Ikut iblis ?

IKUT IBLIS? NO. IKUT YESUS? YES YES YES YES!!!

(Matius 4:1-11)

Ikut iblis itu memang kelihatannya enak, banyak menawarkan kenikmatan dunia dan gampang karena tidak banyak aturan yang harus diikuti. Tapi jangan lupa bahwa kita ini adalah pewaris-pewaris kerajaan Allah jika kita setia sampai akhir mengikuti firmanNya. Allah yang kuasa dan kemuliaanNya jauh lebih tinggi dari iblis.

Marilah kita belajar dari Tuhan Yesus yang telah rela dicobai oleh iblis untuk memberikan contoh bagi kita bagaimana menghadapi cobaan iblis. Tidak seperti Adam yang dicobai oleh iblis di lingkungan yang kudus dan indah, Tuhan Yesus dicobai di tempat yang rusak dan cemar, sama seperti dunia kita saat ini.

PENCOBAAN PERTAMA
Iblis memerintahkan Yesus untuk mengubah batu menjadi roti. Tindakan ini tidak melanggar perintah siapapun, tetapi Yesus akan berada dibawah kendali iblis karena terpengaruh untuk melakukan perintah iblis.

Dalam pencobaan ini kita diajarkan untuk rendah diri. Jika kita merendahkan diri kita, godaan untuk jatuh ke dalam dosa kesombongan sangat kecil. Yesus tidak mencari penghormatan karena Dia sudah penuh dengan hormat. Yesus mengajarkan kita untuk melawan keinginan untuk diakui atau dipuji, kita tidak perlu mencari kehormatan untuk diri sendiri, atau kita akan dengan mudah jatuh ke dalam tangan setan. Tapi marilah kita melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan.

Tuhan Yesus juga berkata bahwa kita hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Yesus mau mengajarkan kita agar tidak mempunyai keinginan untuk mencari jalan pintas karena terdesak. Berserahlah kepada Allah Bapa karena oleh karena anugerah kita bisa hidup sehari-hari. Seperti kata Paulus asal ada makanan dan pakaian cukup (1 Timotius 6:8).

Kita suka takut karena hal-hal duniawi seperti kita tidak dipelihara oleh Tuhan. Kita memakai cara setan untuk mendapat makanan kita dan menghina Tuhan karena tidak bisa memelihara keluarga kita. Tuhan telah memelihara jutaan orang Israel kenapa iman kita tidak menerima bahwa Dia memelihara kita? Jangan pakai cara setan karena kita merasa terdesak, lebih baik kelaparan daripada ikut setan. Mengikut setan membuat perut kenyang tetapi jiwa binasa. Mengalahkan pencobaan setan itu tidak mudah. Setan menawarkan Yesus setelah puasa Yesus sudah selesai tetapi Yesus menolak. Mengambil tawaran setan itu seperti meragukan waktu Tuhan. Kalaupun waktu Tuhan tidak pernah tiba, itu lebih baik daripada mengikut Iblis. Allah Bapa pasti memelihara, tidak usah pakai jalan pintas, nantikan saja Tuhan dalam waktuNya.

Hal kedua yang menyulitkan kita terhadap setan adalah bahwa solusi yang dia berikan itu tidak kelihatan seperti dosa. Iblis tidak pernah mengatakan, “bunuhlah!” Iblis hanya mengatakan “bukankah bahaya kalau dia terus menerus hidup?” Iblis tidak pernah mengatakan “curilah!” Iblis hanya mengatakan “bukankah engkau yang lebih berhak mendapatkannya daripada sang pemilik?” Iblis tidak mengatakan “jangan percaya pemeliharaan Allah Bapa,” dia hanya mengatakan, “bukankah Engkau bisa sendiri tanpa Bapa-Mu?” Ini sangat licik dan sangat jahat. Setiap godaan Iblis membuat kita meragukan Tuhan secara perlahan-lahan. Meragukan waktu Tuhan, hikmat Tuhan, keputusan Tuhan, dan lain-lain. Lalu bagaimana Tuhan Yesus melawan Iblis? Tuhan Yesus melawan semua godaan Iblis dengan mengutip kitab Ulangan. Jangan lupa bahwa Tuhan selalu menyertai setiap saat. Tanda penyertaan Tuhan bukanlah makanan, uang, kesehatan tetapi firman.

PENCOBAAN KEDUA
Di dalam pencobaan kedua Iblis membawa Yesus ke atas Bait Suci. Bait Suci adalah tempat paling suci dan paling menyatakan kehadiran Tuhan. Iblis menaruh Tuhan kesini untuk mengingatkan Dia bahwa Allah tidak akan meninggalkannya. Iblis memakai ini untuk membuktikan bahwa Allah tidak akan membiarkan Dia mati di Bait Suci. Iblis memakai Mazmur 91:12 secara terbalik yang berkata bahwa Yesus tidak akan selalu dijaga dan tidak akan terantuk batu. Tetapi Mazmur 91:12 tidak pernah mengizinkan siapa pun untuk sengaja mengaitkan kakinya pada batu. Jangan mencobai Tuhan Allahmu. Keberadaan Bait Suci tidak sepenting melakukan kehendak Allah dengan setia. Bagaimana kita melawan Iblis? Selalu kembali kepada apa yang dikatakan di Kitab Suci. Yesus mengutip Ulangan 6:16 jangan mencobai. Keluaran 17:7 menjelaskan bahwa meminta bukti dari Tuhan untuk tahu Tuhan menyertai atau tidak adalah dosa. Penyertaan Tuhan dirasakan oleh orang yang berpegang kuat kepada Tuhan sementara orang yang tidak merasakan penyertaan Tuhan adalah karena mereka menginginkan banyak hal yang tidak sesuai dengan Tuhan.

Orang beriman juga pasti pernah mengalami kesulitan dimana penyertaan Tuhan terasa begitu jauh seperti Tuhan sudah meninggalkan dia (Mazmur 22:1-3). Ini terjadi karena Tuhan sedang menguji kita dengan kesulitan-kesulitan supaya kita bisa menjadi semakin kuat. Kita bisa belajar dari Tuhan Yesus yang yakin bahwa Allah Bapa menyertainya bahkan saat di padang gurun dalam keadaan lapar.

Kita bisa merenungkan 2 hal:

1.Dapatkah kita mengamini penyertaan Tuhan bagi kita? Jangan mencobai Tuhan dengan meminta bukti penyertaanNya. Iman kita akan menyatakan kepada kita kecuali Tuhan tidak mau memberi penyertaanNya. Kita sering mempertanyakan kondisi hidup kita. Apakah Tuhan tidak boleh memberi kita kesulitan? Tuhan berdaulat di dalam hidup kita jadi tunduklah dalam rancanganNya untuk hidup kita.

2.Tuhan tidak berkewajiban untuk mengabulkan permintaan kita dalam situasi yang sedang kita hadapi, terutama kalau situasi itu diciptakan oleh kebebalan kita. Dia tidak akan menolong orang yang mempermainkan penyertaanNya. Tetapi Iblis suka mempermainkan kita dengan berkata bahwa Tuhan harus menjadi pelayan kita. Kita yang seharusnya melayani Tuhan, bukan Dia yang melayani kita. Jika kita diberi kemuliaan dan membebaskan kita dari penderitaan, itu semua adalah karena kerelaanNya. Kita tidak boleh menuntut Dia untuk menyukakan hati kita atau kita akan dihabisi murkaNa seperti orang Israel yang pernah mencobai Dia di padang gurun.

PENCOBAAN KETIGA.
Pada pencobaan ketiga,iblis membawa Yesus ke tempat yang tinggi untuk melihat kerajaan dunia. Iblis menawarkan kehidupan yang manusia berdosa lakukan karena menyenangkan. Tetapi cara ini tidak berfungsi untuk orang yang tidak akan puas kecuali prinsip firman dan kebenaran Allah diterapkan. Cobaan ini menawarkan kemuliaan dunia dengan syarat menyembah Iblis. Tuhan Yesus akan mewarisi dunia ini dengan ketaatanNya kepada Allah Bapa melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib. Iblis menawarkan jalan pintas, Yesus tidak perlu mati di atas kayu salib dan dia akan mendapatkan kerajaan dunia yang dia bisa ubah semauNya. Tetapi bagaimana Yesus akan menghancurkan kuasa Iblis kalau Yesus sendiri menyembah dia? Tidak bisa. Mengutip dari Ulangan 13:4 Dia tidak berminat menjadi penguasa, Dia hanya ingin menaati Bapa-Nya. Dia tidak ingin jadi yang terbesar, Dia hanya ingin dianggap setia oleh Bapa-Nya. Dia tidak ingin menjadi Tuan di atas segala tuan, Dia hanya ingin menjadi hamba yang setia. Dia tidak ingin jalan mudah. Dia menginginkan untuk setia walaupun itu berarti penderitaan, salib, dan kematian.

Pencobaan terakhir menawarkan tiga hal: kenikmatan dunia, jalan pintas, tunduk kepada Iblis

1.Apakah kita boleh menikmati dunia ini? Boleh (pengkhotbah 2:24). Yang dimaksud Matius bukanlah kenikmatan dunia, tetapi kerajaan dunia yang berarti kemegahan, kemuliaan dan kebahagiaan yang terlepas dari Allah. Jika kita menikmati segala berkat Allah tetapi tidak mengasihi Dia, menaati Dia, atau bahkan tidak pernah mengenal Dia, maka kita sedang menikmati kerajaan dunia ini.

2.Hal kedua yang Iblis tawarkan adalah jalan pintas. Akankah kita menjual kemuliaan kita sebagai umat tebusan dengan menyerah kepada godaan Iblis? Memanfaatkan relasi untuk sesuatu yang Tuhan belum berikan atau meraih keinginan daging yang mendukakan hati Tuhan? Kiranya kita ingat teladan Tuhan Yesus saat menghadapi Iblis. Dia mengusir Iblis dan mempertahankan iman yang hanya mau tunduk kepada Allah.

3.Hal ketiga adalah permintaan Iblis untuk menyembah dia. Dia ingin Anak Allah tunduk kepada dia. Tuhan akan melempar Iblis ke tempat yang paling dalam dan paling hina. Tetapi sebelum waktunya tiba, godaan kepada manusia akan terus-menerus. Setiap dosa adalah kebertundukan kepada Iblis. Kita mengikuti dia, meneladani dia, dan bertindak seperti dia bertindak. Tetapi, sujud menyembah kepadanya dengan perbuatan saja ternyata tidak memuaskan Iblis. Dia ingin menggoda dan menipu manusia agar Tuhan yang sejati tidak disembah, tetapi ciptaan hina seperti dirinya harus disembah. Inilah peperangan rohani yang dimaksudkan di dalam surat Paulus kepada jemaat di Efesus (Ef. 6:12). Kita tidak berada di dalam kuasa netral. Entah kita sujud dan tunduk kepada Allah dan Kerajaan-Nya, atau kita tunduk kepada kuasa dunia ini yang di baliknya adalah Iblis.

Akhir dari pencobaan di gurun ini adalah ketika Tuhan Yesus kuat melawan pencobaan dari iblis maka iblispun lari meninggalkan dia dan kemudian malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

SELAMAT MENGIKUTI YESUS!

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU ADVEN I(UNGU)

MEMAKNAI HARI TUHAN

Yeremia 33:14-16, Mazmur 25:1-10, 1 Tesalonika 3:9-13, Lukas 21:25-36

Kebaktian 1 Desember 2024 oleh Pdt. Gordon S. Hutabarat

Pendahuluan
Hari Tuhan adalah sebuah tema yang sering dibahas dalam Alkitab sebagai waktu di mana Allah bertindak untuk menggenapi janji-janji-Nya, baik dalam penghukuman maupun penyelamatan. Dalam keempat bacaan ini, kita diajak untuk memaknai Hari Tuhan sebagai pengharapan akan pemulihan, undangan untuk hidup benar, serta panggilan untuk berjaga-jaga dan setia.

1. Hari Tuhan adalah Janji Pemulihan
Yeremia 33:14-16 berbicara tentang janji Tuhan untuk menumbuhkan tunas keadilan bagi keturunan Daud. Ini adalah penggenapan janji Mesianik yang terwujud dalam Yesus Kristus. Ketika kita memaknai Hari Tuhan, kita diingatkan bahwa Allah selalu setia pada janji-Nya. Janji-Nya tidak pernah terlambat, dan Dia bekerja untuk mendatangkan pemulihan bagi umat-Nya.

Sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk hidup dengan keyakinan bahwa Allah sedang dan akan terus bertindak memulihkan dunia ini. Dalam hidup sehari-hari, pemulihan ini kita alami melalui kasih, keadilan, dan damai yang kita bagikan kepada orang lain.

2. Hari Tuhan Adalah Undangan untuk Hidup Benar
Mazmur 25:1-10 menggambarkan pemazmur yang dengan rendah hati menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Ia memohon Tuhan menunjukkan jalan-jalan-Nya yang benar. Memaknai Hari Tuhan berarti merespons dengan kesetiaan dan kerendahan hati.

Kita perlu terus memohon tuntunan Tuhan untuk berjalan di jalan-Nya. Ini termasuk hidup dalam integritas, menunjukkan kasih kepada sesama, dan menjauhi dosa. Hari Tuhan menjadi momen di mana kita merefleksikan hidup kita: apakah kita sudah hidup dalam kebenaran-Nya?

3. Hari Tuhan Adalah Panggilan untuk Berjaga-jaga
Dalam Lukas 21:25-36, Yesus memperingatkan murid-murid-Nya tentang tanda-tanda akhir zaman. Namun, lebih dari sekadar takut akan masa depan, Yesus mengajak kita untuk tetap berjaga-jaga, berdoa, dan tetap setia.

Berjaga-jaga di sini bukan berarti hidup dalam ketakutan, melainkan hidup dengan kesadaran bahwa waktu kita adalah anugerah dari Tuhan. Bagaimana kita menggunakan waktu kita? Apakah kita melayani sesama dengan kasih? Apakah kita memberi pengaruh positif di tempat kita bekerja, belajar, atau melayani?

4. Hari Tuhan Adalah Pengharapan dan Kasih
1 Tesalonika 3:9-13 menekankan kasih sebagai persiapan untuk menyambut Hari Tuhan. Paulus mendorong jemaat untuk bertumbuh dalam kasih kepada sesama dan menjadi tak bercacat dalam kekudusan.

Kasih menjadi pengingat bahwa Hari Tuhan bukan sekadar peristiwa akhir zaman, tetapi sesuatu yang sudah kita alami setiap kali kita mencintai dan melayani sesama. Ketika kita hidup dalam kasih, kita sedang bersiap untuk menyambut kedatangan-Nya.

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Hidup dalam Pengharapan
    Percaya bahwa Allah setia pada janji-Nya, kita tidak perlu takut akan masa depan. Jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk bersyukur dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya.
  2. Berjalan dalam Kebenaran
    Mintalah Tuhan menunjukkan jalan-Nya setiap hari. Refleksikan hidup kita: apakah tindakan kita sudah mencerminkan kasih dan kebenaran?
  3. Berjaga-jaga dan Berdoa
    Hidup dengan kesadaran bahwa waktu kita di dunia terbatas. Gunakan setiap waktu untuk memuliakan Tuhan, melayani sesama, dan bersiap menyambut kedatangan-Nya.
  4. Mengasihi dengan Tulus
    Tunjukkan kasih kepada keluarga, sahabat, dan komunitas sekitar. Dengan kasih, kita menjadi saksi hidup tentang kebaikan Allah yang memulihkan dunia.

Penutup
Memaknai Hari Tuhan berarti hidup dalam pengharapan, kebenaran, kesetiaan, dan kasih. Hari Tuhan adalah janji pemulihan yang membawa damai sejahtera bagi kita semua. Mari kita sambut Hari Tuhan dengan penuh sukacita dan kesiapan hati, karena Tuhan setia dan selalu hadir dalam hidup kita. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

417803
Users Today : 1086
Users Yesterday : 1309
This Month : 2395
This Year : 245565
Total Users : 417803
Who's Online : 5