Kasih Tuhan kepada yang Hilang
“Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang”
(Matius 18:14)
Menggembalakan umat ibarat menggembalakan domba, perlu perhatian khusus dan tenaga ekstra. Gembala harus rela memberikan waktu, pikiran, dan tenaga untuk menggembalakan domba. Bahkan gembala pun harus rela berhadapan dengan binatang buas yang hendak memangsa domba. Sang gembala tidak ingin satu pun dari dombanya ada yang hilang. Yesus memberikan perumpamaan, jika seorang gembala mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya hilang, maka ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor. Ia akan pergi mencari seekor domba yang hilang tersebut. Dalam Matius 18:13 “Dan Aku berkata kepadamu: sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.” Mengapa demikian? Karena orang tersebut telah dapat menyelamatkan seekor domba yang seharusnya sudah binasa karena dimangsa binatang buas.
Mengapa domba harus digembalakan? Karena domba termasuk jenis hewan ternak yang mudah tersesat. Mereka selalu merumput dengan posisi kepala menunduk. Domba sangat mudah terpisah dari kawanannya dan hal itu merupakan kelemahan terbesar setiap domba. Oleh karena itulah, sang gembala harus aktif untuk memperhatikan kawanan domba. Ketahuilah pada umumnya sekali domba tersesat, biasanya ia akan semakin terhilang. Karena ia akan terjebak oleh asiknya makan rerumputan dengan kepala menunduk tanpa mau peduli dengan sekitar. Keberanian sang gembala yang berusaha menemukan kembali domba yang tersesat tentu diharapkan dapat mengembalikan domba itu pulang ke kandang. Begitu berharganya setiap domba itu bagi sang gembala sehingga diharapkan tidak ada yang hilang. Jika dikaitkan dengan kehidupan bergereja, maka domba-domba itu adalah umat. Umat atau dengan kata lain domba adalah jiwa. Sebagai murid Yesus, layaknya kita juga meneladani Sang Gembala Agung. Kita harus memerhatikan setiap umat, terus menggembalakan mereka agar tidak ada yang terhilang.
Memasuki Minggu ke-3 Bulan Misi dengan tema Carilah yang Tersesat dan Terhilang, kita diingatkan bahwa perilaku domba yang mudah tersesat ini menggambarkan kehidupan umat manusia. “Kita sekalian sesat seperti domba, masing- masing kita mengambil jalannya sendiri” (Yes. 53:6). Mengapa akhir-akhir ini, banyak orang mudah tersesat? Jika pada saat ini kita sedang sakit, sedang kesulitan ekonomi, sedang mencari pekerjaan, sedang mencari jodoh, sedang berharap mendapatkan keturunan, atau menghadapi pergumulandan hidup lainnya, janganlah hal tersebut membuat kita takut lalu putus asa, yang akhirnya membuat kita tersesat dan terhilang. Lalu, kita merasa tidak perlu lagi bergereja, tidak perlu mencari Tuhan. Kita beranggapan bahwa yang penting berbuat baik, nanti juga akan diselamatkan. Tuhan Yesus tidak menghendaki umat kesayangan-Nya mengalami ketersesatan. Kita harus tetap percaya kepada Tuhan, tetap tekun beribadah dan berdoa. Seberapa pun besar penderitaan yang sedang kita hadapi, Tuhan tidak akan membiarkan kita berjalan sendirian, apalagi melupakan kita. Sama seperti gembala yang akan selalu mencari domba yang hilang sebagai wujud kasihnya, maka demikianlah Yesus akan tetap menunjukkan kasih-Nya terhadap kita. Jangan pernah kita merasa ditinggalkan Tuhan Yesus. Bahkan ketika kita merasa semakin menderita lalu mencari jalan lain di luar Tuhan, layaknya domba yang tersesat, yakinlah Tuhan Yesus akan terus mencari kita karena kasih-Nya tak terbatas. Tuhan Yesus hendak mengajarkan bahwa Ia tetap peduli kepada umat yang berdosa. Ia tidak langsung menjatuhkan hukuman kepada mereka yang berbuat dosa, melainkan berupaya untuk mencari dan membawanya pulang. Pertobatan seorang yang berdosa itulah yang diharapkan Tuhan dan Tuhan selalu menyambut kehadirannya. Kembalinya orang ke jalan yang benar membuat Tuhan Yesus bersukacita besar.
Marilah kita semangat untuk mencari jiwa-jiwa yang tersesat dan terhilang serta memiliki sikap peduli kepada sesama. Mengerjakan misi Tuhan memang tidak selalu mudah, tantangan dan hambatan bisa saja kita hadapi. Namun yakinlah, ketika kita melakukan apa yang Tuhan perintahkan, maka Tuhan akan memperlengkapi, memampukan, dan mencukupkan apa yang kita perlukan. (ROS)