Kemerdekaan sejati

Kemerdekaan sejati

“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” (Galatia 5:13)

———————————————————————————————————

Lima hari lagi kita akan memperingati Hari Kemerdekaan ke-73 RI. Kemerdekaan ini diraih melalui perjuangan para pendahulu-pendahulu kita yang rela mati demi terbebasnya bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Meski Indonesia telah merdeka, perjuangan pun harus terus berlanjut agar bangsa Indonesia tetap berdiri, tampil mandiri dan tetap jaya diantara bangsa-bangsa di dunia.

Akan tetapi, di dalam Kekristenan, kemerdekaan bukan hanya sekadar bebas dari penjajahan orang atau bangsa lain, melainkan bebas dari kuasa kegelapan karena dosa, dan hidup di dalam terang Allah yang kudus. Kemerdekaan kita dari belenggu dosa, semata-mata adalah hasil anugerah Tuhan bagi kita yang kita terima secara cuma-cuma melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.

Ada beberapa tanda kemerdekaan sejati bagi orang percaya. Di antaranya adalah:

1. Hidup Berelasi Dengan Allah
Kemerdekaan sejati ditandai dengan kehidupan yang berelasi dengan Allah. Hal itu berarti ia memiliki sebuah hubungan yang diperbaharui di dalam Tuhan. Relasi tersebut tercipta bukan karena kebaikan dan perilaku manusia di hadapan Allah melainkan anugerah Allah yang Dia berikan secara cuma-cuma. Di dalam Galatia 5:1 “Kristus telah memerdekakan kita…” Dari bentuk frasa ini jelas bahwa Kristus satu-satunya yang secara aktif, berinisiatif, yang memulai dan melakukan pembebasan tersebut. Dengan cara apa? Ia mati di kayu salib. Itulah alasannya, pada awal suratnya ini, Paulus memberikan satu hal penting tentang apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, “…yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita…” (Galatia 1:4). Jadi, hanya melalui karya Kristus yang memampukan hubungan antara manusia dengan Allah dipulihkan.
Akibatnya apa? Orang-orang yang telah percaya kepada Yesus tidak lagi menjadi musuh Allah melainkan anak-anak Allah. Sehingga, tercipta sebuah relasi yang erat antara dirinya dengan Allah yang mengasihinya.

2. Hidup Dalam Kebenaran
Kemerdekaan sejati ditandai dengan hidup di dalam kebenaran. Artinya, ia menjalani seluruh kehidupannya bukan lagi berdasarkan kemauan dan keinginannya semata-mata, melainkan menjadikan kebenaran Allah (firman Allah) sebagai landasan hidupnya, hidupnya dipimpin oleh Allah sendiri. Paulus menghimbau dengan sangat kepada jemaat Galatia untuk berdiri teguh dan tidak mau dikenakan kuk perhambaan lagi. Hal ini, berkaitan tentang kondisi yang dialami pada saat itu, di mana munculnya pemahaman lain yang menghasut kehidupan jemaat untuk tidak lagi berpaut pada prinsip bahwa keselamatan atau kemerdekaan merupakan karya Allah, anugerah Allah semata-mata. Para pengajar Yudaisme tersebut memiliki pemahaman yang sangat berbeda, yaitu bahwa keselamatan tersebut diperoleh bila mereka melakukan hukum Taurat secara sempurna. Melihat kondisi tersebut, maka Paulus menghimbau agar orang-orang percaya di Galatia tetap hidup dalam kebenaran, menjadikan kebenaran yang mereka terima sebagai landasan utama untuk menghalau dan menyikapi segala pengajaran yang diberikan oleh guru-guru palsu. Bagi kita sebagai orang percaya, agar tetap memiliki sikap yang kuat, teguh memegang kebenaran firman Allah sebagai landasan kehidupan kita.

3. Hidup Dalam Kasih
Kemerdekaan yang sejati ditandai dengan hidup di dalam kasih. Orang percaya yang telah mengalami kemerdekaan sejati di dalam Tuhan, memakai hidupnya sebagai saluran kasih Allah bagi orang lain (Galatia 5:13). Mengapa seperti itu? Karena, hidupnya telah mengalami, menikmati, dan merasakan kasih Allah. Oleh sebab itu, sebagai pribadi yang dikasihi Allah maka hatinya tergerak untuk mengasihi orang lain. Kasih Allah yang diterimanya tidak disimpan bagi dirinya sendiri melainkan dibagikan kepada orang lain. Bunda Theresa mengatakan, “Bagikan cinta kemana pun Anda pergi. Jangan biarkan seorang pun meninggalkan Anda tanpa merasa bahagia.”. Jadi, jelas bahwa kemerdekaan sejati akan terlihat tatkala ia mempraktikkan kasih Yesus di dalam kehidupannya sehari-hari. (HAR)

 

– Dikutip dari berbagai sumber –

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU

AKU DILAYAKKAN

Yesaya 1:10-18; Mazmur 32:1-7; 2 Tesalonika 1:1-4, 11-12; Lukas 19:1-10

Kebaktian 2 November 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Kita sering berpikir bahwa untuk datang kepada Tuhan, kita harus sudah baik dulu. Kita merasa perlu merapikan diri, menyucikan perilaku, memperbaiki catatan hidup kita agar tampak pantas di hadapan-Nya. Seakan-akan Tuhan hanya menerima orang yang sudah layak, sudah bersih, sudah benar.

Namun, firman hari ini membalikkan cara pandang itu. Tuhan bukan menunggu kita menjadi layak. Dialah yang melayakkan kita.

1. Tuhan Melihat Kedalaman Dosa, Namun Tidak Menolak Orang Berdosa

Yesaya 1:10-18 menunjukkan keadaan umat yang rajin beribadah tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Ibadah mereka dipenuhi kebenaran diri dan kemunafikan. Tuhan tidak menutup mata terhadap dosa; Ia justru menegur dengan tegas.

Namun teguran itu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk mengundang pertobatan:

“Marilah, baiklah kita berperkara!” firman Tuhan.
“Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.” (Yes. 1:18)

Tuhan tidak meminta kita datang dalam keadaan putih. Ia berkata, “Datanglah apa adanya, Aku yang memutihkanmu.”

2. Bahagia Bukan Karena Kita Sempurna, Tetapi Karena Kita Diampuni

Pemazmur memahami bahwa kebahagiaan yang sejati bukan berasal dari prestasi rohani atau moral, tetapi dari pengampunan:

“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya.” (Mzm. 32:1)

Pemazmur pernah memendam dosanya, berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Hasilnya? Tulang-tulangnya seakan remuk. Hidup terasa berat. Namun saat ia mengakui dosanya, ia menemukan kelegaan. Allah menjadi tempat persembunyian yang tidak pernah menekan, tetapi menyembuhkan.

3. Allah yang Melayakkan, Supaya Nama Yesus Dimuliakan dalam Hidup Kita

Dalam 2 Tesalonika 1:11-12, Paulus mendoakan jemaat agar Allah sendiri yang melayakkan mereka untuk panggilan-Nya. Bukan mereka yang membuat diri layak, tetapi Allah yang bekerja melalui kasih karunia-Nya.

Tujuannya jelas:

Agar Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita.

Kita diubah bukan untuk membanggakan diri, tetapi supaya Kristus tampak dalam kita.

4. Yesus Datang Untuk Mencari yang Hilang, Termasuk Kita

Lukas 19:1-10 memperlihatkan kisah Zakheus yang penuh cela, seorang pemeras, seorang yang merugikan sesamanya. Ia tidak layak—dalam ukuran manusia.

Tetapi Yesus datang kepadanya:

“Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk. 19:5)

Yesus tidak berkata, “Perbaiki dulu hidupmu, baru Aku datang.”
Ia datang lebih dulu, dan kehadiran Yesuslah yang mengubah Zakheus.

Pertobatan bukan syarat untuk dikasihi.
Pertobatan adalah buah dari mengalami kasih itu.

Zakheus berubah setelah ia disentuh oleh kehadiran Yesus.

Penutup

Kita tidak dilayakkan karena ibadah kita, prestasi rohani kita, atau kebaikan yang kita kumpulkan. Kita dilayakkan oleh kasih karunia.

Tuhan berkata,

“Datanglah apa adanya.”
“Aku tahu dosamu, aku tahu lukamu.”
“Aku datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menyembuhkan.”
“Aku tidak menunggu kamu benar. Aku yang membenarkan.”

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

949217
Users Today : 2535
Users Yesterday : 3096
This Month : 38314
This Year : 501367
Total Users : 949217
Who's Online : 6