Kasih
K A S I H
Betapa hebatnya peranan kasih dalam kehidupan manusia. Semua orang membutuhkan kasih, baik orang yang lanjut usia, orang tua, dewasa, anak-anak, dan bayi. Sentuhan akan kasih memberikan perubahan yang dratis terhadap suatu keadaan yang mustahil untuk diubah. Kasih juga memberikan semangat dan kekuatan bagi mereka yang lemah. Ibarat kata, didalam dunia Fashion kita mengatakan “We Are What We Wear”, didalam dunia Otomotif mengatakan “We Are What We Drive” dan didunia Gym / Fitness Centre mengatakan “We Are What We Eat”. Nah bagaimanakah dengan kita sebagai umat Kristiani & murid – murid Tuhan Yesus, apakah kita berani mengatakan “We Are What We LOVE / Kasih”.
Tentunya Kasih disini adalah bukan suatu slogan semata tetapi harus disertai dan dilakukan dengan tindakan atau perbuatan yang nyata. Pada suatu kali ada seorang pendeta yang mengatakan dalam khotbahnya “… Kata orang Budha = orang Kristen mengatakan Kasih / mengasihi sesamamu manusia hanyalah merupakan “WACANA / SLOGAN” saja tetapi kita sudah melakukan ( Budha Suci )”. Kemudian dalam suatu wawancara di Metro TV, program – program yang dilakukan adalah Tabungan bambu dengan mengumpulkan uang – uang kecil / recehan yang biasanya tidak terpakai, kardus – kardus bekas yang kemudian diolah dan dibersihkan, botol – botol bekas air mineral yang tidak terpakai diolah untuk dibersihkan dan diberikan dimana semua dana tersebut akan disumbangkan kepada orang – orang yang tidak mampu. Kemudian yang sangat saya kagumi adalah dengan mengumpulkan baju – baju bekas yang telah dicuci, disetrika, dibungkus dengan rapih dan menyerahkan kepada orang – orang yang membutuhkan dengan cara membungkukkan badan sebagai manifestasi dalam “Merendahkan Diri”. Seorang marketer “Hermawan Kertajaya” mengatakan “bahwa gaya kepemimpinan presiden baru kita Bpk. Jokowi” sudah menerapkan “Marketing WOW” atau “Marketing Three Point O” yaitu :
- Bagaimana hubungan Vertikal menjadi Horizontal ( dengan pengertian hubungan yang dekat dan sejajar dengan rakyat tanpa adanya batasan – batasan )
- Hubungan Individual menjadi Sosial ( seperti blusukan, mencari fakta, menemukannya, mengatasinya dan mencari pemecahannya dengan turun ke bawah / Genchi GenButsu / Semangat Kaizen ( hari ini harus lebih baik dari hari kemarin ) / PDCA )
- Hubungan Exclusif menjadi Inklusif ( dengan pengertian hubungan kelas tersendiri menjadi membaur dan bergabung bersama dengan rakyat ).
Yesus adalah ungkapan kasih yang terbesar yang pernah datang ke dunia, namun tidak pernah tercatat bahwa Yesus pernah mengatakan, “Aku mengasihi kamu!” Mengapa? Karena 95 persen dari kasih secara keseluruhan bukanlah kata-kata. Yesus tidak mengasihi dengan kata-kata saja tetapi dengan perbuatan dan kebenaran (1 Yohanes 3:18). Bila perbuatan Kita bertentangan dengan kata-kata Kita, apakah yang bisa orang percayai, kata-kata atau perbuatan Kita? Perbuatan Kita, tentunya. Sebuah kamus berjudul Vine Expository dalam halaman 21 menyebutkan, “Kasih hanya bisa dikenal dari perbuatan yang dihasilkannya.” Dalam Yohanes 3 : 11-18 dikatakan : Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya ? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. Janganlah kamu heran, saudara – saudara, apabila dunia membenci kamu. Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut kedalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap didalam maut. Setiap orang yang membeci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara – saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap didalam dirinya ? Anak – anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Pada awal Oktober lalu, Bpk. Pdt. Gordon, Bpk. Pnt Tumpal, Bpk. Eri Royko yang mewakili jemaat GKI Kota Wisata menyerahkan hewan kurban ( kambing ) pada acara Idul Adha kepada pemuka agama ( ulama ) & masyarakat sekitar.
Contoh lainnya yang dapat dilihat adalah di sekolah BPK Penabur Kota Wisata dalam program liburannya selama 3 hari, mereka memiliki program CSP = Community Social Project, dimana terdapat siswa – siswi melayani dengan mencuci priring di warung – warung / restaurant, membersihkan gereja dengan mengepel lantai, membersihkan wc dan merapihkan file data perpustakaan dan menyampulnya, yang menurut saya, ini adalah program yang sangat baik dimana siswa – siswi tersebut telah sedari dini diajarkan untuk berani berbuat dan melayani dengan hati yang tulus dan itu dilakukan tidak hanya “Slogan” semata melainkan dengan perbuatan yang nyata.
Bagaimanakah dengan kita ? Berada di posisi manakah kita sekarang ? Kapankah kita akan mengambil bagian ? Sekarang … Nanti … Jawabannya ada di hati kita masing – masing. Selamat mengasihi dan melayani … (RGU)