Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi
Mohandas Karamchand Gandhi (1869-1948), yang lebih dikenal dengan nama Mahatma Gandhi, lahir di porbandar, gujarat pada tanggal 2 oktober 1869. Ia merupakan seorang sarjana hukum lulusan university college di london. Ia menjadi seorang pengacara, kemudian menjadi seorang aktivis politik. Ia adalah seorang pejuang antidiskriminasi di india dan di dunia, dengan prinsip-nya mengenai kebenaran, antikekerasan, dan keberanian. Ia terkenal dengan ajarannya tentang Satyagraha dan Ahimsa.
Ajarannya mengenai Satyagraha dan Ahimsa menurut Gandhi diilhami oleh “Khotbah di Bukit” dari Tuhan Yesus Kristus. Satyagraha mengandung arti hidup dengan berpegang penuh pada kebenaran, kasih, dan kejujuran, hidup bersih tanpa kecurangan, kepalsuan, dan kejahatan. Ahimsa merupakan pedoman untuk berjuang tanpa kekerasan, kebencian, dan paksaan.
Di dalam hidupnya, Mahatma Gandhi, sering mengutip dari khotbah di bukit di Matius 5-7. Di dalam ucapannya kepada organisasi misionaris wanita (women missionaries) Gandhi berkata, “…sekalipun saya bukan seorang kristen, namun sebagai seorang pelajar alkitab, yang mendekatinya dengan iman dan rasa hormat, saya ingin menyajikan pada anda intisari dari khotbah di bukit.” di dalam ucapannya, Gandhi berkata bahwa terdapat ribuan pria dan wanita hari ini, yang sekalipun tidak pernah mendengar tentang Alkitab atau Yesus, namun memiliki iman dan lebih takut pada Tuhan ketimbang orang-orang kristen yang mengenal Alkitab dan sepuluh perintah.
Dalam kesempatan lain Gandhi berkata , “cara paling efektif untuk penginjilan adalah hidup di dalam injil, menjalaninya dari awal, pertengahan dan akhirnya. Bukan saja mengkhotbahkannya, tapi hidup menurut terang itu. Jika anda melayani orang lain, dan anda meminta orang lain untuk melayani, mereka akan mengerti.
Gandhi mengikuti “ kemartiran “ Yesus saat memperjuangkan hidup yang anti kekerasan. Sekaligus Gandhi juga mengingatkan para pengikut Yesus bagaimana menjalani panggilan iman dengan benar dan baik agar serupa dengan Yesus yang penuh kasih dan menolak kekerasan bagi sesamanya. Gandhi menuliskan kekagumannya pada Yesus : “ karena itulah pengorbanan Yesus cukup untuk membebaskan dunia yang penuh penderitaan .
(ALZ -Dikutip dari berbagai sumber)