Kekuatan di dalam badai

Kekuatan di dalam Badai

Beberapa minggu lalu pemberitaan ramai dengan bencana tanah longsor di Banjarnegara. Masih belum pulihnya kondisi kehidupan di Banjarnegara pasca bencana tersebut, beberapa hari kemudian kita dikejutkan lagi dengan musibah kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501, yang hingga hari ini belum seluruh penumpangnya ditemukan.  Musibah tersebut meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan saudara-saudara kita yang mengalaminya. Kehilangan harta benda dan sanak saudara dalam sekejap, bahkan ada yang langsung kehilangan beberapa anggota keluarganya. Sungguh suatu hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya..

Tidak ada seorang manusiapun yang akan lepas dari yang namanya badai kehidupan.  Suka atau tidak setiap orang pasti akan mengalaminya, baik dia orang miskin maupun orang kaya, umat Tuhan ataupun tidak. Semuanya pasti akan mengalaminya, sama seperti badai yang tidak akan memilih-milih sasarannya di bumi demikian juga badai kehidupan tidak akan memilih-milih sasarannya atas manusia.

Badai seperti angin puting beliung, tanah longsor, banjir, dan bencana alam lainnya biasanya akan sangat memberi dampak terhadap daerah-daerah yang dilaluinya. Kita sering melihat di Televisi, daerah-daerah yang dilanda badai biasanya banyak mengalami kehancuran.  Namun, pernahkan Saudara perhatikan diantara bangunan-bangunan yang hancur itu ada beberapa bangunan yang tidak hancur?

Dalam sebuah tayangan televisi, ada yang menceritakan bagaimana kedahsyatan badai menerjang sebuah daerah di Amerika Serikat. Banyak rumah dan gedung yang hancur berantakan, namun ada juga beberapa rumah yang bertahan, tidak hancur. Rumah itu bahkan menjadi tempat berlindung penghuninya sehingga mereka selamat. Sementara rumah yang hancur itu bukan saja tidak bisa melindungi penghuninya,  justru puing-puing rumah itulah yang menjadi pembunuh penghuninya.

Lalu yang menjadi pertanyaan, kenapa ada rumah yang hancur dan kenapa pula ada yang bertahan, tidak hancur? Jawabannya adalah karena rumah yang bertahan dibangun dengan pondasi dan bangunan yang kuat sementara rumah yang hancur dibangun dengan pondasi dan bangunan yang lemah.

Demikian halnya, kehidupan kerohanian juga akan mengalami hal yang sama. Badai kehidupan bisa berupa banyak hal, seperti  musibah, bencana alam, kedukaan, kebangkrutan, masalah keluarga, keuangan, pekerjaan, dan lain sebagainya.. ‘Orang kristen’ yang di bangun diatas pondasi yang kuat seperti dibangun diatas batu yang kokoh, tidak akan hancur menghadapi  badai. Tetapi sebaliknya, ‘orang kristen’ yang kehidupan kerohaniannya di bangun diatas pasir akan hancur berantakan.

Yang dimaksud dengan membangun diatas batu adalah orang yang mendengarkan dan melakukan firman Tuhan. Sementara orang yang membangun diatas pasir adalah orang yang mendengarkan firman namun tidak melakukannya. Itu tertulis pada ayat dibawah :

Mat 7:24-27  “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.  Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”

Lalu yang menjadi pertanyaan, mengapa harus ada ‘ badai’ kehidupan?

Jawabannya adalah:

  1. Untuk membuktikan apakah seseorang itu hidup dalam firman Tuhan atau tidak.

Dengan badai akan teruji siapakah kehidupan yang benar-benar hidup dan tinggal dalam firman Tuhan dan siapa yang tidak. Orang yang hidup dalam firman akan senantiasa teguh berdiri karena ia mengerti akan maksud Tuhan dan ia juga mengerti bahwa badai yang di alaminya itu tidak akan melebih dari kekuatannya, seperti pada ayat dibawah:

1 Korintus 10:13  Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Orang yang hidup dalam firman Tuhan adalah orang yang menanti-nantikan dan menaruh harapannya hanya pada Tuhan. Orang seperti ini tidak akan pernah lelah mengikut Tuhan. Alkitab mencatat orang seperti ini di umpamakan dengan burung rajawali. Itu kita temukan pada ayat dibawah:

Yesaya 40:31  tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Burung rajawali adalah sejenis burung yang unik karena burung ini tidak pernah takut akan badai. Burung jenis lain akan sembunyi dan akan senantiasa menghindarkan diri dari badai sementara burung rajawali justru sebaliknya. Burung rajawali menyadari justru dengan badai ia akan dapat terbang semakin tinggi dan semakin jauh. Badai tidak membuatnya hancur dan hilang, justru badai membuatnya semakin tinggi dan semakin tinggi lagi.

Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita berusaha menghindarkan diri dari badai dalam kehidupan kita? Atau sebaliknya, seperti burung rajawali yang justru menyukai badai dan menjadikan badai membuatnya semakin terbang tinggi?
Suka atau tidak suatu saat kita pasti akan menghadapi badai itu. Satu hal yang harus kita pegang, marilah seperti burung rajawali yang menjadikan badai itu sebuah sarana untuk terbang semakin tinggi dan lebih tinggi lagi. Mari jadikan badai itu membuat kerohanian kita semakin tinggi dan lebih tinggi lagi.

       2. Untuk membuktikan apakan kita Kristen sekam atau tidak.

Badai juga akan membuktikan apakah kita Kristen sekam atau tidak. Itu kita temukan pada ayat dibawah:

Ayub 21:18  Mereka menjadi seperti jerami di depan angin, seperti sekam yang diterbangkan badai.

Sekam akan hilang diterbangkan badai. Sekam adalah kulit dari padi-padian. Sekam hampir tidak memiliki bobot karena telah kehilangan bulir padinya, itulah sebabnya sekam dengan mudah ditiup oleh angin. Kristen sekam adalah kehidupan yang tidak memiliki bobot kerohanian dan itulah sebabnya ketika ada angin, terlebih lagi badai, ia akan terbang dan hilang bersama badai tersebut.

Oleh sebab itu mari kita perhatikan hidup kita, apakah kita punya bobot rohani apa tidak. Badai kehidupan akan membuktikan itu. Jika kita adalah kristen yang memiliki bobot maka badai tidak akan pernah bisa menerbangkan kita. Tetapi sebaliknya jika kita adalah kristen yang tidak memiliki bobot rohani, dengan kata lain kristen sekam maka ketika badai kehidupan datang, kita akan hilang bersama badai itu.

Oleh sebab itu jika kita ingin kuat dalam badai, hiduplah dalam firman Tuhan dan milikilah bobot rohani itu. Maka ketika badai datang, kita akan menjadi seperti burung rajawali yang akan terbang semakin tinggi, berlari tidak menjadi lesu dan berjalan tidak menjadi lelah. Dengan penyertaan dan kekuatan dari  Kristus, kita akan senantiasa mendapat kekuatan baru dalam menjalani kehidupan ini dengan segala pergumulan dan dimampukan melewati badai kehidupan yang menghadang.

BersamaNya melewati badai kehidupan.. (ABT-berbagai sumber)

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU (KHOTBAH PENGAJARAN)

BAPTISAN: HIDUP BERKENAN KEPADANYA

Lukas 3:15-17,21-22

Kebaktian 12 Januari 2025 oleh Pdt. Em. Lazarus Purwanto (GKI Kebayoran Baru)

Pendahuluan

Baptisan merupakan momen penting dalam kehidupan seorang Kristen, sebagai tanda ketaatan kepada Allah dan simbol dimulainya hidup baru dalam Kristus. Dalam Lukas 3:15-17, 21-22, kita melihat peristiwa baptisan Yesus yang mengungkapkan banyak hal tentang identitas-Nya, ketaatan-Nya, dan panggilan untuk hidup berkenan kepada Allah.

Penjelasan Teks

1. Harapan dan Penantian (Lukas 3:15-17)
Pada saat itu, banyak orang menantikan kedatangan Mesias. Yohanes Pembaptis menegaskan bahwa ia bukan Mesias, melainkan hanya seorang yang mempersiapkan jalan bagi-Nya. Yohanes menggambarkan baptisan sebagai langkah persiapan rohani: ia membaptis dengan air, tetapi Mesias akan membaptis dengan Roh Kudus dan api. Ini menggambarkan transformasi dan penyucian hidup yang lebih mendalam.

2. Ketaatan dan Identitas Yesus (Lukas 3:21-22)
Yesus datang untuk dibaptis, meskipun Ia tidak berdosa. Tindakan ini menunjukkan kerendahan hati-Nya dan ketaatan total kepada kehendak Allah. Saat Yesus dibaptis, langit terbuka, Roh Kudus turun dalam rupa burung merpati, dan suara dari surga berkata, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Momen ini menegaskan identitas Yesus sebagai Anak Allah dan menyatakan bahwa hidup-Nya sepenuhnya berkenan kepada Allah.

Aplikasi dalam Kehidupan

1. Hidup dalam Ketaatan kepada Allah
Yesus menunjukkan teladan sempurna dalam ketaatan kepada Allah. Melalui baptisan, kita diajak untuk memulai hidup baru yang berpusat pada kehendak-Nya. Hidup berkenan kepada Allah berarti meninggalkan dosa, mengikuti pimpinan Roh Kudus, dan hidup dalam kasih serta kebenaran.

2. Menyadari Identitas sebagai Anak Allah
Melalui baptisan, kita diteguhkan sebagai anak-anak Allah. Identitas ini memberi kita tanggung jawab untuk hidup sesuai dengan panggilan-Nya: menjadi terang dan garam dunia. Ingatlah bahwa Allah telah menerima kita dengan kasih-Nya yang besar, dan kita dipanggil untuk hidup dalam persekutuan yang erat dengan-Nya.

3. Menerima Roh Kudus dalam Kehidupan
Yesus membaptis dengan Roh Kudus dan api, menunjukkan pentingnya transformasi batiniah. Roh Kudus bekerja dalam kita untuk memurnikan, menguatkan, dan memampukan kita menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya. Mari kita membuka hati untuk dipimpin oleh Roh Kudus dalam setiap aspek kehidupan kita.

Penutup

Peristiwa baptisan Yesus mengingatkan kita tentang pentingnya hidup berkenan kepada Allah. Melalui baptisan, kita memulai perjalanan hidup baru dalam Kristus, menghidupi identitas kita sebagai anak-anak Allah, dan berkomitmen untuk taat kepada-Nya. Marilah kita terus mengandalkan Roh Kudus untuk memampukan kita menjadi pribadi yang memuliakan Allah dalam segala hal.

Pertanyaan Refleksi:

  1. Apakah hidup saya saat ini mencerminkan ketaatan kepada Allah?
  2. Bagaimana saya membiarkan Roh Kudus memimpin hidup saya?
  3. Dalam hal apa saya perlu bertumbuh untuk lebih berkenan kepada Allah?

Kiranya kita semua dapat menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya, sebagai respon terhadap kasih dan anugerah-Nya yang melimpah. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

462825
Users Today : 197
Users Yesterday : 1249
This Month : 14975
This Year : 14975
Total Users : 462825
Who's Online : 7