Kebahagiaan dan damai sejahtera

 

 

  
   Apa yang bisa mendatangkan rasa bahagia dan damai sejahtera? Kalau mengacu kepada iklan-iklan di berbagai media massa maka jelas ukurannya akan digantungkan kepada kepemilikan produk-produk mereka. Suami, istri, dua anak-satu laki-laki dan satu perempuan-saling bergandengan tangan menikmati hidup dengan deretan gigi rapi putih berkilat menunjukkan rona muka bahagia. Rumah mewah, apartemen yang katanya terletak di jantung kota atau dekat jalan tol, gadget-gadget terbaru, berbagai jenis mobil dan motor dan sebagainya. Buat wanita, kulit putih yang saking putihnya tidak lagi terlihat wajar di televisi, rambut yang bak mayang terurai, berkilau dan bebas ketombe, itu diplot menjadi tolok ukur kebahagiaan dan damai sejahtera bagi dunia buat kaum hawa.
   Bersedihlah kalau kulitnya gelap, tapi pakai produk kami, anda akan putih dan banyak pria tergila-gila. Itu menjadi gambaran dari hampir 90% iklan buat wanita hari ini di televisi. Tidaklah heran kalau saat ini begitu banyak orang berlomba mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, menjadikan uang sebagai tuan yang bisa memenuhi kebutuhan mereka akan barang-barang yang katanya membawa kebahagiaan dan kesejahteraan ini. Semakin banyak semakin baik dan semakin puas. Bagaimana bisa bisa beli rumah, mobil mewah, modal untuk menghias dan mempercantik diri, membeli berbagai aksesoris sesuai trend di kalangan kelas atas , bisa membeli baju dan perlengkapan dengan merek terkenal, memiliki gadget yang paling up to date sehingga tidak dianggap ketinggalan jaman, bisa liburan ke luar negeri kapan saja kita mau, dan lain-lain kalau tidak punya uang?
   Ada banyak juga yang mengacu kepada sisi emosional untuk mencari kebahagiaan. Mereka akan terus mencari pujian, pengakuan, penghargaan dan untuk itu rela melakukan segalanya. Kenyataannya, berbagai hal yang dianggap mampu memberikan kebahagiaan di atas seringkali tidak mampu untuk menjawab kebutuhan kita akan sebuah kebahagiaan atau damai sejahtera. Mungkin untuk jangka waktu tertentu yang singkat hal-hal tersebut di atas seolah sanggup memberikan rasa puas dan senang, tapi tidak dalam waktu yang lama. Kenyataannya, ada banyak yang lebih dari cukup dan sudah memiliki segalanya di dunia ini tapi tetap saja tidak bahagia. Ada bagian kosong dalam hati mereka yang tidak pernah bisa tertutupi meski sebanyak apapun mereka menggelimangi lubang itu lewat materi, pujian atau apapun yang dipercaya dunia bisa mendatangkan kebahagiaan. Sementara saya dan mungkin juga anda mungkin sudah melihat orang-orang yang hidupnya pas-pasan dan belum cukup mampu untuk menghambur-hamburkan uang tetapi mereka tetap bisa merasakan kebahagiaan dan damai sejahtera.
  Kalau begitu dari mana kita bisa memperolehnya? Kebahagiaan sejati hanyalah bisa kita peroleh secara rohani lewat hubungan kita dengan Tuhan. Karenanya, ketaatan dan kedekatan terhadap Tuhan merupakan kunci penting untuk bisa memperoleh kebahagiaan yang sejati. Dalam kitab Yesaya kita bisa membaca sebuah ayat yang secara jelas mengatakannya. “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.” (Yesaya 48:18). Damai sejahtera yang tidak pernah kering, kebahagiaan yang akan terus berlimpah bagai gelombang laut menghujam pantai yang tidak pernah berhenti. Bukankah itu luar biasa dan diinginkan oleh semua orang? Ternyata kuncinya bukan pada harta dan kepemilikian produk yang bisa mendatangkan itu melainkan lewat ketaatan kita mematuhi perintahNya. Tuhan menjanjikan damai sejahtera dan kebahagiaan bisa kita peroleh secara melimpah tanpa henti dan tidak ada habisnya. Hanya dengan menjalani hidup bersama Tuhanlah kita bisa merasakan kebahagiaan dan damai sejahtera sesungguhnya yang sesungguhnya, yang tidak akan tergantung oleh baik buruknya situasi dalam hidup kita sehari-hari. sebab Tuhan sendirilah yang sebenarnya merupakan sumber damai sejahtera. (Roma 15:33, 16:20).
  Selanjutnya mari kita lihat firman berikut. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 korintus 15:58). Dia sudah berkata bahwa keteguhan akan selalu mampu membuat kita tetap kuat dalam melakukan pekerjaan Tuhan, dan dalam persekutuan denganNya saat melalukan semua itu tidak akan ada yang berakhir sia-sia. Layaknya otot yang kuat terlatih mampu mengangkat beban yang lebih berat dibanding kesanggupan orang biasa, demikian pula otot iman yang kuat akan memampukan kita untuk tetap berpegang teguh dalam pengharapan dan kepercayaan kepada Tuhan. Itu akan membuat kita tidak mudah kehilangan damai sejahtera dan sukacita tak peduli seganas apapun badai menerpa hidup
   Keinginan daging mungkin sepintas terlihat seakan bisa memberikan jawaban untuk pencarian kebahagiaan. Banyak orang akan begitu kerasnya berusaha untuk memuaskan keinginan dagingnya dan untuk mencapai itu bahkan rela mengorbankan hubungan dengan Tuhan. Mereka mencoba terus lebih dekat lagi kepada hal-hal duniawi yang dianggap mampu menjawab kebutuhan akan kebahagiaan itu. Sesungguhnya lewat Roh-lah kita akan mampu memperolehnya. Bagi dunia keinginan daging dianggap mampu menjadi solusi, padahal Firman Tuhan berkata “Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.” (Roma 8:6).
   Kita mungkin bisa mengira bahwa uang merupakan jawaban atas segala-galanya, yang sepertinya mampu memenuhi segala kebutuhan kita atas berbagai produk yang terus menawarkan kebahagiaan. Ada banyak orang yang pada akhirnya sadar bahwa ‘ruang’ kosong di dalam hati hanya bisa ditutup oleh Tuhan saja agar menjadi sempurna dan kemudian bisa membawa damai sejahtera dan kebahagiaan yang tidak ada henti atau habisnya. Ketika ruang itu terpenuhi, disanalah kita akan merasakan kebahagiaan yang tidak lagi tergantung lewat berbagai kesusahan di dunia ini. Semakin meninggalkan atau menjauh dari Tuhan dan terus mengejar hal-hal dunia yang nikmat bagi daging kita justru akan membuat ruang kosong ini terus melebar, menenggelamkan setiap sukacita yang seharusnya menjadi bagian dari kita lewat Kristus. Apabila ada diantara teman-teman yang saat ini merasa kering tanpa kebahagiaan dan damai sejahtera meski sudah mencoba menggapai semua yang dikatakan dunia bisa mendatangkan rasa-rasa yang indah itu, itu artinya anda harus mulai berpikir untuk merubah persepsi dan mendekatkan diri kepada Tuhan, bukannya malah semakin menjauh dari Tuhan dan terus mengejar angin. (DDT)

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU PASKA V (Putih)

KETAATAN SEBAGAI ANUGERAH ALLAH

Kisah Para Rasul 16:9–15; Mazmur 67; Wahyu 21:10, 22–22:5; Yohanes 14:23–29

Kebaktian 25 Mei 2025 oleh Pdt. Em. Jonathan Subianto (GKI Samanhudi)

“Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yohanes 14:23)

Ketaatan: Bukan Beban, Tapi Anugerah

Dalam kehidupan rohani, kata “ketaatan” sering terdengar seperti tugas berat yang harus dipikul untuk menyenangkan Tuhan. Kita membayangkan hidup yang penuh aturan dan pengorbanan. Namun, bacaan hari ini mengajarkan bahwa ketaatan bukanlah beban, tetapi respons dari hati yang sudah disentuh kasih karunia.

Kisah Paulus yang menerima visi Makedonia dalam Kisah Para Rasul 16 menegaskan hal ini. Ia tidak merancang sendiri perjalanannya, tetapi merespons pewahyuan Tuhan. Ia taat bukan karena keinginan pribadi, melainkan karena Allah yang terlebih dahulu menyatakan kehendak-Nya.

Lalu kita melihat Lidia, seorang perempuan yang hatinya “dibukakan Tuhan.” Ia percaya dan dibaptis, bukan karena dia mencari Tuhan lebih dahulu, tetapi karena Tuhan bekerja dalam hatinya. Dari kisah Paulus dan Lidia, kita belajar bahwa ketaatan dimulai dari anugerah, bukan inisiatif manusia.

Ketaatan Membawa Kesaksian

Mazmur 67 menyatakan kerinduan agar berkat Tuhan atas umat-Nya menjadi sarana kesaksian bagi bangsa-bangsa. Ketika umat Allah hidup dalam ketaatan, dunia akan melihat terang kasih dan kebenaran Allah. Ketaatan bukan hanya untuk membentuk karakter pribadi, tetapi menjadi sarana kesaksian global.

Ketaatan Berakar pada Visi Kekal

Wahyu 21–22 menunjukkan gambaran Yerusalem Baru—kota penuh terang, di mana Allah tinggal bersama umat-Nya. Inilah arah hidup kita. Bila kita sungguh percaya bahwa tujuan akhir kita adalah hidup kekal bersama Tuhan, maka hidup kita hari ini akan dibentuk oleh harapan itu. Ketaatan menjadi cara kita mempersiapkan diri bagi kemuliaan yang kekal.

Ketaatan Sebagai Ekspresi Kasih

Yesus menyatakan dengan jelas: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yoh. 14:23). Ketaatan bukanlah bentuk keterpaksaan, melainkan buah dari kasih. Dan lebih lagi, Yesus berjanji bahwa Allah akan tinggal bersama orang yang menaati-Nya. Ini adalah relasi, bukan sekadar aturan. Allah ingin berjalan bersama kita, menolong kita lewat Roh Kudus, agar kita dapat hidup dalam firman-Nya.

Aplikasi Praktis dalam Hidup Sehari-hari

  • Mulai Hari dengan Firman dan Doa. Luangkan waktu 10–15 menit setiap pagi untuk membuka Alkitab dan berdoa. Mulailah dengan satu ayat dan renungkan artinya untuk hidupmu hari itu.

  • Latih Ketaatan di Rumah. Bantu tanpa disuruh, ucapkan terima kasih, dan minta maaf saat salah. Rumah adalah tempat pertama untuk menumbuhkan karakter taat.

  • Jadi Terang di Tempat Kerja atau Sekolah. Tunjukkan kejujuran, bantu rekan kerja, dan ambil sikap positif. Orang lain akan melihat perbedaan ketika kita taat pada nilai-nilai Kristus.

  • Dengar dan Tanggapi Suara Roh Kudus. Saat tergerak untuk menolong, mengampuni, atau meminta maaf—responilah segera. Ketaatan sering dimulai dari langkah-langkah kecil.

  • Fokus pada Tujuan Kekal. Buat keputusan berdasarkan kekekalan. Apakah aktivitas ini membawa saya mendekat pada Tuhan? Apakah ini menyenangkan hati-Nya?

Penutup

Ketaatan tidak akan pernah terasa ringan jika kita memulainya dari usaha sendiri. Tetapi saat kita menyadari bahwa Tuhan sudah lebih dulu mengasihi kita, membuka hati kita, memberi visi kekal, dan menghadirkan Roh Kudus untuk menolong, maka kita dapat berkata: “Saya mau taat karena Tuhan begitu baik.”

Ketaatan bukan syarat untuk dikasihi. Kita taat karena sudah dikasihi. Dan dalam setiap langkah ketaatan, kita semakin mengenal dan mengalami hadirat-Nya yang nyata.

Mari kita hidupi ketaatan sebagai anugerah, bukan beban. Dan biarlah dunia melihat terang Tuhan melalui hidup kita yang taat.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

663686
Users Today : 257
Users Yesterday : 1857
This Month : 39268
This Year : 215836
Total Users : 663686
Who's Online : 19