Enam perkara yang dibenci Tuhan

ENAM PERKARA YANG DIBENCI TUHAN

“Enam perkara yang dibenci TUHAN, bahkan tujuh perkara yang merupakan kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.” (Amsal 6:16-19)

“Di dunia yang penuh cemar, antara sesamamu, hiduplah saleh dan benar, nyatakan Yesus dalammu…..” Itulah penggalan lagu “Di dunia yang penuh cemar” (KJ 204). Kita memang hidup dalam dunia yang penuh cemar, yang penuh dengan kebencian, irihati, tipu-muslihat, dusta, dan kejahatan lainnya yang menjadikan dunia ini seperti sebuah hutan lebat dimana jika seseorang masuk ke dalamnya, maka ia sulit untuk menemukan jalan keluarnya. Untuk itu kita membutuhkan pertolongan dari Tuhan Yesus untuk menjadi penolong kita dalam menemukan jalan keluar dari hutan dunia yang menyesatkan.

Seorang teman mengatakan bahwa kita tidak dapat melarang seekor burung terbang diatas kita, namun jangan pernah mengijinkan burung itu hinggap di kepala kita, apalagi membuang kotorannya di atas kepala kita karena hal itu akan mencemari kepala kita; meskipun kita sudah memakai hair tonic atau sejenisnya untuk mengharumkan rambut kita, namun ketika kotoran burung jatuh ke atas kepala kita, maka kita terpaksa harus mencuci bersih rambut lagi agar tidak bau tidak menetap dan merusak keindahan rambut dan kepala kita.

Tuhan membenci kecemaran sehingga Tuhan menghukum orang-orang dan kota-kota yang melakukan pencemaran tersebut. Menurut penulis kitab Amsal, ada enam perkara yang dibenci Tuhan sebagai berikut.

1. Mata yang sombong.
Mata yang sombong ini akan selalu merendahkan orang lain; ia juga selalu memandang orang lain dengan pandangan penuh dengan kecurigaan dan selalu ingin dihormati dan dihargai sebagaimana perumpamaan orang Farisi dengan pemungut cuka yang berdoa di Bait Allahi. Orang Farisi berdoa: “Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok,bukan orang lalim,bukan pezinah dan buka juga seperti pemungut cukai ini…..” (Luk.18:11-12). Firman Allah mengatakan: “Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan.” (Yesaya 2:11a) dan sikap ini juga bertentangan dengan sikap Tuhan Yesus yang rela merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib. (Filipi 2:8)

2. Lidah dusta .
Lidah mempunyai dua fungsi yaitu memberitakan kebenaran dan kepalsuan. Lidah palsu atau lidah dusta adalah lidah yang banyak mengucapkan kebohongan yang dibenci Tuhan karena seringkali menyusahkan orang lain; Allah tidak pernah berbohong dan segala yang difirmankan-Nya selalu digenapi, jadi Allah membenci pembohong dan seorang yang suka berbohong berarti menjadikan iblis sebagai bapa, dan ia adalah bapa dari segala dusta (Yoh.8:44).

3. Tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah adalah sebuah kekejian di mata Tuhan dan bertentangan dengan sifat Allah yang menghukum orang yang bersalah dan tidak mengijinkan orang yang tidak bersalah dibunuh (Kel.23:7), bahkan Allah berfirman agar kita jangan membunuh (Kel.20:13). Kehadiran Tuhan Yesus di dunia juga untuk menyelamatkan orang berdosa karena Allah sangat mengasihi manusia, ciptaan-Nya.

4. Hati yang membuat rencana-rencana yang jahat.
Hati adalah tempat bertumbuhnya nurani yang berasal dari benih yang baik yang tercermin dari tindakan kasih, kesabaran, kepedulian kejujuran, ketulusan, keikhlasan, pengampunan, damai sejahtera, dan banyak lagi hal-hal yang positif lainnya; sementara benih yang jahat yang membuat hati kita dipenuhi dengan kebencian, kecurigaan, keegoisan, arogansi, tipu-muslihat, kebohongan, gila hormat, amarah, irihati, keserakahan, takut tersaingi, dan banyak lagi hal-hal negatif lainnya. Jangan berikan celah sedikitpun bagi benih jahat untuk menguasai hati kita karena hati yang jahat akan membawa kita menuju kepada kegelapan hidup. Jangan jadikan hati kita sebagai “pabrik penghasil kejahatan” dan “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”(Amsal 4:23)

5. Kaki yang segera lari menuju kejahatan.
Ada dua pilihan ketika kita melangkahkan kaki, Apakah melangkahkan kaki menuju kebenaran (Lukas1:79) atau melangkahkan kaki menuju kejahatan (Amsal 1:16). Kedua Pilihan itu ada pada kita; langkah kaki yang menuju kebenaran yang berasal dari hati yang benar yang berisi benih-benih yang baik, sementara langkah kaki menuju kejahatan tidak terlepas dari hati orang yang dipenuhi oleh benih-benih yang jahat. Saat benih-benih itu mulai tumbuh dan berkembang, maka akan menggerakan langkah kaki menuju kejahatan dan kebinasaan. Namun karena kita sudah ditebus olek Kristus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, maka kita harus membersihkan hati kita senantiasa agar langkah kaki kita tidak menuju kejahatan yang menjadi kebencian bagi Tuhan.

6. Saksi Dusta.
Seorang saksi adalah orang yang melihat, mendengar, dan mengalami sebuah peristiwa. Saksi yang benar harus berani dan jujur menyampaikan kebenaran dari sebuah peristiwa yang ia lihat, dengar dan alami. Dusta berarti tidak menyatakan kebenaran dan Tuhan memerintahkan umat-Nya untuk berkata benar dengan tidak menyembur-nyemburkan kebohongan, “Jangan kamu mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.” (Kel. 20:16). Perintah itu adalah salah satu dari sepuluh perintah Tuhan yang harus dipatuhi oleh seluruh umat. Tuhan tidak menginginkan umat-Nya menjadi saksi dusta karena hal itu dapat menimbulkan pertengkaran diantara saudara dan memecah-belah kerukunan umat. Adalah sebuah keindahan jika semua saudara dapat diam bersama dengan rukun (Mzm.133:1)

Mungkin anda dan saya pernah melakukan kesalahan dengan melakukan salah satu dari ke enam perkara yang dibenci oleh Tuhan sehingga menyusahkan sesama kita dan mendukakan hati Tuhan, semoga hal itu dilakukan diluar kesadaran kita dan tanpa kesengajaan. Dalam masa pra Paskah ini, marilah kita bertobat, memohon pengampunan dari Tuhan dan mengakui kesalahan-kesalahan kita serta kesediaan kita untuk berbalik dari dosa-dosa kita untuk kembali kepada jalan kebenaran.

Semoga kasih Tuhan Yesus menyertai kita semua dan menjauhkan diri dari melakukan perkara yang dibenci oleh Tuhan. Soli Deo Gloria! (iks)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU

BERTUMBUH DALAM IMAN

Habakuk 1:1–4, 2:1–4; Mazmur 37:1–9; 2 Timotius 1:1–14; dan Lukas 17:5–10.

Kebaktian 5 Oktober 2025 oleh Pdt. Em. Magdalena Handoyo

Pendahuluan

Setiap orang percaya dipanggil bukan hanya untuk memiliki iman, tetapi untuk bertumbuh di dalamnya. Iman yang hidup tidak statis; ia berkembang, diuji, diperkuat, dan dimurnikan melalui perjalanan hidup. Kitab-kitab yang kita baca hari ini menyingkapkan bagaimana iman itu bertumbuh: dalam pergumulan (Habakuk), dalam pengharapan (Mazmur), dalam pengajaran dan kesaksian (2 Timotius), dan dalam kerendahan hati untuk taat (Lukas).


1. Iman Bertumbuh di Tengah Pertanyaan (Habakuk 1:1–4; 2:1–4)

Habakuk bergumul dengan realitas hidup: kekerasan, ketidakadilan, dan kejahatan yang tampak dibiarkan. Ia bertanya, “Sampai kapan, ya Tuhan?” (Hab. 1:2).

  • Pertanyaan itu lahir dari iman, bukan dari ketidakpercayaan. Habakuk percaya Tuhan berdaulat, tetapi ia belum mengerti cara kerja Tuhan.

  • Jawaban Tuhan menekankan: “Orang benar akan hidup oleh percayanya” (Hab. 2:4).

  • Iman bertumbuh bukan karena semua masalah terjawab, tetapi karena kita belajar mempercayai Allah di tengah misteri.

Aplikasi: ketika kita melihat ketidakadilan, kejahatan, atau doa yang terasa tidak dijawab, pertanyaan kita jangan menjauhkan kita dari Allah, melainkan menuntun kita untuk lebih berpegang kepada-Nya.


2. Iman Bertumbuh dalam Pengharapan (Mazmur 37:1–9)

Pemazmur menasihati agar jangan gelisah karena orang fasik yang tampak makmur. Sebaliknya:

  • “Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik” (ayat 3).

  • “Bergembiralah karena Tuhan” (ayat 4).

  • “Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan” (ayat 5).

Iman bertumbuh ketika kita belajar menunggu dalam pengharapan, bukan iri kepada mereka yang jahat, melainkan bersukacita dalam Tuhan yang setia.

Aplikasi: dalam dunia yang penuh kompetisi dan tekanan, iman bertumbuh saat kita belajar menemukan sukacita kita bukan dalam pencapaian atau perbandingan dengan orang lain, melainkan dalam relasi kita dengan Allah.


3. Iman Bertumbuh Melalui Pewarisan dan Pengajaran (2 Timotius 1:1–14)

Paulus mengingatkan Timotius tentang “iman yang tulus ikhlas” yang mula-mula ada pada neneknya Lois dan ibunya Eunike (ayat 5).

  • Iman bertumbuh melalui teladan keluarga dan pembinaan rohani.

  • Paulus mendorong Timotius untuk “mengobarkan karunia Allah” dan tidak malu bersaksi tentang Kristus.

  • Kekuatan iman tidak bersumber dari diri kita, melainkan dari “Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban” (ayat 7).

Aplikasi: iman kita dipelihara bukan hanya lewat pengalaman pribadi, tetapi juga melalui persekutuan, pengajaran, dan teladan orang-orang percaya yang lebih dahulu.


4. Iman Bertumbuh dalam Ketaatan dan Kerendahan Hati (Lukas 17:5–10)

Para rasul meminta Yesus: “Tambahkanlah iman kami!” (ayat 5). Yesus menjawab dengan dua hal:

  • Iman yang kecil pun, bila sejati, sanggup melakukan hal besar (ayat 6).

  • Namun, iman itu diwujudkan bukan dalam kesombongan, melainkan dalam ketaatan yang rendah hati. Seperti hamba yang hanya melakukan kewajibannya (ayat 7–10).

Aplikasi: iman bertumbuh bukan berarti kita menjadi “hebat” di mata manusia, melainkan semakin rendah hati, taat, dan setia melakukan kehendak Allah.


Kesimpulan

Bertumbuh dalam iman berarti:

  1. Belajar mempercayai Allah meski banyak pertanyaan (Habakuk).

  2. Mengandalkan Tuhan dan bukan iri pada orang fasik (Mazmur).

  3. Menghidupi dan mewariskan iman dalam kekuatan Roh Kudus (2 Timotius).

  4. Mengungkapkan iman dalam ketaatan dan kerendahan hati (Lukas).

Iman bertumbuh bukan dengan kekuatan kita, tetapi karena Allah yang bekerja di dalam kita. Mari kita berdoa agar Roh Kudus terus menguatkan, menuntun, dan menumbuhkan iman kita, supaya kita tetap hidup setia sampai akhir.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

878889
Users Today : 1357
Users Yesterday : 1505
This Month : 35360
This Year : 431039
Total Users : 878889
Who's Online : 5