Ketika hati Yesus terharu untuk kita

Ketika hati Yesus terharu untuk kita

“Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” -Yoh. 13:7

Tuhan sering melakukan karya yang agung dalam kehidupan kita yang kadang-kadang tidak dapat kita pahami dan selami. Dan semuanya dilakukan-Nya dengan hati yang terdalam dan tulus dengan misi Illahi yang sangat besar.

Peristiwa ketika Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya sebelum hari kematian-Nya, adalah momen yang sangat mengharukan bagi Tuhan Yesus sendiri (Yoh. 13:21). Mungkin banyak perasaan yang bergejolak dalam pikiran dan hati-Nya saat itu. Dia yang adalah Allah, merendahkan diri-Nya, berlutut di hadapan manusia yang berdosa, lalu membasuh kaki mereka yang kotor satu per satu. Harusnya hambalah yang membasuh kaki tuannya. Tetapi Dia yang Tuhanlah berlutut membasuh kaki mereka dengan tulus dan sepenuh hati. Dan salah satu kaki yang dibasuh-Nya adalah kaki Yudas Iskariot yang akan mengkhianati Dia di mana esoknya Dia menjalani penganiayaan untuk menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib.

Semuanya mau dilakukan-Nya karena Dia (sama seperti Bapa-Nya) mengasihi mereka, mengasihi kita dan seisi dunia yang akan ada beribu-ribu tahun kemudian.

Apakah Dia tidak bisa menghindari jalan kematian yang tragis itu? Bisa! Dia adalah Anak Allah yang Mahatinggi.

Tetapi Dia tetap memilih melakukannya karena misi-Nya ada di bumi hanya untuk melakukan kehendak Bapa yang mengutus Dia. Karena pengorbanan-Nyalah kita menjadi anak, dan Bapa-Nya telah menjadi Bapa kita karena kita menerima dan percaya kepada Yesus.

Kasih yang tidak memandang bulu walaupun kepada orang-orang yang menyakiti dan mendukakan-Nya itu tetap berlaku. Dia melihat dengan mata dan perasaan Allah, Dia ingin semua orang diselamatkan betapun besar dosanya yang tidak ada satupun di bumi ini yang dapat dijadikan sebagai tebusan untuk hidup yang kekal di sorga. Hanya diri-Nya yang setimpal untuk menjadi korban tebusan.

Saudara-saudari yang terkasih, peristiwa basuh kaki yang kita lakukan pada Kamis Putih di mana Pendeta dan Penatua bersimpuh di kaki kita semua untuk membasuh kaki kita satu per satu, bukan sekedar teladan. Kali ini karena Covid-19 di mana kita harus berada di rumah, kalau kita mau, maka kita bisa melakukan itu dengan segala kerendahan hati membasuh kaki mereka yang kita kasihi sambil mengingat Tuhan yang telah melakukannya terlebih dahulu, dan kita mohon ampun kepada mereka jika kita pernah melukai hati mereka.

Tuhan tidak pernah melukai perasaan umat-Nya. Yang ada adalah, kasih-Nya tidak pernah terbatas dan terukur untuk semua kita. Kita umat-Nyalah yang sering melukai perasaan dan mendukakan hati-Nya.

Pada saat murid-murid itu masuk ke tempat perjamuan itu, kaki mereka semua kotor. Tapi Tuhan melakukan yang tidak pernah dilakukan oleh siapapun, Dia sendiri yang Tuhan membasuh kaki mereka. Hendak dengan apakah kita samakan perbuatan Anak Allah yang Mahatinggi ini?

Biarlah di Masa Raya Paska ini, sekalipun bahaya Covid-19 ada di sekitar kita, tidak membuat kita kehilangan fokus bahwa kasih Allah sangat besar dan sudah sangat terbukti, sehingga kita bisa dengan yakin mengatakan: “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rm. 8:38-39).

Di kesempatan hidup yang Tuhan berikan ini, marilah kita jalani dengan penuh hikmat. Mungkin di masa lampau ataupun di masa sekarang, kita masih menjalani hidup ini dengan sembrono yang membuat kita kehilangan banyak sekali kesempatan di mana Allah hendak berkarya dalam hidup kita.

Marilah Masa Raya Paska ini, kita jadikan momen untuk mengingat kembali bahwa kita sesusungguhnya sudah “mati” tetapi “hidup kembali’ karena Yesus, dan dapat “mematikan” manusia lama kita agar sama seperti biji gandum yang harus jatuh ke tanah dan mati supaya kemudian dia hidup dan menghasilkan banyak buah, seperti tertulis: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal” (Yoh. 12:24-25).

Demikian jugalah hendaknya kita ketika “hidup kembali” akan menjalani hidup yang menghasilkan banyak buah. Itulah sebabnya kemudian Yesus mencurahkan perasaannya yang terdalam: “Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini” (Yoh. 12:27).

Layaklah Dia menerima pujian, hormat, kemuliaan dan sembah kita. Selamat menjalani Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi, dan Paska. Tuhan Yesus memberkati. (REP)

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU ADVEN I(UNGU)

MEMAKNAI HARI TUHAN

Yeremia 33:14-16, Mazmur 25:1-10, 1 Tesalonika 3:9-13, Lukas 21:25-36

Kebaktian 1 Desember 2024 oleh Pdt. Gordon S. Hutabarat

Pendahuluan
Hari Tuhan adalah sebuah tema yang sering dibahas dalam Alkitab sebagai waktu di mana Allah bertindak untuk menggenapi janji-janji-Nya, baik dalam penghukuman maupun penyelamatan. Dalam keempat bacaan ini, kita diajak untuk memaknai Hari Tuhan sebagai pengharapan akan pemulihan, undangan untuk hidup benar, serta panggilan untuk berjaga-jaga dan setia.

1. Hari Tuhan adalah Janji Pemulihan
Yeremia 33:14-16 berbicara tentang janji Tuhan untuk menumbuhkan tunas keadilan bagi keturunan Daud. Ini adalah penggenapan janji Mesianik yang terwujud dalam Yesus Kristus. Ketika kita memaknai Hari Tuhan, kita diingatkan bahwa Allah selalu setia pada janji-Nya. Janji-Nya tidak pernah terlambat, dan Dia bekerja untuk mendatangkan pemulihan bagi umat-Nya.

Sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk hidup dengan keyakinan bahwa Allah sedang dan akan terus bertindak memulihkan dunia ini. Dalam hidup sehari-hari, pemulihan ini kita alami melalui kasih, keadilan, dan damai yang kita bagikan kepada orang lain.

2. Hari Tuhan Adalah Undangan untuk Hidup Benar
Mazmur 25:1-10 menggambarkan pemazmur yang dengan rendah hati menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Ia memohon Tuhan menunjukkan jalan-jalan-Nya yang benar. Memaknai Hari Tuhan berarti merespons dengan kesetiaan dan kerendahan hati.

Kita perlu terus memohon tuntunan Tuhan untuk berjalan di jalan-Nya. Ini termasuk hidup dalam integritas, menunjukkan kasih kepada sesama, dan menjauhi dosa. Hari Tuhan menjadi momen di mana kita merefleksikan hidup kita: apakah kita sudah hidup dalam kebenaran-Nya?

3. Hari Tuhan Adalah Panggilan untuk Berjaga-jaga
Dalam Lukas 21:25-36, Yesus memperingatkan murid-murid-Nya tentang tanda-tanda akhir zaman. Namun, lebih dari sekadar takut akan masa depan, Yesus mengajak kita untuk tetap berjaga-jaga, berdoa, dan tetap setia.

Berjaga-jaga di sini bukan berarti hidup dalam ketakutan, melainkan hidup dengan kesadaran bahwa waktu kita adalah anugerah dari Tuhan. Bagaimana kita menggunakan waktu kita? Apakah kita melayani sesama dengan kasih? Apakah kita memberi pengaruh positif di tempat kita bekerja, belajar, atau melayani?

4. Hari Tuhan Adalah Pengharapan dan Kasih
1 Tesalonika 3:9-13 menekankan kasih sebagai persiapan untuk menyambut Hari Tuhan. Paulus mendorong jemaat untuk bertumbuh dalam kasih kepada sesama dan menjadi tak bercacat dalam kekudusan.

Kasih menjadi pengingat bahwa Hari Tuhan bukan sekadar peristiwa akhir zaman, tetapi sesuatu yang sudah kita alami setiap kali kita mencintai dan melayani sesama. Ketika kita hidup dalam kasih, kita sedang bersiap untuk menyambut kedatangan-Nya.

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Hidup dalam Pengharapan
    Percaya bahwa Allah setia pada janji-Nya, kita tidak perlu takut akan masa depan. Jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk bersyukur dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya.
  2. Berjalan dalam Kebenaran
    Mintalah Tuhan menunjukkan jalan-Nya setiap hari. Refleksikan hidup kita: apakah tindakan kita sudah mencerminkan kasih dan kebenaran?
  3. Berjaga-jaga dan Berdoa
    Hidup dengan kesadaran bahwa waktu kita di dunia terbatas. Gunakan setiap waktu untuk memuliakan Tuhan, melayani sesama, dan bersiap menyambut kedatangan-Nya.
  4. Mengasihi dengan Tulus
    Tunjukkan kasih kepada keluarga, sahabat, dan komunitas sekitar. Dengan kasih, kita menjadi saksi hidup tentang kebaikan Allah yang memulihkan dunia.

Penutup
Memaknai Hari Tuhan berarti hidup dalam pengharapan, kebenaran, kesetiaan, dan kasih. Hari Tuhan adalah janji pemulihan yang membawa damai sejahtera bagi kita semua. Mari kita sambut Hari Tuhan dengan penuh sukacita dan kesiapan hati, karena Tuhan setia dan selalu hadir dalam hidup kita. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

426929
Users Today : 1307
Users Yesterday : 1143
This Month : 11521
This Year : 254691
Total Users : 426929
Who's Online : 11