Harapan atau Tantangan

Bagi banyak orang, memasuki suatu situasi yang baru, lebih-lebih yang asing dan penuh tantangan, sering menimbulkan rasa takut dan cemas. Tidak jarang banyak orang kehilangan harapan dan kepercayaan diri dalam keadaan yang demikian. Dalam situasi yang serba tidak jelas menjadikan orang jadi sangat ketakutan, kuatir bahkan bisa membuat orang kehilangan kepercayaan dan pengharapan. Sementara itu, bila manusia telah kehilangan pengharapan, sebenarnya ia telah kehilangan segala-galanya, sebab “yang terakhir mati adalah pengharapan”. Situasi seperti itulah yang dialami oleh Yusuf ketika ia dijual oleh saudara-saudaranya. Terlebih lagi ia dibawa ke Mesir sebagai budak belian. Ia terdampar ke suatu lingkungan yang baru, lingkungan yang asing dan menakutkan, terlebih lagi, terputusnya hubungan dengan orang tua yang mengasihinya. Yusuf teramat sedih dan terpukul dengan peristiwa yang harus dialaminya, ia tidak mempunya harapan untuk kembali, tetapi juga ia tidak mempunyai rencana untuk masa depan. Tetapi ternyata keadaan menyatakan lain. Di rumah Potifar ia bernasib baik, ia menjadi hamba, tetapi kembali ia terjatuh di dalam kesengsaraan karena fitnah yang dilontarkan tuan putrinya.

Namun, Tuhan menyertai Yusuf sehingga ia menjadi orang berhasil. Ia tinggal di rumah tuannya, orang Mesir itu. (Kej. 39:2).

Perubahan besar terjadi atas hidup Yusuf ketika ia dapat menyingkapkan tabir mimpi Firaun. Dan karenanya ia di angkat menjadi wakil Firaun dan dipercaya sebagai pemimpin program pengadaan pangan di seluruh negri. Semua itu membuka mata Yusuf bahwa semuanya tidak pernah terpikirkan dan disadari bahwa Tuhan sedang terus bekerja di dalam hidupnya. Di dalam hidupnya yang hampir-hampir ia jalani tanpa rencana dan harapan, tampak dan terasalah dengan makin jelas tangan Tuhan yang memimpin dan yang telah merubahnya. Ia merasa bahwa hidupnya kini menjadi hidup yang bertunas, yang berpengharapan, bahkan yang mulai jelas terasa melimpah.

Kisah hidup Yusuf ini adalah kisah yang sangat terkenal dan memberi banyak inspirasi, pelajaran dan dorongan bagi banyak orang percaya dalam mengalami banyak tantangan dalam kehidupan yang berubah-ubah dan tidak menentu ini. Dari kisah itu kita sekilas dapat melihat betapa seseorang yang mengalami cobaan hidup yang teramat besar, tetapi dapat menghadapinya dengan ketabahan dan menerimanya dengan tekun dan sabar, maka akan terjadi perubahan besar yang berkualitas, apabila tangan Tuhan menyertainya dan memberinya pertolongan. Kalau kita melihat kembali keadaan (peristiwaperistiwa) yang sudah kita lalui di tahun lalu, banyak orang merasa tahun lalu sebagai tahun yang penuh dengan keberhasilan, kesuksesan dan penuh dengan kenangan manis. Namun banyak juga yang menyatakan tahun lalu merupakan tahun yang menyesakkan, mendebarkan, memilukan dan menyedihkan.

Apa kata/pendapat kita tentang tahun ini? tahun tantangankah? atau tahun harapankah?

Mari kita merenungkan kembali semua pergumulan-pergumulan hidup yang penuh dengan bermacam-macam masalah itu. Mari saudara-saudara, usahakanlah hidup yang lebih bermutu, hidup yang lebih percaya dan berpengharapan, bagaimanapun tantangan kehidupan yang kita hadapi. Tuhan akan membuat kita mampu melupakan kesedihan, kesusahan, kesesakan kita di masa lalu dan mengisi lembaran kehidupan kita dengan kehidupan yang jauh lebih bermutu, jika kita tetap sungguh-sungguh berjuang dengan percaya. Jadikan tahun ini menjadi tahun yang penuh dengan harapan hanya dari Tuhan Yesus semata. Amin… (SJT)

KEBAKTIAN MINGGU

AKU DILAYAKKAN

Yesaya 1:10-18; Mazmur 32:1-7; 2 Tesalonika 1:1-4, 11-12; Lukas 19:1-10

Kebaktian 2 November 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Kita sering berpikir bahwa untuk datang kepada Tuhan, kita harus sudah baik dulu. Kita merasa perlu merapikan diri, menyucikan perilaku, memperbaiki catatan hidup kita agar tampak pantas di hadapan-Nya. Seakan-akan Tuhan hanya menerima orang yang sudah layak, sudah bersih, sudah benar.

Namun, firman hari ini membalikkan cara pandang itu. Tuhan bukan menunggu kita menjadi layak. Dialah yang melayakkan kita.

1. Tuhan Melihat Kedalaman Dosa, Namun Tidak Menolak Orang Berdosa

Yesaya 1:10-18 menunjukkan keadaan umat yang rajin beribadah tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Ibadah mereka dipenuhi kebenaran diri dan kemunafikan. Tuhan tidak menutup mata terhadap dosa; Ia justru menegur dengan tegas.

Namun teguran itu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk mengundang pertobatan:

“Marilah, baiklah kita berperkara!” firman Tuhan.
“Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.” (Yes. 1:18)

Tuhan tidak meminta kita datang dalam keadaan putih. Ia berkata, “Datanglah apa adanya, Aku yang memutihkanmu.”

2. Bahagia Bukan Karena Kita Sempurna, Tetapi Karena Kita Diampuni

Pemazmur memahami bahwa kebahagiaan yang sejati bukan berasal dari prestasi rohani atau moral, tetapi dari pengampunan:

“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya.” (Mzm. 32:1)

Pemazmur pernah memendam dosanya, berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Hasilnya? Tulang-tulangnya seakan remuk. Hidup terasa berat. Namun saat ia mengakui dosanya, ia menemukan kelegaan. Allah menjadi tempat persembunyian yang tidak pernah menekan, tetapi menyembuhkan.

3. Allah yang Melayakkan, Supaya Nama Yesus Dimuliakan dalam Hidup Kita

Dalam 2 Tesalonika 1:11-12, Paulus mendoakan jemaat agar Allah sendiri yang melayakkan mereka untuk panggilan-Nya. Bukan mereka yang membuat diri layak, tetapi Allah yang bekerja melalui kasih karunia-Nya.

Tujuannya jelas:

Agar Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita.

Kita diubah bukan untuk membanggakan diri, tetapi supaya Kristus tampak dalam kita.

4. Yesus Datang Untuk Mencari yang Hilang, Termasuk Kita

Lukas 19:1-10 memperlihatkan kisah Zakheus yang penuh cela, seorang pemeras, seorang yang merugikan sesamanya. Ia tidak layak—dalam ukuran manusia.

Tetapi Yesus datang kepadanya:

“Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk. 19:5)

Yesus tidak berkata, “Perbaiki dulu hidupmu, baru Aku datang.”
Ia datang lebih dulu, dan kehadiran Yesuslah yang mengubah Zakheus.

Pertobatan bukan syarat untuk dikasihi.
Pertobatan adalah buah dari mengalami kasih itu.

Zakheus berubah setelah ia disentuh oleh kehadiran Yesus.

Penutup

Kita tidak dilayakkan karena ibadah kita, prestasi rohani kita, atau kebaikan yang kita kumpulkan. Kita dilayakkan oleh kasih karunia.

Tuhan berkata,

“Datanglah apa adanya.”
“Aku tahu dosamu, aku tahu lukamu.”
“Aku datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menyembuhkan.”
“Aku tidak menunggu kamu benar. Aku yang membenarkan.”

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

949143
Users Today : 2461
Users Yesterday : 3096
This Month : 38240
This Year : 501293
Total Users : 949143
Who's Online : 5