Jadilah kehendakMu

“Jadilah kehendak-Mu…”

 Apa yang kita pikirkan ketika kita mengucapkan doa “jadilah kehendak-Mu”? Setiap kita mungkin akan berkata bahwa “jadilah kehendak-Mu” adalah doa yang paling masuk akal. Sebab bila bukan “kehendak Tuhan”, lalu kehendak siapa lagi, iya kan? Tapi bila benar demikian, mengapa menerima dan mengetahui kehendak Tuhan itu begitu sulitnya?

    Yoris punya keinginan mulia. Ia mau menikah dengan seseorang yang bukan saja sesuai dengan keinginan hatinya, tetapi juga yang benar-benar dikehendaki Tuhan. Tapi sekarang, dalam kenyataan, ia mesti memilih antara Berta dan Anita. Siapa di antara keduanya yang Tuhan kehendaki? Rustandi juga dalam pergumulan hebat. Ia adalah karyawan senior sebuah perusahaan, yang telah diabdinya selama lebih dari 21 tahun. Namun demikian, akhir-akhir ini ia tidak betah lagi bekerja di situ.  Jenuh. Keluarganya pun mendorong ia mencari pekerjaan di tempat lain, mumpung masih mungkin. Tapi ia bergumul, apakah ini kehendak Tuhan?
    
    Bagaimana sih caranya mengetahui dengan pasti kehendak Tuhan itu? Apakah ada metode yang cespleng, yang reliable, dan yang siap pakai untuk itu?

    Tuhan tentu saja bisa menyatakan kehendak-Nya secara langsung. Menurut Alkitab, begitulah cara Allah berkomunikasi dengan Adam, Abraham, Musa, Maria, Yusuf, dan sebagainya. Dia bebas menentukan cara apapun yang dikehendaki-Nya. Namun yang tidak boleh kita lupakan adalah, bahwa ini hanya terjadi pada saat-saat yang Dia anggap perlu, dan mengenai hal-hal yang Dia nilai penting. Artinya, Dia tidak melakukannya setiap kali, kapan pun “kita” mau. Dia hanya melakukannya sekali-sekali, bila “Dia” mau! Dia menyatakan kehendak-Nya secara istimewa, mengenai hal-hal yang Dia anggap istimewa.

    Jadi, apa yang Tuhan mau? Tidak lain adalah, kita harus mencari kehendak-Nya! Berulang-ulang Dia katakana itu.

 

  • “Carilah wajah-Ku” (Mazmur 27:8).
  • “Biarlah bergirang dan bersukacita semua orang yang mencari Engkau” (Mazmur 70:5)
  • “Carilah Tuhan, … yang melakukan hukum-Nya, carilah keadilan, carilah kerendahan hati, mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan Tuhan” (Zefanya 2:3)

Cari, cari, cari!

    “Mencari” mengimplikasikan adanya usaha dan kerja keras. Tidak sekedar angkat telepon atau kirim SMS/BBM.“Mencari” mengimplikasikan adanya kerinduan dan hubungan batin yang dalam; bukan sekedar “saya – tanya – situ – jawab – urusan – selesai”. “Mencari” juga mengimplikasikan sesuatu yang mesti kita lakukan terus-menerus. Kehendak Tuhan tidak pernah kita kuasai sepenuhnya. Itu harus kita gumuli dari waktu ke waktu, dari situasi ke situasi. Terus-menerus. Di setiap waktu dan situasi itulah, kita dipanggil untuk berdoa, “Jadilah kehendak-Mu”.

    Itulah makna doa “Jadilah kehendak-Mu”. Pelajarilah isi Alkitab dengan benar, dan laksanakanlah itu dengan penuh ketaatan. Jangan cuma menanti-nantikan suara dari surga, atau pergi mencari “orang pintar”untuk memberitahukan secara langsung apa kehendak Tuhan. Kita mesti mencari dan menggumulinya sendiri. “Ada padamu kesaksian Musa dan para nabi”. Baca itu, pelajari itu, hayati itu, laksanakan itu! Tidak ada jalan yang mudah untuk mengetahui kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan, sekali lagi, harus dicari dan digumuli dengan segenap hati.

    Tapi tidak mungkinkah, untuk pengambilan keputusan dari saat ke saat, kita mengetahui kehendak-Nya? Mungkin saja, walaupun yang kita ketahui itu tetap saja tidak mutlak.Caranya adalah, bergaul akrablah dengan Allah setiap saat, dan bersungguh-sungguhlah mencintai-Nya! Seorang sahabat dekat atau seorang kekasih sejati, tahu benar apa yang dikehendaki dan apa yang tidak disukai sang kekasih. Ia tidak perlu bertanya-tanya ke kanan atau ke kiri. Sebab kehendak-Nya telah menjadi kehendak kita. Inilah kerinduan kita, ketika kita berdoa, “Jadilah kehendak-Mu”.

    Dalam pergumulan gereja kita saat ini akan adanya gedung ibadah yang lebih representatif, marilah kita bergumul secara sungguh-sungguh dan terus-menerus, agar kita paham kehendak-Nya. Kiranya Tuhan menyertai setiap tahapan yang akan kita lalui untuk mewujudkan pergumulan gereja kita ini.

DSS (dikutip dari: “Tuhan, Ajarlah Kami Berdoa” oleh Pdt. Eka Darmaputera)

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU Paska (Putih)

Yesus Sudah Bangkit, Wartakanlah!

Yesaya 65:17-25; Mazmur 118:1-2,14-24; Kisah Para Rasul 10:34-43; Lukas 24:1-12

Kebaktian 20 April 2025 oleh Pdt. Gordon S. Hutabarat

Yesus Sudah Bangkit, Wartakanlah!

“Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.”
(Lukas 24:5b-6a)

Pagi itu sunyi dan penuh duka. Para perempuan datang ke kubur dengan membawa rempah-rempah, bukan untuk merayakan, tetapi untuk merawat jenazah. Namun apa yang mereka temukan justru mengubah sejarah umat manusia: batu sudah terguling, tubuh Yesus tidak ada, dan malaikat menyampaikan kabar mengejutkan: “Ia telah bangkit!”

Kebangkitan Kristus bukan sekadar mukjizat, tetapi titik balik dunia. Dalam Yesaya 65, Allah menjanjikan langit dan bumi yang baru, tempat di mana penderitaan tidak akan lagi dikenang. Ini bukan utopia semu, melainkan realitas yang dimulai dengan kebangkitan Kristus—yang membuka jalan bagi ciptaan baru itu.

Mazmur 118 pun berseru dengan penuh syukur: “Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya!” Kebangkitan Kristus adalah kemenangan atas maut, dan bagi kita—umat yang percaya—ini adalah undangan untuk hidup dalam terang dan sukacita yang kekal.

Dalam Kisah Para Rasul 10, Petrus bersaksi bahwa Yesus yang disalibkan kini hidup, dan bahwa para saksi mata diperintahkan untuk “memberitakan kepada bangsa-bangsa dan bersaksi bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang hidup dan orang mati.” Kebangkitan itu bukan sekadar fakta teologis—tapi panggilan misi.

Maka, kebangkitan Kristus mengubah duka menjadi harapan, ketakutan menjadi keberanian, dan keheningan kubur menjadi pekikan kabar baik. Kita yang percaya, seperti para murid pertama, tidak bisa berdiam diri. Kita dipanggil untuk mewartakan-Nya!


Aplikasi Hidup:

  1. Percaya dan bersyukur: Jangan biarkan kebangkitan hanya jadi cerita Paskah tahunan. Biarkan itu membakar hati kita setiap hari untuk hidup dalam damai dan pengharapan.

  2. Wartakan kabar baik: Siapa di sekitarmu yang sedang terpuruk, putus asa, atau merasa hidupnya “mati”? Datanglah, bawalah kabar bahwa Yesus hidup, dan Dia juga mau menghidupkan mereka.

  3. Hidup dalam terang kebangkitan: Jangan kembali ke kehidupan lama. Kristus telah bangkit—maka hidup kita pun harus merefleksikan kemenangan dan pembaruan itu.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

604325
Users Today : 1079
Users Yesterday : 1406
This Month : 24239
This Year : 156475
Total Users : 604325
Who's Online : 9