Jagalah Lidah dari Perkataan yang Sia-Sia!

“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” (Amsal 18 : 21)

Perkataan menentukan seluruh arah hidup. Kita dapat mengucapkan berkat atau kutuk, kekuatan atau kelemahan, iman atau ketidakpercayaan, kemenangan atau kekalahan, kelimpahan atau kekurangan, hidup atau mati, semua itu kembali kepada masing-masing. Jika kita terus menerus mengucapkan perkataan negatif yang menunjukkan ketakutan, keraguan-raguan dan keputusasaan, maka itu berarti kita telah mengarahkan hidup kita kepada kehidupan di dalam keputusasaan dan kekalahan. Akan tetapi jika kita bisa mengontrol lidah, membuang segala keraguraguan dan ketidakpercayaan dari hati dan pikiran, dan mengisi mulut kita dengan perkataan-perkataan yang berisi iman dan dengan firman Tuhan yang berkuasa dan mulai mengucapkannya, maka kita mengarahkan hidup kita kepada kehidupan di dalam kemenangan. Masih ingatkah kita tentang kisah Naomi bersama Rut menantunya yang kembali ke Betlehem? dikatakan dalam Rut 1:19-20 “Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: “Naomikah itu?” Tetapi ia berkata kepada mereka: “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.” Naomi pulang dalam kegagalan, sehingga menyuruh orang-orang memanggilnya Mara. Menurut saudara, bagaimana orang-orang Betlehem itu memandang kegagalan Naomi? apa yang mereka katakan? pernahkah saudara bertemu dengan seorang teman lama yang gagal? apa yang anda pikirkan tentang orang itu? apa yang anda katakan kepadanya? Ingatlah bahwa kata-kata bisa membangun, tetapi bisa juga menghancurkan.

Sudah semenjak awal tahun 2000-an medsos digunakan untuk kampanye politik, keberhasilan pemilu dan pemilukada membuktikan bahwa medsos dapat digunakan secara optimum untuk propaganda politik. Para calon berlomba ingin dipercaya atau mendapatkan trust dari masyarakat. Keinginan itu diwujudkan melalui slogan yang bisa kita baca dari pamflet, foto atau berbagai selebaran politik lain yang bentuknya bermacam-macam. Besarnya keinginan untuk mendapat trust dari publik itu sampai-sampai tidak sedikit calon yang mengumbar berbagai slogan yang bombastis, melangit, sangat abstrak dan bahkan ada yang terkesan norak. Trust publik menjadi barang rebutan para caleg, cabup, cagub sampai ke capres. Sebab trust-lah yang paling kuat mendorong seseorang untuk memilih atau mencoblos. Berbagai macam cara dilakukan untuk dapat meraih trust masyarakat, sampai-sampai melakukan manipulasi atau rekayasa. Cara ini bisa saja dilakukan seseorang dan sukses mendulang trust publik, tapi waktunya tidak lama. Begitu masyarakat tahu bahwa kepercayaannya diingkari, masyarakat tak akan percaya lagi. Trust yang sejati tidak bisa dibangun dari pondasi kebohongan, kepura-puraan dan kepalsuan. Dikatakan dalam Mazmur 34:14 “Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu”. Kita diperintahkan untuk menjaga lidah kita agar tidak mengucapkan hal-hal yang jahat, kita harus menjaga lidah kita dari segala bentuk perkataan yang jahat atau perkataan yang sia-sia, karena perkataan yang sia-sia tidak menyenangkan Tuhan. Bahkan Tuhan Yesus berfirman dalam Matius 12:36-37 “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum”. Di dalam ayat 36 tersebut, kata “sia-sia” berarti per- kataan-perkataan yang tidak efektif, tidak berharga, yang tidak menguntungkan bagi siapapun.

Perkataan yang sia-sia tidak mencapai suatu tujuan apapun, tidak ada hal yang baik atau menguntungkan di dalamnya atau berguna bagi perbaikan orang lain. Marilah kita mengingat kembali tentang ucapan-ucapan kita selama ini, apakah kita pernah mengucapkan berkat atau kutuk? Apakah kita pernah mengucapkan perkataan yang sia-sia dan tidak berguna? Atau kah firman Tuhan yang mendatangkan hidup? Apakah kita telah mengucapkan hal-hal yang jahat tentang orang lain atau perkataan-perkataan yang membangun orang lain? Kita harus berhati-hati dalam menjaga dan mengawasi perkataan yang akan keluar dari mulut kita. Olehkarenanya kita harus menentukan topik-topik pembicaraan mana yang akan membuat kita lalai dan gagal untuk mengendalikan lidah kita, kita harus bertobat dan membiarkan Roh Kudus menyucikan kita. (CAD)

KEBAKTIAN MINGGU

DITUNJUK, DIUTUS, DAN DIPERLENGKAPI

Yesaya 66:10–14; Mazmur 66:1–9; Galatia 6:7–16; Lukas 10:1–11,16–20

Kebaktian 6 Juli 2025 oleh Pdt. Anwar Tjen (Lembaga Alkitab Indonesia)

Hidup orang percaya adalah hidup yang ditunjuk, diutus, dan diperlengkapi oleh Tuhan. Dalam Lukas 10, Yesus menunjuk tujuh puluh murid dan mengutus mereka berdua-dua ke kota-kota yang hendak Ia kunjungi. Mereka tidak berangkat tanpa arah atau kekuatan, melainkan dengan doa, pengajaran, dan kuasa yang Yesus berikan. Mereka dipanggil untuk membawa damai sejahtera dan menegaskan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, sambil menyadari bahwa penolakan yang mereka alami adalah penolakan terhadap Yesus sendiri. Ini adalah pengingat bahwa menjadi utusan Kristus berarti berjalan dalam ketaatan, kerendahan hati, dan keberanian, bukan untuk kemuliaan diri tetapi demi hadirnya kabar baik di tengah dunia.

Mazmur 66 memanggil kita untuk memuji Allah atas karya penyelamatan-Nya yang besar. Pemazmur mengingatkan betapa Allah telah menuntun umat-Nya melewati air dan api, menjaga kaki mereka dari terpeleset. Kesadaran akan pemeliharaan Tuhan inilah yang menjadi dasar kita diutus: bukan karena kekuatan kita sendiri, melainkan karena Allah yang setia menuntun. Dalam Yesaya 66, kita melihat gambaran Allah yang penuh penghiburan dan kelembutan seperti seorang ibu yang menggendong dan menghibur anaknya. Ketika kita merasa letih, takut, atau sendiri dalam menjalankan panggilan Tuhan, kita diingatkan bahwa Allah menyertai kita dengan kasih dan penghiburan-Nya.

Paulus dalam Galatia 6 menasihatkan agar kita menabur di dalam Roh dan berbuat baik kepada semua orang. Ia menekankan bahwa salib Kristus adalah kemegahan sejatinya, penanda identitas dan sumber kekuatan seorang utusan Allah. Inilah panggilan kita bersama: hidup menabur kebaikan, bersandar pada kasih karunia Tuhan, dan bangga hanya pada salib Kristus. Kiranya kita senantiasa membuka hati untuk panggilan-Nya, mau diutus menjadi saksi-Nya di manapun kita berada, sambil percaya penuh bahwa Tuhan yang menunjuk dan mengutus kita juga akan senantiasa memperlengkapi kita. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

732516
Users Today : 137
Users Yesterday : 1173
This Month : 18718
This Year : 284666
Total Users : 732516
Who's Online : 6