Kasih adalah sebuah kata kerja
KASIH ADALAH SEBUAH KATA KERJA (2 Samuel 9 : 1-13)
Dapat saja Daud membiarkan Mefiboset tetap tinggal di tempat persembunyiannya. Biarlah tangan orang lain, tangan orang-
orang yang mau berbuat jasa padanya yang akan menarik Mefiboset keluar dari persembunyiannya. Biarlah orang lain yang menghabisi Mefiboset musuh keluarga kerajaan ini. Dengan demikian maka tangan Daud tetap bersih. Daud tahu betul bagaimana ia dapat menjaga agar reputasinya tetap bersih secara legal. Daud juga tahu bahwa ada banyak orang yang mau mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kotor demi keuntungannya. Namun tampaknya ia memilih untuk tidak mengawali masa kekuasaannya dengan tindakan balas dendam. Sebaliknya ia berusaha untuk menunjukkan kepada Israel pentingnya rujuk
nasional. Rekonsiliasi, menurut istilah orang sekarang.
Sebelumnya Israel terpecah menjadi dua kekuatan yang secara bersama mau pun sendiri-sendiri melawan musuh. Pasukan Saul mau pun Daud bersama-sama melawan bangsa Filistin. Namun pada saat yang bersamaan pasukan Daud yang lebih terbatas jumlahnya, justru merekalah yang menerima dukungan sangat kuat dari rakyat kebanyakan. Akibatnya diam-diam Daud dimusuhi oleh Saul. Tampak di awal masa kekuasaannya ini Daud ini menghapuskan sisa-sisa persaingan, terlebih lagi dendam yang telah membelah persekutuan Israel ini. Bagaimana pun juga musuh Israel bukanlah sesama orang Israel. Ada banyak bangsa lain, seperti Filistin yang ingin menguasai wilayah strategis tempat orang-orang Israel ini tinggal. Rekonsiliasi merupakan suatu keharusan. Perang saudara harus dihentikan.
Kini setelah Saul dan sebagian besar anggota keluarnya wafat, maka Daudlah orang yang paling berkuasa di Israel. Dan sebagai orang yang paling berkuasa Daud sadar bahwa keputusan untuk menghentikan permusuhan dan membangun perdamaian ada di tangannya. Ialah yang harus memulainya.
Mengamati dari dekat ungkapan-ungkapan yang digunakan oleh Daud, tampak jelas bagi kita bahwa selain alasan politis dan akal sehat ada hal lain yang mendasari keputusan Daud. Sebuah keputusan yang ternyata memiliki sejarah yang panjang di masa lalu. Daud mengatakan berulang-ulang bahwa ia ‘menunjukkan kasih . . . karena Yonatan’. Daud sangat terkesan dengan pengalaman persahabatan yang pernah dijalinnya dengan anak Saul, ayah Mefiboset itu. Menunjukkan kasih merupakan dasar pertimbangan yang sangat manusiawi yang Daud perbuat. Ia tidak menyebut-nyebut alasan perdamaian demi keutuhan bangsa dalam menghadapi tantangan ke masa depan. Tidak perlu itu.
Hal ini sudah sama-sama disadari oleh Israel yang baru saja memenangkan sebuah perang, dan tahu bahwa yang lain akan segera menyusul. Alasan yang disebutnya adalah kasih dan persahabatan itu. Tidak perlu menjadi orang yang berkuasa seperti Daud terlebih dahulu agar kita dapat menunjukkan kasih dan membawa perdamaian. Kita hanya membutuhkan keterbukaan hati untuk berhenti saling mencurigai dan membenci. Berhenti juga untuk mengembangkan berbagai prasangka dan rasa takut, sehingga kita menutup diri. Tak terbayangkan apa yang terjadi bila Daud menutup diri. Misalnya ia pura-pura saja tidak tahu betapa terancamnya jiwa Mefiboset, karena anak buah Daud pastilah akan mencari-cari kesempatan untuk berbuat jasa dengan menghabisi Mefiboset. Justru dengan tidak berbuat apa-apa, berdiam diri, bersikap pasif, Daud dapat membiarkan kejahatan terjadi.
Di sinilah kita melihat bahwa kasih adalah sebuah kata kerja. Suatu tindakan aktif. Bahkan tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kejahatan. Orang yang sungguh mengasihi tidak akan pernah dapat berdiam diri. Orang yang mau mengasihi harus bersedia untuk bertindak demi terwujudnya kasih itu. Daud telah melakukannya. Anda pun dapat melakukannya.
(Pdt. Yusak Soleiman)