Kasih Sebagai Pengikat dalam Keluarga

Dan di atas semuanya itu kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

(Kolose 3:14)

Sejak semula Allah membentuk lembaga keluarga di mana kasih yang dijalin antar anggota keluarga adalah gambaran hubungan kasih antara Allah dan manusia. Keluarga yang dibangun atas dasar kasih yang tulus membuat sebuah keluarga saling terikat secara rohani dan semakin bersatu menuju ke arah kesempurnaan. Segala sesuatu yang dilakukan jika tidak didasari atas kasih tidak akan ada manfaatnya. Kasih memiliki kuasa untuk mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan.

Hari-hari ini dalam kenyataannya sebagian besar rumah tangga dibangun atas dasar cinta yang belum tentu karena saling mengasihi. Cinta bisa hadir karena saling tertarik dan mengagumi hal-hal jasmani dari lawan jenis yang untuk sesaat terasa memuaskan parasaan dan emosi. Alkitab mengidentikkan cinta dengan hal-hal duniawi yang cenderung negatif seperti cinta akan uang (Pkh. 5:10), mencintai diri sendiri (2Tim. 3:2), mencintai dunia dengan segala isinya (Yoh. 12:25). Sementara Alkitab menggunakan kata kasih untuk hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu yang berasal dari Allah. Dalam praktek kehidupan sehari-hari cinta dan kasih memiliki perbedaan yang sangat jauh. Kasih itu melayani, memberi dan berkorban, sementara cinta cenderung banyak menuntut. Cinta adalah apa yang dirasakan terhadap orang lain, sedangkan kasih adalah sesuatu yang orang lain terima. Orang yang mencintai belum tentu mengasihi, tetapi orang yang mengasihi pastilah sangat mencintai secara tulus. Artinya kasihlah yang memberikan nilai dan makna segala sesuatu yang dilakukan.

Atas dasar inilah akibatnya sangat banyak keluarga anak-anak Tuhan yang mengalami keretakan dan berbagai macam konflik dalam rumah tangga. Masalah- masalah kecil yang seharusnya dapat diselesaikan dengan bijak malah dibesar- besarkan. Setiap anggota keluarga tidak bisa saling menerima, egois mau menang sendiri, tidak bisa saling mengerti, saling menyalahkan, saling merendahkan, banyak menuntut, saling curiga, pendek kata kasih itu semakin kering dalam keluarga. Konflik dalam sebuah keluarga tidak hanya terjadi antara suami dan istri tetapi juga antara anak dan orang tua serta kakak beradik. Dalam berita di sosial media maupun di lingkungan kita banyak sekali peristiwa yang terjadi yang membuat hati menjadi miris, perselisihan antara anggota keluarga hingga terjadinya pembunuhan. Bahtera rumah tangga yang seharusnya setiap anggota keluarga saling mengasihi, malah banyak terjadi konflik. Rumah tangga yang seharusnya dipertahankan sampai maut memisahkan, terpaksa harus diakhiri dengan perceraian karena keluarga-keluarga baik anak-anak Tuhan maupun yang bukan anak Tuhan tidak memiliki kasih sebagai pengikat dalam keluarga.

Kasih sebagai pengikat dalam keluarga adalah dasar yang paling penting. Apabila keluarga memiliki kasih sebagai pengikatnya maka keluarga akan bertahan kokoh(Kol. 3:18-21). Suami istri dapat berkata seorang terhadap yang lain, “terimakasih, memang kita berbeda suku, berbeda pendidikan, berbeda latar belakang, berbeda status sosial dan sebagainya, namun karena KASIH kita dipersatukan “.

Mengapa KASIH sebagai pengikat dalam keluarga sangat penting? Pertama, karena Yesus Kristus yang adalah KASIH telah datang sebagai pribadi yang mempersatukan. KASIH Kristus yang telah mengikat kita dan Ia juga yang akan menyempurnakan kasih kita seorang terhadap yang lain. Kedua, jika kita telah mengenakan KASIH sebagai pengikat dalam keluarga maka damai sejahtera Kristus akan memerintah dalam hatimu dan karena KASIH itu yang telah menyatukan perbedaan dan mengiring kita ke dalam satu tubuh dan satu keluarga. Ketiga, 1 Korintus 13:13 “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan KASIH, dan yang paling besar di antaranya KASIH”. Karena KASIH yang terbesar yang dapat mengikat sebuah keluarga. Mengapa? Karena bila kita memiliki segala-galanya tanpa kasih, kita tidak ada gunanya. Jadi milikilah KASIH itu dan hiduplah sama seperti Kristus hidup “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh KASIH mesra dan saling mengampuni sebagaimana ALLAH di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Ef. 4:32).

Masalah sebesar apapun yang terjadi dan harus dihadapi, jika Yesus Kristus yang adalah KASIH itu hadir di tengah keluarga maka Ia akan memberikan damai sejahtera, serta kekuatan untuk menghadapi gelombang kehidupan. ” KELUARGA YANG KUAT DIPERSATUKAN OLEH KASIH KRISTUS ” (LIR)

KEBAKTIAN MINGGU (HIJAU)

DICINTAI DAN DIPANGGILNYA

Yesaya 6:1-13, Mazmur 138, 1 Korintus 15:1-11, Lukas 5:1-11

Kebaktian 9 Februari 2025 oleh Pdt. Febrita Melati Simorangkir (GKI Cikarang)

Pendahuluan
Setiap kita pernah merasa tidak layak, merasa kecil di hadapan Tuhan. Namun, kasih dan panggilan-Nya selalu mendahului kekurangan kita. Hari ini, kita akan melihat bagaimana Tuhan mencintai dan memanggil hamba-hamba-Nya untuk melayani-Nya, meskipun mereka merasa tidak layak.


1. Dicintai dan Dimurnikan oleh Allah (Yesaya 6:1-13)
Yesaya mengalami perjumpaan dengan Allah dalam kemuliaan-Nya. Ia melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan mendengar para Serafim berseru, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam!” (Yes. 6:3). Dalam kekudusan Allah, Yesaya sadar akan dosa dan ketidaklayakannya: “Celakalah aku! Aku binasa!” (Yes. 6:5). Namun, Allah tidak membiarkan Yesaya tenggelam dalam rasa ketidaklayakan itu. Dia menyucikan bibirnya dengan bara dari mezbah dan mengutusnya.

Pelajaran: Tuhan tidak hanya menunjukkan kasih-Nya dengan memilih kita, tetapi juga menyucikan dan mempersiapkan kita untuk pelayanan.


2. Bersyukur atas Kasih dan Kesetiaan Tuhan (Mazmur 138)
Pemazmur memuji Tuhan karena kasih setia-Nya. Dalam Mazmur 138, Daud menuliskan bagaimana Tuhan menjawab ketika ia berseru dan memberikan keberanian dalam jiwanya (Mzm. 138:3). Allah yang Maha Tinggi memperhatikan yang hina dan menguatkan umat-Nya.

Pelajaran: Sebagai orang-orang yang dipanggil, kita harus senantiasa mengingat dan bersyukur bahwa kita dicintai dan diperhatikan oleh Tuhan.


3. Panggilan yang Mengubah Hidup (1 Korintus 15:1-11)
Paulus menyadari bahwa ia adalah yang paling hina di antara para rasul karena pernah menganiaya gereja Tuhan (1 Kor. 15:9). Namun, kasih karunia Tuhan mengubahnya dan memanggilnya untuk menjadi pemberita Injil.

Pelajaran: Tidak ada seorang pun yang terlalu berdosa atau tidak layak untuk dipakai Tuhan. Kasih karunia-Nya lebih besar dari kegagalan kita.


4. Meninggalkan Segalanya untuk Mengikut Yesus (Lukas 5:1-11)
Simon Petrus mengalami mujizat penangkapan ikan yang luar biasa. Saat menyadari kuasa Yesus, ia pun tersungkur dan berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa” (Luk. 5:8). Tetapi Yesus tidak menolak Petrus. Sebaliknya, Ia memanggilnya untuk menjadi penjala manusia.

Pelajaran: Ketika kita menyadari kasih dan panggilan Tuhan, respons yang benar adalah meninggalkan segalanya dan mengikuti-Nya dengan iman.


Kesimpulan
Kita semua dicintai Tuhan, bukan karena kebaikan kita, tetapi karena anugerah-Nya. Tuhan menyucikan dan memampukan kita seperti Yesaya. Tuhan menguatkan kita seperti Daud. Tuhan memanggil kita seperti Paulus. Dan Tuhan memimpin kita seperti Petrus.

Maka, mari kita merespons kasih dan panggilan-Nya dengan hati yang siap dipakai-Nya. Kita mungkin merasa tidak layak, tetapi ingatlah: kita bukan dipanggil karena kita layak, tetapi karena Dia mengasihi kita dan memampukan kita. Amin.

 

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

500460
Users Today : 1255
Users Yesterday : 1258
This Month : 14217
This Year : 52610
Total Users : 500460
Who's Online : 3