Kristus Hidup dalam Kita

Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi adalah keputusan terbesar dan terpenting yang pernah kita buat dalam hidup. Kita meyakini hanya di dalam Yesus saja beroleh keselamatan dan hidup yang kekal (Kis. 4:12, Yoh.3:16).

Kita tahu bahwa ketika kita menyebut Yesus sebagai Tuhan, artinya Yesus harus menjadi pusat dari seluruh hidup kita, baik itu dalam pikiran, tutur kata, dan perbuatan kita. Yesus harus menjadi yang terutama dalam hidup kita. Namun, ke-nyataannya, susah untuk menomorsatukan Tuhan dalam hidup setiap hari. Seringkali, kemalasan mengalahkan niat kita untuk bersaat teduh di pagi hari. Sibuk,buru-buru, tidak sempat. Ada saja alasan yang membuat kita sulit meluangkan waktu untuk berbicara dengan Tuhan dalam doa secara teratur. Bahkan dalam menjalani hidup sehari-hari kita sadar bahwa kita kadang masih jatuh bangun dalam dosa. Sering kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita benar-benar telah menjadi pengikut-Nya?

Sebagai pengikut Kristus, kita tahu bahwa kita harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama dan mulai bertumbuh serupa dengan Kristus. Namun terus terang, menjadi serupa Kristus itu tidak mudah. Sulit sekali untuk merendahkan hati dan membangun sikap mengampuni saat orang lain menyakiti kita. Rasanya hampir mustahil menanggalkan sikap “suka marah-marah” yang sudah begitu lama ada dalam diri kita. Menyontek adalah jalan pintas yang jauh lebih menarik daripada bertekun untuk belajar secara teratur. Berfokus pada diri sendiri dan semua pergumulan pribadi kita jauh lebih mudah daripada memperhatikan kepentingan orang lain, apalagi mendoakan mereka.

Kita mulai mengerti mengapa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk. 9:23). Memiliki identitas sebagai seorang Kristen saja ternyata tidak menjamin seseorang menjadi seorang pengikut Kristus sejati. Adakalanya, keakuan kita menggeser Tuhan dari takhta-Nya dalam hidup kita. Kita hanya menganggap-Nya sebagai “tamu” yang datang sewaktu- waktu, bukan “Raja” yang berhak mengendalikan hidup kita sepanjang waktu.

Ini adalah proses seumur hidup. Setiap hari adalah perjuangan iman untuk memusatkan diri pada Kristus. Setiap hari adalah proses jatuh bangun untuk sungguh-sungguh mengikut Dia. Kita pasti akan gagal jika hanya mengandalkan kekuatan sendiri. Namun, kita bersyukur ada Roh Kudus yang menyertai dan menolong setiap orang yang percaya kepada Kristus. Bersama Rasul Paulus, kita bisa berkata, “Aku telah disalibkan dengan Kristus, namun aku hidup tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Gal. 2:19b-20).

Akibat yang luar biasa dari kebenaran ini adalah bahwa kita bukanlah yang menghasilkan kehidupan Kekristenan kita. “Aku hidup, tetapi bukan lagi akusendiri yang hidup.” Kenyataan ini bertolak belakang dengan cara berpikir manusia. Jika bukan kita yang menghasilkan kehidupan bersama Allah, lalu siapa? Jawabannya adalah: “Kristus yang hidup di dalam aku.” Kehidupan Kekristenan sejati adalah Kristus hidup di dalam dan melalui kita. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Kita memang masih memiliki tubuh jasmani. “Hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging.” Namun kita hidup oleh iman: “Hidup oleh iman dalam Anak Allah.” Saat kita mengandalkan diri kita kepada Yesus setiap hari, Dia hidup di dalam dan melalui pikiran kita, perkataan kita, pilihan kita, prioritas kita, hubungan kita.

Sekali lagi, ini adalah kasih karunia Allah yang bekerja melalui iman dan kerendahan hati. Kerendahan hati terlihat dari pengakuan ini: “Tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup.” Iman terlihat dari kebenaran ini: “Kristus yang hidup di dalam aku.” (PRW)

KEBAKTIAN MINGGU ADVEN (UNGU)

NANTIKANLAH DIA DENGAN BERTOBAT

Yesaya 40:1-11; Mazmur 85:2-3,9-14; 2 Petrus 3:8-15; Markus 1:1-8

Kebaktian 10 Desember 2023, Pdt. Febe Oriana Hermanto (GKI GUNUNG SAHARI)

Pernahkah Saudara merasakan jatuh cinta? Apa yang Saudara lakukan ketika jatuh cinta? Pasti banyak sekali. Bahkan mungkin kita melakukan hal-hal yang tidak masuk di akal, ketika mengungkapkan rasa cinta kita kepada orang yang dicintai. Kita tahu bahwa Allah sedemikian rupa mencintai kita. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah mengutus para utusan-Nya untuk mengingatkan dan menyelamatkan manusia. Sampai pada akhirnya puncak karya keselamatan itu terjadi ketika Allah mengutus Putra-Nya sendiri untuk menyelamatkan kita. la mencari karena mengasihi kita, bahkan ketika kita masih dalam keadaan berdosa.

Bacaan leksionari pada hari Minggu ini, terlihat dengan begitu gamblangnya bahwa Allah begitu mengasihi kita dan setia pada janji-Nya. Ketika umat pilihan-Nya berpaling dari Allah dan meninggalkanNya, Allah tidak melupakan mereka begitu saja. Melalui utusan-Nya Allah menyampaikan pesan bahwa Ia ingin menghibur dan bahkan berjanji untuk menyelamatkan umat-Nya.

Ratusan tahun kemudian, ketika manusia mungkin sudah melupakannya, janji Allah tergenapi. Setelah sekian lama umat pilihan Allah tidak lagi mendengar suara-Nya yang diperdengarkan melalui para utusan-Nya, suara Allah kembali diperdengarkan dengan lantang di tengah padang gurun. Pesannya pun singkat dan padat: Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.” Pesan pertobatan yang diserukan oleh Allah melalui hamba-Nya Yohanes Pembaptis itu, bukanlah sebuah pesan ancaman, melainkan pesan cinta. Allah tidak ingin manusia binasa dalam keberdosaannya, melainkan memperoleh keselamatan di dalam Yesus Kristus, Putra-Nya.

Oleh sebab itu minggu Adven yang kedua ini umat diajak kembali untuk menghayati kesetiaan Kristus yang menjadi jalan pendamaian bagi manusia dan Allah. Sekali lagi, hal ini disebabkan karena cinta Allah kepada manusia. Yohanes Pembaptis yang menjadi tokoh dalam minggu ini, bukan saja tampil sebagai penggenap nubuatan dari nabi Yesaya, namun juga tampil sebagai penyampai pesan cinta dan kesetiaan dari Allah. Yohanes Pembaptis yang mengerti betapa Allah mengasihi dunia ini, meresponss kasih Allah itu dengan memberikan seluruh kehidupannya. Hal itu ia tampakkan melalui sikap dan gaya hidupnya.

Dalam Penghayatan akan kesetiaan dan cinta Allah inilah, maka sudah layak dan sepantasnya apabila kita juga tetap setia dan mencintaiNyadalam menantikan kedatanganNya kembali.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda setiap minggu ketiga Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

164639
Users Today : 11
Users Yesterday : 362
This Month : 2565
This Year : 82010
Total Users : 164639
Who's Online : 3