-hal yang baik dan yang tidak baik yang tidak boleh dilakukan. Pujian diberikan jika meraih keberhasilan dan dukungan maupun penghiburan juga diberikan bagi kesedihan yang dialami sang anak.
Di saat melakukan kesalahan orangtua akan memberikan hukuman yang mendidik sehingga anak-anak dapat mengerti bahwa hal itu tidak baik untuk diulangi lagi. “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.” (Ams 13:24).

Dalam kehidupan rohani, Tuhan juga senantiasa mencurahkan kasihNya bagi kita. Tuhan kita bukan hanya Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, tetapi juga Maha Adil dan tegas kepada kita. Ketika ada kesalahan dan dosa yang kita lakukan di hadapan Tuhan, ada hukuman yang akan diberikan. Tuhan akan mendidik kita, menegur bahkan memberikan hukuman sedemikian rupa agar kita dapat bertumbuh ke arah yang benar sesuai dengan Firman Tuhan.

Tuhan bisa memberikan teguran dan hukuman melalui masalah yang kita hadapi seperti sakit penyakit, masalah keuangan, masalah pekerjaan, masalah keluarga dan masih banyak lagi yang bisa Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, agar kita mengerti kesalahan yang kita lakukan dan kita dapat berbalik lagi ke jalan yang benar. Tuhan akan mendidik kita sebagai anakNya sedemikian rupa agar kita dapat tetap berada di dalam rencanaNya.

Berikut adalah hal-hal yang kita dapatkan melalui didikan yang Tuhan berikan bagi kita:

1. Pelajaran sebagai seorang Anak Tuhan

“Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. ”(Ibr 12:7-8)

Hukuman yang Tuhan berikan akan mengingatkan kita kepada kesalahan yang kita lakukan sehingga kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Kesuksesan didapat melalui kegagalan-kegagalan yang kita temui. Melalui kesalahanpun kita akan dapat belajar mengenai kebenaran, walau bukan berarti kita dapat melakukan kesalahan dengan semau kita.

Dan jika kita mendapatkan hukuman atau ganjaran, itu berarti Tuhan menganggap kita sebagai anak yang dikasihiNya; dan Dia akan melakukan yang terbaik bagi anak-anakNya, agar kita dapat bertumbuh menjadi anak yang berkenan di hadapanNya.

2. Kebaikan bagi masa depan

“Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.” (Ibr 12:10)

Seorang anak yang tidak dididik dengan baik akan bertumbuh ke arah yang tidak benar. Mereka akan bertumbuh dewasa menjadi seseorang yang tidak dapat membedakan mana hal yang benar dan mana yang salah. Kejahatan maupun tipu daya akan menjadi bagian dari kehidupan mereka jika mereka tidak pernah mendapat didikan mengenai suatu kebenaran.

Tetapi seorang anak yang dididik dengan baik dan mendapat teguran maupun ganjaran ketika ada kesalahan yang dilakukan, maka anak itu akan bertumbuh menjadi seseorang yang memiliki nilai-nilai kebenaran dalam setiap perilakunya. Mereka akan menuai sendiri hasilnya bagi kehidupan mereka oleh karena nilai-nilai kebenaran yang mereka terapkan.

“Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” (Ibr 12:11)

Sama dengan seorang anak yang sedang mendapat ganjaran atau hukuman, dimana dia akan merasakan ketidaknyamanan, dia akan menangis bahkan juga memberontak; demikian juga ganjaran dari Tuhan akan membuat kita sedih bahkan membuat kita berteriak kepada Tuhan. Tetapi ketika kita mendapatkan ganjaran tersebut, percayalah bahwa Tuhan sedang membawa kita kepada berkat yang luar biasa. Ketidaknyamanan yang kita alami akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih dewasa, yang lebih mengerti mengenai kebenaran.

Tidak ada hal lain yang dapat kita lakukan selain mengucap syukur untuk teguran maupun ganjaran yang Dia berikan bagi kita. Dan hari makin hari Tuhan akan semakin menyempurnakan kehidupan kita bagi kemuliaan namaNya.

Banyak tokoh-tokoh di Alkitab yang mengalami teguran maupun ganjaran dalam kehidupan mereka. Kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan mendapatkan ganjaran dari Tuhan, tetapi kemudian mendatangkan berkat bagi hidup mereka. Kita tahu tentang Daud yang berdosa di hadapan Tuhan tetapi kemudian dia bertobat di hadapan Tuhan, dan kemudian Tuhan mengangkat dia dan mengokohkan kerajaannya.

Kunci utama ketika kita menerima teguran maupun ganjaran dari Tuhan adalah Pertobatan. Pengakuan bahwa diri kita telah melakukan kesalahan atau dosa di hadapan Tuhan akan membawa kita kepada berkat-berkat yang telah Tuhan sediakan bagi kita.

Mari kita senantiasa mengoreksi diri kita apapun masalah, pencobaan maupun kelemahan yang sedang kita alami. Tuhan mempunyai maksud dalam segala masalah yang kita alami. Mari kita bertobat di hadapan Tuhan dan menerima didikan dari Dia sehingga kita dapat berubah dan bertumbuh ke arah kebenaran. Berbahagia dan bersukacitalah, oleh karena didikanNya berarti bahwa Tuhan menganggap kita sebagai anakNya yang Dia kasihi. Haleluya!

“Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula. ” (Ayub 5:17-18)

(PMP) 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU PASKA V (Putih)

KETAATAN SEBAGAI ANUGERAH ALLAH

Kisah Para Rasul 16:9–15; Mazmur 67; Wahyu 21:10, 22–22:5; Yohanes 14:23–29

Kebaktian 25 Mei 2025 oleh Pdt. Em. Jonathan Subianto (GKI Samanhudi)

“Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yohanes 14:23)

Ketaatan: Bukan Beban, Tapi Anugerah

Dalam kehidupan rohani, kata “ketaatan” sering terdengar seperti tugas berat yang harus dipikul untuk menyenangkan Tuhan. Kita membayangkan hidup yang penuh aturan dan pengorbanan. Namun, bacaan hari ini mengajarkan bahwa ketaatan bukanlah beban, tetapi respons dari hati yang sudah disentuh kasih karunia.

Kisah Paulus yang menerima visi Makedonia dalam Kisah Para Rasul 16 menegaskan hal ini. Ia tidak merancang sendiri perjalanannya, tetapi merespons pewahyuan Tuhan. Ia taat bukan karena keinginan pribadi, melainkan karena Allah yang terlebih dahulu menyatakan kehendak-Nya.

Lalu kita melihat Lidia, seorang perempuan yang hatinya “dibukakan Tuhan.” Ia percaya dan dibaptis, bukan karena dia mencari Tuhan lebih dahulu, tetapi karena Tuhan bekerja dalam hatinya. Dari kisah Paulus dan Lidia, kita belajar bahwa ketaatan dimulai dari anugerah, bukan inisiatif manusia.

Ketaatan Membawa Kesaksian

Mazmur 67 menyatakan kerinduan agar berkat Tuhan atas umat-Nya menjadi sarana kesaksian bagi bangsa-bangsa. Ketika umat Allah hidup dalam ketaatan, dunia akan melihat terang kasih dan kebenaran Allah. Ketaatan bukan hanya untuk membentuk karakter pribadi, tetapi menjadi sarana kesaksian global.

Ketaatan Berakar pada Visi Kekal

Wahyu 21–22 menunjukkan gambaran Yerusalem Baru—kota penuh terang, di mana Allah tinggal bersama umat-Nya. Inilah arah hidup kita. Bila kita sungguh percaya bahwa tujuan akhir kita adalah hidup kekal bersama Tuhan, maka hidup kita hari ini akan dibentuk oleh harapan itu. Ketaatan menjadi cara kita mempersiapkan diri bagi kemuliaan yang kekal.

Ketaatan Sebagai Ekspresi Kasih

Yesus menyatakan dengan jelas: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yoh. 14:23). Ketaatan bukanlah bentuk keterpaksaan, melainkan buah dari kasih. Dan lebih lagi, Yesus berjanji bahwa Allah akan tinggal bersama orang yang menaati-Nya. Ini adalah relasi, bukan sekadar aturan. Allah ingin berjalan bersama kita, menolong kita lewat Roh Kudus, agar kita dapat hidup dalam firman-Nya.

Aplikasi Praktis dalam Hidup Sehari-hari

  • Mulai Hari dengan Firman dan Doa. Luangkan waktu 10–15 menit setiap pagi untuk membuka Alkitab dan berdoa. Mulailah dengan satu ayat dan renungkan artinya untuk hidupmu hari itu.

  • Latih Ketaatan di Rumah. Bantu tanpa disuruh, ucapkan terima kasih, dan minta maaf saat salah. Rumah adalah tempat pertama untuk menumbuhkan karakter taat.

  • Jadi Terang di Tempat Kerja atau Sekolah. Tunjukkan kejujuran, bantu rekan kerja, dan ambil sikap positif. Orang lain akan melihat perbedaan ketika kita taat pada nilai-nilai Kristus.

  • Dengar dan Tanggapi Suara Roh Kudus. Saat tergerak untuk menolong, mengampuni, atau meminta maaf—responilah segera. Ketaatan sering dimulai dari langkah-langkah kecil.

  • Fokus pada Tujuan Kekal. Buat keputusan berdasarkan kekekalan. Apakah aktivitas ini membawa saya mendekat pada Tuhan? Apakah ini menyenangkan hati-Nya?

Penutup

Ketaatan tidak akan pernah terasa ringan jika kita memulainya dari usaha sendiri. Tetapi saat kita menyadari bahwa Tuhan sudah lebih dulu mengasihi kita, membuka hati kita, memberi visi kekal, dan menghadirkan Roh Kudus untuk menolong, maka kita dapat berkata: “Saya mau taat karena Tuhan begitu baik.”

Ketaatan bukan syarat untuk dikasihi. Kita taat karena sudah dikasihi. Dan dalam setiap langkah ketaatan, kita semakin mengenal dan mengalami hadirat-Nya yang nyata.

Mari kita hidupi ketaatan sebagai anugerah, bukan beban. Dan biarlah dunia melihat terang Tuhan melalui hidup kita yang taat.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

663583
Users Today : 154
Users Yesterday : 1857
This Month : 39165
This Year : 215733
Total Users : 663583
Who's Online : 14