Hidup Beriman dengan Benar

Pandemi Covid-19 telah merubah banyak hal dalam kehidupan kita termasuk kehidupan bergereja, kehidupan pelayanan dan berkomunitas kita. Banyak pelayanan kita yang harus ditunda atau dibatasi. Mungkin banyak dari kita merasa bahwa “kebaktian on-site” tidak lagi menjadi hal yang penting; kenyamanan yang ditawarkan teknologi seperti live-streaming lewat youtube telah mengubah pola hidup kita. Kita dapat dengan mudah mengubah jam kebaktian kita, biasanya di hari Minggu Pk. 09.00 WIB, karena satu dan lain hal, dapat dengan mudah kita geser ke jam lain dan bahkan dengan mudahnya kita memilih channel lain sesuai selera kita.

Kehidupan dunia di sekitar kita berubah dengan cepat, bagaimana dengan kehidupan iman kristiani kita? Marilah kita merenungkan apakah situasi pandemi ini telah membuat iman kita kepada Tuhan berubah. Jemaat penerima surat Ibrani pun menghadapi tantangan/pergumulan saat itu, yang melemahkan iman mereka.

Penulis Ibrani, melalui Ibrani 11:1-7, secara unik memberikan beberapa contoh hidup dari tokoh iman di Perjanjian Lama, bagaimana Tuhan melihat kehidupan mereka lebih dari pada manusia melihat, dan mengingatkan kita dalam situasi yang sulit ini untuk tetap menjaga iman kita. Ayat 1 menjelaskan 2 hal penting tentang Iman, yaitu:

1. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan. Roma 4:18 “Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”

2.Iman adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Yohanes 20:29b “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Sedangkan ayat 4-7 menjelaskan tiga (3) ciri dari kehidupan orang beriman, yaitu:

1. Hidup benar dihadapan TUHAN (ayat 4) “Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.”

Penulis Ibrani mengambil contoh dari kehidupan Habel sebagai orang yang hidup benar di hadapan Tuhan. Kain dan Habel adalah kakak beradik, mereka juga adalah orang yang rajin beribadah kepada Tuhan dan memberikan persembahan kepada Tuhan. Apa yang membedakan mereka berdua? Perbedaan antara Kain dan Habel adalah terletak pada kehidupannya, firman Tuhan mencatat bahwa Habel hidup benar di hadapan Tuhan, oleh sebab itu seluruh ibadah dan persembahannya berkenan kepada Tuhan. Sebaliknya kehidupan Kain adalah tidak benar di hadapan Tuhan, sehingga seluruh ibadah dan persembahannya tidak berkenan kepada Tuhan.

Tuhan tidak pernah melihat berapa rajin kita beribadah kepada-Nya, berapa hebat kita melayani Dia, tetapi Tuhan melihat bagaimana kehidupan kita di hadapan-Nya, adakah kita hidup benar di hadapan- Nya?

2. Hidup bergaul dengan TUHAN (ayat 5) “Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.”

Penulis Ibrani mengambil contoh dari kehidupan Henokh sebagai orang yang hidup bergaul dengan Tuhan. Kejadian 5:21-24 mencatat bahwa Henokh hidup bergaul dengan Allah selama 360 tahun, dibandingkan dengan orang-orang sejamannya yang hidup rata-rata 900 tahun. Walaupun secara kuantitas kehidupan Henokh sangat singkat, tetapi secara kualitas kehidupan Henokh sungguh berkenan kepada Tuhan.

Orang yang beriman akan hidup selalu dekat dengan Tuhan, ia memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan tiap-tiap hari dalam kehidupannya, rajin berdoa, membaca firman Tuhan, memuji Tuhan, memberikan kesaksian hidup yang baik di tengah-tengah masyarakat.

3. Hidup taat kepada TUHAN (ayat 7) “Karena iman, maka Nuh – dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan – dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.”

Penulis Ibrani mengambil contoh dari kehidupan Nuh sebagai orang yang taat kepada Tuhan.

Di mana perbedaan yang unik dari tiga tokoh iman tersebut? Habel dibunuh oleh saudaranya sendiri. Henokh, sebaliknya, dia tidak melewati kematian tetapi dia langsung diangkat naik ke surga. Sebaliknya Nuh taat bergumul sepanjang hidupnya melewati penghinaan. Nuh taat kepada Tuhan mempersiapkan bahtera itu, dan dia terus memanggil orang-orang yang hidup pada jaman itu untuk datang kepada Tuhan, diselamatkan di atas bahtera dan terhindar dari penghukuman Allah. Dan sampai akhir tidak ada satu orang pun selain keluarganya yang mau menerima berita ini.

Mari kita hidup sebagai anak-anak Tuhan yang tekun, bersyukur, dan percaya kita memiliki begitu banyak keindahan dari Tuhan yang tidak akan bisa diambil dan direbut oleh dunia ini. Jadilah seorang anak Tuhan yang hidup beriman, yang tahu apapun yang terjadi di dalam hidup kita, mungkin kita bisa mati segera, atau mungkin kita hidup lebih lama tetapi penuh dengan kesulitan, atau mungkin juga kita harus berjalan dengan tidak melihat apa yang kita dapat, itu tidak mengapa. Jangan biarkan tantangan/ pergumulan tersebut membuat kita kehilangan ketekunan dan kesungguhan berjalan mengikuti Tuhan. Dan jangan kita menjadi mundur dalam iman.

Kiranya Tuhan pimpin dan berkati setiap kita. AMIN. (HAR)

 

KEBAKTIAN MINGGU

AKU DILAYAKKAN

Yesaya 1:10-18; Mazmur 32:1-7; 2 Tesalonika 1:1-4, 11-12; Lukas 19:1-10

Kebaktian 2 November 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Kita sering berpikir bahwa untuk datang kepada Tuhan, kita harus sudah baik dulu. Kita merasa perlu merapikan diri, menyucikan perilaku, memperbaiki catatan hidup kita agar tampak pantas di hadapan-Nya. Seakan-akan Tuhan hanya menerima orang yang sudah layak, sudah bersih, sudah benar.

Namun, firman hari ini membalikkan cara pandang itu. Tuhan bukan menunggu kita menjadi layak. Dialah yang melayakkan kita.

1. Tuhan Melihat Kedalaman Dosa, Namun Tidak Menolak Orang Berdosa

Yesaya 1:10-18 menunjukkan keadaan umat yang rajin beribadah tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Ibadah mereka dipenuhi kebenaran diri dan kemunafikan. Tuhan tidak menutup mata terhadap dosa; Ia justru menegur dengan tegas.

Namun teguran itu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk mengundang pertobatan:

“Marilah, baiklah kita berperkara!” firman Tuhan.
“Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.” (Yes. 1:18)

Tuhan tidak meminta kita datang dalam keadaan putih. Ia berkata, “Datanglah apa adanya, Aku yang memutihkanmu.”

2. Bahagia Bukan Karena Kita Sempurna, Tetapi Karena Kita Diampuni

Pemazmur memahami bahwa kebahagiaan yang sejati bukan berasal dari prestasi rohani atau moral, tetapi dari pengampunan:

“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya.” (Mzm. 32:1)

Pemazmur pernah memendam dosanya, berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Hasilnya? Tulang-tulangnya seakan remuk. Hidup terasa berat. Namun saat ia mengakui dosanya, ia menemukan kelegaan. Allah menjadi tempat persembunyian yang tidak pernah menekan, tetapi menyembuhkan.

3. Allah yang Melayakkan, Supaya Nama Yesus Dimuliakan dalam Hidup Kita

Dalam 2 Tesalonika 1:11-12, Paulus mendoakan jemaat agar Allah sendiri yang melayakkan mereka untuk panggilan-Nya. Bukan mereka yang membuat diri layak, tetapi Allah yang bekerja melalui kasih karunia-Nya.

Tujuannya jelas:

Agar Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita.

Kita diubah bukan untuk membanggakan diri, tetapi supaya Kristus tampak dalam kita.

4. Yesus Datang Untuk Mencari yang Hilang, Termasuk Kita

Lukas 19:1-10 memperlihatkan kisah Zakheus yang penuh cela, seorang pemeras, seorang yang merugikan sesamanya. Ia tidak layak—dalam ukuran manusia.

Tetapi Yesus datang kepadanya:

“Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk. 19:5)

Yesus tidak berkata, “Perbaiki dulu hidupmu, baru Aku datang.”
Ia datang lebih dulu, dan kehadiran Yesuslah yang mengubah Zakheus.

Pertobatan bukan syarat untuk dikasihi.
Pertobatan adalah buah dari mengalami kasih itu.

Zakheus berubah setelah ia disentuh oleh kehadiran Yesus.

Penutup

Kita tidak dilayakkan karena ibadah kita, prestasi rohani kita, atau kebaikan yang kita kumpulkan. Kita dilayakkan oleh kasih karunia.

Tuhan berkata,

“Datanglah apa adanya.”
“Aku tahu dosamu, aku tahu lukamu.”
“Aku datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menyembuhkan.”
“Aku tidak menunggu kamu benar. Aku yang membenarkan.”

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

949149
Users Today : 2467
Users Yesterday : 3096
This Month : 38246
This Year : 501299
Total Users : 949149
Who's Online : 6