Maria vs Martha
Maria vs Martha
Sebagai orang Kristen, kita seringkali bertanya : Mana yang lebih penting, jadi Maria atau Martha? Duduk di kaki Tuhan mendengarkan sabdaNya atau sibuk melayaniNya? Kisah Alkitab mengenai kedua wanita pada jaman Yesus ini begitu populer di kalangan orang Kristen. Banyak diantara kita jemaat gereja yang memilih menjadi Maria saja, hanya mendengarkan Firman Tuhan dan tidak sedikit yang memilih menjadi Martha saja, hanya sibuk melayani. Padahal sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, kita diberi akal budi untuk menentukan pilihan mana yang paling tepat dalam kehidupan kita. Jawaban paling ideal dari pilihan di atas adalah penggabungan dari Maria dan Martha, yaitu setia mendengarkan sabdaNya serta tekun melayaniNya.
Saya di lahirkan dalam sebuah keluarga Kristen. Saya mengikuti semua kegiatan gereja seperti ibadah minggu, retreat sekolah minggu, retreat remaja, dan retreat lainnya. Sebagai jemaat, saya termasuk aktif tapi tidak sebagai pelayan Tuhan. Ayah saya yang seorang penatua pun tidak pernah mendorong saya untuk melayani karena beliau berpendapat melayani harus dari kesadaran pribadi bukannya diajak-ajak atau dipaksa.Dulu dari sisi non- aktivis, saya banyak mengamati dan mendapati ada sebuah eksklusifitas aktivis di dalam sebuah pelayanan.
Aktivis cenderung membentuk kelompok dan memilih orang yang sudah terlihat talentanya dan umumnya sudah aktif melayani di Gereja. Saya sebagai peserta yang aktif di setiap acara gereja, tidak pernah ada seorangpun yang mengajak saya untuk ikut melayani di dalam sebuah kegiatan gereja. Di sini saya melihat bahwa untuk masuk ke sebuah lingkaran pelayanan harus memiliki talenta yang terlihat seperti pandai main alat musik, mempunyai suara emas, pandai berdoa atau juga melalui sisi kedekatan dengan aktivis, misalnya keluarga atau saudara mereka. Dan pada umumnya, jemaat jarang sekali menawarkan diri untuk ikut terlibat di dalam sebuah pelayanan. Jemaat cenderung menunggu untuk di ajak karena merasa tidak punya talenta seperti yang disebutkan di atas termasuk juga saya waktu itu.
Saya melihat ada kesenjangan antara aktivis dan jemaat. Aktivis berasal dari lingkungan yang sama dan itu – itu saja, bahkan mereka kadang kehabisan waktu untuk pelayanan dan mengabaikan kehidupan pribadi dan keluarganya. Hal ini juga terjadi di gereja saya waktu itu, saya mengamati aktivis yang sangat aktif, tapi tidak naik kelas di sekolahnya. Saya berharap ini tidak terjadi di GKI Kota Wisata. Di dalam sebuah pelayanan, kita harus memuliakan Tuhan tidak hanya di gereja saja, tapi juga di kehidupan dunia kita, misalnya di sekolah ataupun di tempat bekerja. (Matius 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Sorga.)
Di dalam sebuah gereja, kebanyakan pelayan Tuhan adalah orang – orang yang sama. Keadaan ini bisa terjadi karena jumlah aktivis kurang atau orang yang di ajak untuk ikut terlibat dalam pelayanan jarang ada yang mau, karena takut terlalu sibuk, karena begitu melayani sekali akan di minta terus untuk melayani bahkan di beberapa bagian sekaligus, sehingga kita kehabisan waktu buat keluarga.Saya ingin berbagi dari sisi yang pernah sama sekali tidak tertarik untuk menjadi aktivis dan hanya menjadi jemaat biasa saja. Saya pertama kali melayani sebagai panitia Natal Umum, saya diajak menjadi panitia, karena ada teman saya yang diajak jadi panitia dan ingin menolak secara halus dengan mengatakan kalau saya mau jadi panitia maka dia juga mau menjadi panitia. Ketika saya diminta untuk menjadi panitia, saya langsung menerima tanpa mempertanyakan apapun dan bagian apa yang akan saya kerjakan. Menurut saya ini hikmat yang Tuhan berikan, dan membentuk saya hingga saat ini. Firman Tuhan yang paling menguatkan saya di dalam melayani Tuhan adalah dari Matius 6:33“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan di tambahkan kepadamu”. Saya sangat merasakan bimbingan Tuhan selama pelayanan saya. Saya selalu berusaha untuk mencari apa yang membuat Tuhan senang dan dimuliakan.
Di dalam berjalannya waktu, Tuhan selalu memperlengkapi saya dengan talenta yang dibutuhkan. Bahkan talenta yang Tuhan berikan di dalam pelayanan saya, juga bisa di gunakan di tempat saya bekerja dan juga di dalam keluarga. Tuhan membentuk dan menempa karakter saya di dalam pelayanan sebagai aktivis, bahkan merubah seluruh karakter saya. Dulu saya adalah orang yang introvert dan tidak mau banyak berkomunikasi dengan orang lain, tapi Tuhan ubahkan sehingga sayabisa menjadi pribadi yang lebih terbuka dan mau mengenal banyak orang.
Kita tahu di dalam pelayanan selalu ada kontra pendapat dan sering kali menimbulkan sakit hati dan menghilangkan keinginan kita untuk melayani. Tidak jarang dalam melayani Tuhan, kita lebih ingin dilihat, dikagumi, dan ingin terlihat tampil sempurna. Kita berusaha ingin menunjukkan panitia ini melakukan sesuatu yang luar biasa. Menurut saya, pelayanan bukan wadah untuk menunjukkan kemampuan dan memamerkan hasil karya. Karena kalau kita sudah menuntut suatu standar, maka kita akan menuntut standar itu dan orang yang tidak bisa mengikuti akan tersingkir dan merasa sakit hati. Pelayanan adalah wadah dimana kita berusaha sebaik mungkin memberikan talenta dan hati kita buat Tuhan, sehingga nama Tuhan saja yang dipermuliakan. Tidak masalah kita mempunyai 1 talenta, 5 talenta atau 10 talenta, Tuhan melihat hati kita. Kita berusaha sebaik mungkin memanfaatkan talenta kita, Tuhan yang akan menyempurnakan dan membuatnya Indah. Saya selalu memegang firman Tuhan dari Kolose 3: 23: “ Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”. Jadi yang penting adalah bagaimana Tuhan memandang kita bukan apa yang dipandang orang di sekitar kita.
Saya percaya kita semua mempunyai perjalanan yang unik bersamaTuhan. Wujudkanlah itu dalam sebuah pelayanan dan muliakan Tuhan dalam pelaksanaannya. Buanglah ego diri ketika kita melayani dan carilah kehendak Tuhan. Hiduplah seimbang antara pelayanan dan kehidupan pribadi dan Keluarga, karena kita harus memuliakan Tuhan tidak hanya di gereja, tapi juga di lingkungan di mana kita berada. Mintalah Tuhan membentuk kita seperti yang Dia kehendaki bukan apa yang kita inginkan.
Dia harus semakin bertambah…ku harus makin berkurang. Nama Yesus saja disembah…. ku di tempat paling b’lakang…..Biarlah sepenggal lagu ASM ini senantiasa mengingatkan kita ini siapa dan bagaimana posisi kita ketika melayani Dia. Muliakanlah Tuhan dalam semua pelayanan kita, salam dalam Kasih Kristus (DSU)