Kebangkitan yang menghidupkan dan membebaskan
KEBANGKITAN YANG MENGHIDUPKAN DAN MEMBEBASKAN
Matius ; Pasal 28, Ayat 1 – 10
Hari ini kita mau merenungkan tentang makna Kebangkitan Tuhan dari kematiannya.. seperti tema ini ‘Kebangkitan yang menghidupkan dan membebaskan’.
Kalo kita memperhatikan dalam lingkungan masyarakat kita dan mungkin juga terjadi dalam lingkungan pergaulan kita, maka acapkali kita dapatkan banyak orang akhir2 ini mengalami “kematian..pada saat masih hidup”… yaitu kematian (semu)… nah kematian semu ini bisa terjadi karena banyak orang mengalami berbagai macam penyakit, entah fisik, psikis, sosial, moral sampai kepada masalah spiritual… mereka serasa didakwa mati dengan diagnosis sepertihalnya penyakit kanker, HIV, atau orang menjadi tidak berdaya saat menemui kegagalan dalam usaha sehingga orang mulai tidak bersemangat dalam hidup, banyak orang merasa diperlakukan dengan tidak adil, mereka menjadi putus asa ketika melihat bahwa perjuangannya untuk mengungkapkan sebuah kebenaran itu justru diputar balikkan oleh mereka yang berkuasa yang tidak menginginkan kebenaran itu di ungkapkan, lalu kemudian orang mulai mengalami kehilangan makna hidup.. mereka menjadi apatis dan pesimistis dan terkadang merasa hidup ini tiada guna lagi.
Situasi yang sama juga di alami oleh murid-murid Tuhan saat itu.. jiwa mereka sangat rapuh ketika mengetahui Yesus ditangkap, disiksa dan kemudian di salibkan. Mereka semua lari bersembunyi dan mengurung diri, mereka dicekam rasa takut dan nyawa mereka semua ada dalam bahaya, apalagi Petrus yang sudah menyangkal Tuhan 3 kali. Perasaan murid-murid hancur tanpa harapan ketika ditinggal Guru mereka.. rasanya apa yang telah mereka lakukan selama ini bersama sang Guru tampaknya sia-sia belaka, sehingga rasanya seperti mau mati saja. Hari Jum’at dan sabtu itu adalah saat-saat yang paling menggelisahkan bagi mereka. Sejak Yesus ditangkap pada tengah malam hari kamis kelabu itu murid-murid Yesus tercerai berai.. dalam keputus asaan dan dalam suasana mencekam saat itu mereka menjadi lupa akan semua hal yang sudah pernah disampaikan Yesus yaitu tentang kematian dan kebangkitan-Nya.. padahal sebenarnya Tuhan Yesus sudah pernah menyampaikan kepada murid-muridnya perihal kematian dan kebangkitan-Nya, akan tetapi murid-murid itu tidak mengerti.. secara tegas dalam Injil Markus 39 ; 31-32 dikatakan disana ‘…Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.’… ternyata murid-murid belum sungguh-sungguh memahami misi Yesus meskipun mereka sudah tiga tahun lamanya bersama dengan Tuhan Yesus.Akan tetapi peristiwa kebangkitan Tuhan saat itu mencelikkan mata mereka yaitu saat Maria Magdalena dan Maria yang lain menengok kubur Yesus setelah 3 hari kematian-Nya dan mendapatkan kubur itu kosong ketika bertemu Malaikat Tuhan yang mengatakan : “Janganlah kamu takut ; sebab aku tau kamu mencari Yesus yang di salibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya, lihatlah tempat Ia berbaring”. (Mat 28 : 5b-6). Murid-murid mengalami kesukacitaan, karena mereka berjumpa dengan Kristus yang bangkit.. dan dari peristiwa ini lah para murid menjadi semakin lebih memahami rencana Allah, bahwa Yesus yang bangkit itu adalah bukan Mesias seperti yang mereka nantikan dan inginkan untuk menjadi seorang pemimpin yang akan menggembleng mereka menjadi suatu kekuatan tempur dan akan mengusir para penindas, lalu menjadikan Israel pemimpin dunia.. akan tetapi Yesus mengajarkan yang sebaliknya, bahwa Mesias akan menderita, disalibkan, mati dan dibangkitkan.
Terkadang rencana Allah tidak selalu dipahami manusia seperti yang di alami murid-murid Tuhan.. mengapa ? karena manusia memiliki kepentingannya sendiri.. pertama ketika egoisnya makin menonjol, makin dia tidak mampu memahami rencana Allah..misalkan saja ketika kita mempunyai keinginan yang kuat untuk mendapatkan sesuatu, maka seringkali dengan sekuat tenaga dan dengan menghalalkan berbagai macam cara kita lakukan dengan cara-cara yang tidak benar agar kita bisa mendapatkannya… contoh nya dalam hal menginginkan kedudukan dalam jabatan di pekerjaan yaitu mendapatkannya dengan cara sikut sana sikut sini. Kita tidak peka terhadap rencana Allah karena kita tidak mempunyai persekutuan yang erat dengan Allah… sehingga jika hasilnya buruk dan tidak sesuai dengan harapan, alih-alih kita akan meyalahkan Tuhan… ;kedua, hidup manusia yang dilumuri dosa, itu juga yang menyebabkan dia tidak mampu memahami rencana Allah..kita adalah anak-anak Tuhan yang sudah mendapatkan anugerah pengampunan dosa dan diselamatkan, tetapi masih banyak sekali melakukan kebohongan2, penipuan dan hal-hal jahat yang lain.. bagaimana kita bisa melihat rencana Allah yang sungguh indah dalam kehidupan kita ? pastilah kegagalan demi kegagalan yang akan kita terima…akhirnya hidupnya dari waktu ke waktu seperti berada dalam lingkaran setan, tidak mendapatkan kesejahteraan.. hanya jika Allah menghendaki agar rencana-Nya diketahui manusia dan dengan kerendahan hati manusia untuk mau menerimanya, maka ia pasti dapat mengetahui rencana Allah yang sungguh indah itu.
Tetapi Yesus.. Dia sangat memahami rencana Bapa-Nya..masih ingatkah kita, ketika waktu yang ditentukan Allah bagi Yesus tiba.. ketika Yesus berumur tiga puluh tahun.. Ia tau, Ia harus pergi dari rumahnya untuk memulai pekerjaan yang akan ditunjukkan Allah kepadanya. Saat itu bagi Yesus tidak mudah juga untuk meninggalkan Nazaret, apalagi meninggalkan ibu dan keluarganya. Tetapi dengan lembut Ia memberitau ibunya tentang panggilannya. Ke esokan harinya Yesus pamit kepada Ibunya dan kepada saudara2nya.. Yesus berjalan mendaki bukit dan matanya menelusuri daerah Samaria yang terletak diantara Galilea dan Yudea.. maka tiga hari kemudian Ia sampai menuju Sungai Yordan dimana Yohanes saudaranya berkotbah dan membaptis.. ini pertama kali mereka bertemu.. (kira-kira mungkin percakapan mereka saat bertemu seperti ini; dengan lembut Yesus berkata “Saya Yesus sepupumu.. saya datang untuk kaubaptiskan.. kamu sedang menyediakan jalan bagi saya.. kapak yang kamu pakai untuk menebang pohon dosa dan tradisi yang sia-sia adalah kapak yang juga akan saya pakai. Sebagaimana kamu sudah menyiapkan jalan bagi saya.. maka saya akan menyiapkan jalan bagi orang-orang supaya mereka dapat datang secara langsung ke hadapan Allah”)
Dr. Andar Ismail dalam bukunya Selamat Paska, mengatakan ; Kalau Kristus tidak dibangkitkan, apa gunanya kita membaca Firman-Nya ? sebab Firman-Nya tidak berlaku. Kalau Kristus tidak dibangkitkan, Ia hanyalah pahlawan yang sudah gugur. Sehebat-hebatnya pemikiran yang ditinggalkan seorang pahlawan, ia toh tidak bisa memimpin kita dimasa kini. Padahal yang kita butuhkan adalah Juruselamat dan pemimpin yang hidup untuk masa kini. Kenyataannya adalah : Kristus bangkit dan hidup ! Ia hidup hingga kini.. Ia memerintah kita dengan Roh dan Firman-Nya. Hari Paska adalah peristiwa pelantikan Yesus menjadi Tuhan dan Allah, menjadi Juruselamat dan Penebus kita. Itu berarti, bahwa dengan peristiwa Paska, kita menerima kepastian pengampunan dosa, kepastian iman dan kepastian hidup. Bukankah itu berita yang sangat menggembirakan ? Kata Paulus dalam 1 Korintus 15 : 57, bahwa “Syukur kepada Allah, yang memberikan kepada kita kemenangan oleh Kristus, Tuhan kita”.
Sekarang bagaimana kita menghayati Kebangkitan Kristus Yang Menghidupkan dan Membebaskan ini dalam kehidupan saudara-saudara dan saya sebagai orang percaya ?
Dari teladan yang sudah Tuhan berikan, maka seharusnyalah kebangkitan Tuhan membawa perubahan besar dalam kehidupan kita agar juga berdampak pada kehidupan orang lain dan lingkungan sehingga oranglain juga dapat mempermuliakan Allah.. Dari itu Firman Tuhan dalam Matius 28 : 19-20 mengatakan “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Sulit ya perintah Tuhan ini…?mungkin saja ada yang mengatakan bahwa perintah ini kan harusnya untuk para pendeta dan penatua…! akan tetapi perintah Tuhan ini untuk semua orang percaya yang sudah menerima anugerah pengampunan dosa dan keselamatan… tinggal bagaimana kita mau menerapkan perintah ini untuk menjadikan dasar dan pegangan bagi kita dalam bertanggungjawab untuk setiap kesempatan dan tugas-tugas besar yang Tuhan berikan kepada kita.
Bagaimana kita membekali diri agar dapat melakukan seperti apa yang Tuhan perintahkan ? Mulailah terlebih dulu untuk memiliki prinsip-prinsip hidup yang unggul.., ada 7 hal, mungkin selebihnya dapat saudara tambahkan sendiri… antara lain ;
1. Tidak takut dan cemas untuk berdiri sendiri ;
Ada kalanya dalam hidup ini situasi membuat kita harus memilih untuk berani berdiri sendiri berpijak diatas kaki sendiri, karena tidak semua tugas dan beban tanggung jawab dapat dijalani bersama-sama atau beramai-ramai.
2. Tidak takut dengan ancaman di depan ;
Diperlukan jiwa yang tangguh , tidak mudah lemah dalam menghadapi dan mempersiapkan masa depan.
3. Tidak takut untuk menjadi berbeda ;
Berbeda tidak harus di artikan aneh, apalagi menjadi berbeda untuk mempertahankan hal yang benar. Karena memang pikiran dan tindakan yang berbeda yang akan menghasilkan sesuatu yang berbeda pula.
4. Tidak takut untuk berkata benar ;
Perkataan maupun keyakinan yang benar bila tidak menuntun pada kesimpulan dan keputusan serta tindakan yang benar hanya akan menghasilkan penundaan.
5. Tidak takut untuk membuat keputusan yang sulit ; Seseorang pernah berkata ; Kehidupanku bukanlah dibuat oleh impian yang aku impikan tetapi oleh keputusan yang aku buat. Kehidupan adalah hasil rangkaian banyaknya keputusan yang dibuat seseorang.. setiap saat setiap orang diperhadapkan dengan keputusan yang harus di ambilnya.
6. Tidak takut untuk memberikan dorongan ;
Ketidak percayaan membuat orang Israel melihat kebelakang dengan keluhan.. iman melihat kedepan dengan dorongan.Winston Churchill mengatakan ; Keberhasilan tidak pernah final, kegagalan tidak pernah fatal, doronganlah yang diperhitungkan.
7. Tidak takut untuk beriman ;
Kaleb adalah seorang yang beriman, dia tidak menjadi takut tentang ‘ukuran’ suatu persoalan, sebab Kaleb percaya pada Allah yang besar. Pertanyaan penting dalam hidup ini bukanlah ‘Berapa besar persoalannya ? atau ‘Seberapa besar kuatnya saya ?’.. akan tetapi pertanyaan utamanya adalah ‘Seberapa besar Allah saudara ? bilamana saudara berjalan dengan iman kepada-Nya maka masa depan adalah kawan saudara, dan setiap musuh akan dapat ditaklukkan-Nya.Ketika iman seseorang bertemu dengan tujuan yang jelas, maka iman itu tidak pernah menjadi lemah melainkan akan semakin menyala-nyala siap untuk menghasilkan kejutan, sebab tujuan hidup itu bagaikan kincir angin yang membuat kobaran iman menyala lebih besar.
Marilah kita menempatkan rencana Allah dan memperlakukannya dalam hidup kita secara bertanggungjawab.. melayanilah dengan sungguh-sungguh dimanapun Tuhan menempatkanmu… janganlah menganggap bahwa pelayanan yang kita lakukan sudah baik dan sempurna.. selama kita mengandalkan diri, selama itu pula pelayanan kita akan menjadi sulit dan tersia-sia. Melayani dengan norma-norma Firman Allah akan mengantar kita kepada pelayanan yang benar dan mendatangkan damai sejahtera Allah bagi umat manusia… Amin
CAD