Mazmur
Mazmur
Pdt. Agustinus Setiawidi, Th.D.
Pendahuluan
Kitab Mazmur adalah kitab yang paling sering dibaca oleh orang Kristen. Salah satunya adalah Mazmur 23, sebuah mazmur yang tampaknya membuat pembaca ‘tentram dan damai.’
Kitab Mazmur adalah sebuah antologi yang terdiri atas 150 “doa puitis” yang ditulis dalam gaya klausa pasangan.
Contoh (Mazmur 4:2-3):
Apabila aku berseru, jawablah aku,
ya Allah, yang membenarkan aku.
Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku.
Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!
Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai,
berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?
Komposisi-komposisi seperti ini juga ditemukan dalam kitab-kitab lain: Yeremiah, Yesaya 40-66, dan Ayub paling banyak memakainya.
Mazmur-mazmur pada umumnya dialamatkan kepada Allah Israel, akan tetapi medium doa itu sendiri sangat luas mencakup apa saja tentang sifat dan perbuatan Allah, sabda ilahi, dlsb. Mazmur-mazmur ini dibentuk dalam kerangka kultus Israel, yaitu ibadah formal yang terpusat di bait suci, Yerusalem. Subjek dari mazmur-mazmur ini sebagian besar adalah kesulitan/keadaan bahaya dan penyelamatan Israel secara keseluruhan dan secara pribadi.
Garis waktu dari mazmur-mazmur ini terbentang selama berabad-abad, mulai dari bait suci pertama yang dibangun oleh Salomo, termasuk para pendahulu dan bait-bait suci tandingan, termasuk periode pembuangan (tanpa bait suci), sampai kepada era bait suci kedua yang dibangun oleh Zerubabel. Kitab Mazmur sering juga disebut “Buku Himne Bait Suci Kedua, dan tampaknya sebutan ini memang cocok mengingat bahwa selama periode Bait Suci Kedualah kompilasi dan redaksi mazmur-mazmur ini diselesaikan, mungkin sekitar 325-250 s.M. Sebagai sebuah deposit dari teks-teks kultik untuk studi dan refleksi, Mazmur memberikan kita contoh-contoh teks yang padat yang berasal dari program ibadah bait suci pertama dan kedua. Namun patut dicatat bahwa penggunaan atau pemanfaatan yang lebih utuh berlangsung selama periode pasca pembuangan.
Perubahan dari mazmur kultik yang dipraktikkan sampai kepada koleksi mazmur sebagai literatur merupakan sebuah perkembangan besar tersendiri, yang mengakibatkan fungsi kultik dari masing-masing mazmur, baik dari periode perdana sampai kemudian, menjadi hilang atau kabur. Banyak faktor yang terlibat di dalam pembentukan Kitab Mazmur. Dalam perspektif tertentu, mazmur-mazmur itu mencerminkan kecenderungan sebagai “santapan rohani” pribadi atau untuk “studi” pribadi, di luar ibadah atau di antara ibadah bait suci. Meskipun awalnya diciptakan secara terpisah, mazmur-mazmur itu dikumpulkan dalam koleksi-koleksi yang lebih sedikit sebelum akhirnya menjadi Kitab Mazmur sebagaimana yang kita miliki sekarang.
Sebagai kompilasi tertulis, mazmur-mazmur itu dapat menjadi “meditasi” dan “studi,” dengan memperbandingkannya satu dengan yang lain, dan dengan bagian-bagian kitab suci yang lain dan dengan membuat tema-tema sebagai ungkapan loyalitas kepada hukum ilahi (menghubungkan Mazmur dengan Taurat) dan dengan penyataan-penyataan profetik (menghubungkan Mazmur dengan Kitab Para Nabi).
Ada satu kategori mazmur yang dapat dibedakan, yaitu mazmur hikmat atau mazmur didaktik/pengajaran. Mazmur-mazmur ini berfokus pada doa dan ibadah yang benar dengan sepenuh hati kepada hukum ilahi (kemungkinan besar Hukum kanonik). Mazmur 1 dan 2, misalnya, dapat menjadi contoh dalam hal berdoa dan memperhatikan teks di mana Mazmur itu sendiri telah menjadi testimoni bagi betapa kuatnya kesetiaan kepada Hukum Allah dalam membentuk hidup yang benar dan bahagia dalam sebuah komunitas yang adil. Meskipun dinasti Daud yang dikumandangkan dalam Mazmur 2, dan dalam beberapa mazmur lainnya, tidak lagi memerintah pada saat Mazmur tersebut diselesaikan, Daud dikenang dan diantisipasi sebagai penyelenggara keadilan dalam masyarakat Yahudi sehingga hukum ilahi dalam diwujudnyatakan di atas muka bumi. Pada kenyataannya, pembagian Kitab Mazmur ke dalam lima bagian yang ditandai oleh refrain ringkasan atau kolofon tampaknya dimaksudkan untuk memperlihatkan sebuah homologi antara Kitab Mazmur dan kelima kitab Taurat:
Kitab I: Mazmur 1-41, band. 41:13
Kitab II: Mazmur 42-72, band. 72:18-20
Kitab III: Mazmur 73-89, band. 89:52
Kitab IV: Mazmur 90-106, band. 106:48
KitabV: Mazmur 107-150, band. 150
Studi modern tentang mazmur telah berlangsung selama beberapa tahap secara progresif dalam usaha untuk menjelaskan seluk beluk literatur mazmuriah dan dalam mempersempit dan mempertajam persoalan/pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawab.
Dengan mendobrak asumsi religius tradisional bahwa Daud dan para penyanyinyalah yang menulis Kitab Mazmur, para pakar abad ke-19 menekankan bahwa Kitab Mazmur sebagai antologi berasal dari periode pascapembuangan dan bahkan mengklaim bahwa sebagia mazmur berasal dari zaman Makabe. Sekarang ini, banyak mazmur diyakini, meskipun sedikit sekali yang ditulis oleh Daud, berasal dari prapembuangan, dan bahwa di antara mazmur-mazmur pascapembuangan, kemungkinan besar semuanya ditulis sebelum zaman Makabe (meskipun pemakaian mazmur selama periode Makabe mungkin saja telah mempengaruhi teks-teks yang dipakai dalam beberapa hal tertentu).
Jenis Sastra
Dalam awal abad ke-20, Hermann Gunkel mulai “membongkar” idiom, struktur formal, dan fungsi dari mazmur. Sebagai tambahan kepada tipe himne, ratapan individual, nyanyian syukur individual, ratapan komunal, dan mazmur kerajaan yang mendominasi pada waktu itu, Gunkel memisahkan jenis-jenis yang tidak begitu umum dan tipe-tipe yang tidak terlalu jelas: nyanyian syukur komunal, nyanyian ziarah, berkat dan kutuk, puisi hikmat, liturgi (bagian-bagian dari jenis-jenis sastra yang secara sengaja digabungkan dalam sebuah unit tunggal untuk ibadah), dan tipe-tipe campuran (gabungan dan komposisi bebas dari mazmur-mazmur yang dipisahkan dari kultus peribadatan).
Garis-garis utama dari analisis kritik-bentuk Gunkel sangat mempengaruhi studi mazmur sejak ia mempromosikannya. Modifikasi, perubahan ataupun variasi dalam sistem yang mendasar, begitu juga dengan sejumlah nomenclature yang baru ditawarkan, tetapi sampai sekarang belum ada konsensus yang bisa “mengalahkan” apa yang telah ditawarkan oleh Gunkel (pengelompokan “mayor” dan “minor”).
Apa yang ditawarkan oleh Gunkel kira-kira dapat digambarkan sebagai berikut.
I. Jenis Ratapan dan Permohonan
II. Jenis Pujian dan Ucapan Syukur
III. Jenis Pertunjukan dan Pemeranan (Performing dan Enacting)
IV. Jenis Instruksi dan Permenungan
I. Jenis Ratapan dan Permohonan
A. Ratapan individual dengan nama (44)
Di dalam jenis ini, kita membaca seseorang tanpa nama (tidak termasuk data di dalam judul) yang menderita penyakit fisik, penyiksaan psikologis, dan/atau penindasan dan pengasingan sosiopolitis. Ia menjelaskan penderitaannya dalam istilah-istilah yang keras, kadang-kadang memprotes keadaan tidak bersalah atau justru mengaku dosa, memohon kepada TUHAN untuk melenyapkan penderitaan/kesesakan, dan sering kali diakhiri dengan keyakinan bahwa permohonan didengar dan penyelamatan akan datang.
Ratapan-ratapan lain menjelaskan keadaan tak bersalah, dan digolongkan ke dalam “doa-doa salah tuduh.” Sedangkan doa-doa pengakuan dosa digolongkan ke dalam “mazmur-mazmur penyesalan.” Doa-doa yang menunjuk kepada penderitaan yang akan terjadi (bukan yang sedang terjadi) digolongkan kepada “mazmur-mazmur perlindungan.”
Termasuk ke dalam jenis ini: Mazmur 3, 5, 6, 7, 9-10, 13, 17, 22, 25, 26, 28, 31, 35, dll.
B. Mazmur Kepercayaan Diri, Individual Tanpa Nama (8)
Mazmur-mazmur ini berisi ratapan dengan “certainty of hearing”; pemazmur sedikit sekali memperlihatkan kesulitannya dan yakin sekali bahwa TUHAN akan menyelamatkannya. Mazmur-mazmur ini kadang kala disebut Trust Psalms. Termasuk ke dalam jenis ini: Mazmur 4, 11, 16, 23, 27, 62, 121, 131
C. Ratapan Individual Kerajaan
Raja Daud prapembuangan menjadi subjek sedikitnya 10 mazmur dan dirujuk dalam mazmur-mazmur yang lain. Tidak ada mazmur yang secara keseluruhan dapat digolongkan sebagai ratapan seorang raja. Akan tetapi, ujaran ratapan istana terdapat dalam paling tidak 3 mazmur; salah satunya digolongkan kepada nyanyian syukur istana (18:4-6) dan yang lainnya sebagai ratapan komunal (89:46-51; 144:1-11)
D. Ratapan Komunal (16)
Ratapan dalam mazmur-mazmur ini berasal dari konteks kelaparan, wabah penyakit, tekanan sosioekonomis, atau bencana militer. Untuk itu komunitas berkumpul untuk berpuasa, meratap, dan mempersembahkan korban bakaran. Pola ratapan ini sama dengan ratapan pribadi, hanya saja yang dipakai adalah “kami/kita.” Bisa jadi, ratapan individual juga disampaikan dalam perayaan hari raya yang bersifat komunal.
Termasuk dalam jenis ini: 12, 44, 58, 60, 74, 79, 80, 83, 85, 89, 90, 108, 123, 126, 137, 144.
E. Mazmur Kepercayaan Diri Komunal
Jenis adalah pasangan dari yang individual (lihat I B di atas). Termasuk dalam jenis ini: 115, 125, 129
II. Jenis Pujian dan Ucapan Syukur
- Himne dan Pujian Deskriptif (20)
Jenis ini dimulai dan berakhir dengan ajakan untuk memuji atau memberikan berkat kepada kemuliaan ilahi. Batang tubuh dari jenis ini adalah sifat dan perbuatan Allah di alam semesta dan dalam sejarah Israel. Himne banyak memiliki kemiripan dengan nyanyian syukur; hanya saja himne lebih mendetail dalam ungkapan-ungkapan tentang Allah. Karena itu, C. Westermann mengusulkan agar mazmur-mazmur himne ini digolongkan ke dalam “descriptive praises” sedangkan nyanyian ucapan syukur ke dalam “declarative praises.” Ada lagi sub-sub penggolongan lain seperti: victory hymns (setelah menang perang); nyanyian-nyanyian para peziarah ke Yerusalem, dan himne terkait dengan hari raya nasional seperti Paskah atau Tabernakel.
Termasuk jenis ini: Mazmur 8, 19:1-6, 29, 33, 95:1-7c, 98, 100, 103, 104, 111, 113, 114,117,135, 145, 146, 147, 148, 149, 150
1.Himne-himne tentang Sion (6)
Isi dari jenis ini adalah gambaran tentang YHWH yang diam di Yerusalem/Sion dan terancam oleh kekuatan musuh. Gunkel melihat jenis ini sebagai rujukan bagi penyelamatan pada masa yang akan datang. Menurut Mowinckel dalam drama kultik jaminan keselamatan YHWH untuk umat ditegaskan. Keduanya sepakat bahwa jenis ini berasal dari mitologi Kanaan kuno tentang gunung kudus yang tak terkalahkan sebagai tempat duduk dewa.
Termasuk dalam jenis ini: Mazmur 46, 48, 76, 84, 87, 122
2. Himne-himne Merayakan YHWH sebagai Raja (5)
Jenis ini menegaskan YHWH sebagai raja atas bangsa-bangsa, dengan seruan, “YHWH telah menjadi raja!” Gunkel berpendapat bahwa dalam jenis ini terdapat pengharapan non-kultik yang dipengaruhi oleh para nabi dan mengarah ke masa depan. Sementara itu, Mowinckel menegaskan bahwa “pengharapan” ini merupakan sebuah kenyataan masa kini yang dialami secara kultik yang diperagakan/dipertunjukan pada jatuhnya Perayaan Tahun Baru yang dihubungkan dengan Pesta Tabernakel.
Termasuk jenis ini: 47, 93, 96, 97, 99
Sigmund Mowinckel, Psalms in Israel’s Worship
Sebagai murid Gunkel, Mowinckel merekonstruksi skenario yang sangat berbeda untuk latar (setting) dan fungsi dari jenis-jenis mazmur.
- Bukan hanya bahwa seluruh jenis mazmur utama berasal dari kultus periode prapembuangan, tetapi juga bahwa sebagian besar dari mazmur-mazmur yang diperluas/tambahan juga dihasilkan selama periode bait suci pertama.
- Spiritualitas yang diindividualisasikan dari banyak mazmur bukanlah pertanda bahwa mereka ditarik menjauh dari kultus, melainkan menjadi bagian integral dari ibadah Israel kuno. Nubuat juga berasal dari ibadah bait suci selama para nabi kultik ambil bagian dalam perayaan bait suci prapembuangan. “Penobatan” YHWH merupakan tindakan dan penegasan dari drama kultik yang bergantung pada aktualisasi mitis. Perayaan sentral yang menjadi pemersatu dari jenis mazmur utama adalah Perayaan Tahun Baru yang jatuh pada musim gugur, di mana ketuhanan YHWH atas alam dan sejarah dikonfirmasi secara mitis.
Apakah fungsi mazmur-mazmur pada zamannya?
1. Mazmur kultik
Dari judul dalam bahasa Ibrani Tehilim, kita tahu bahwa mazmur-mazmur adalah cultic songs of praise. Mazmur-mazmur jenis ini dipakai dalam upacara-upacara keagamaan dan peristiwa-peristiwa terkait lainnya.
Mzm. 29; 50.16ff; 94 dlsb. dinyanyikan selama tujuah hari pesta Tabernakel
Mazmur-mazmur120-134, dinyanyikan pada waktu ritus penuangan air pada hari kedelapan dari ‘the great day of the festival.’
Mzm. 81 dinyanyikan pada waktu Musaf hari pertama tahun baru
Mzm 47 adalah himne tahun baru.
Secara umum mazmur-mazmur kultik lebih komunal ketimbang individual
2. Mazmur-mazmur ratapan individual; 6; 38; 39; 41; 88
Konsep asal-muasal penyakit: langsung dari Tuhan, karena dosa, karena roh jahat, malaikat (78:49; 2 Sam 24:16; 2 Raj. 19:35); karena kekuatan yang dimiliki seseorang/nabi (2 Raj. 5:27). Mazmur-mazmur ini dipakai untuk mendukung penyembuhan. Akan tetapi ybs. juga harus melakukan sesuatu untuk menyembuhkan penyakitnya itu.
Penyakit juga bisa disebabkan oleh musuh (41:6; 6). Musuh-musuh ini tidak selalu diketahui identitasnya oleh pemazmur. Seorang yang memiliki jabatan penting tentu banyak pesaing/musuhnya dan mereka ini bisa sangat potensial untuk mengirim roh jahat dan mencelakakannya.
3. Mazmur-mazmur ucapan syukur komunal
Mazmur jenis ini lebih tua dari kita Mazmur (Nyanyian Deborah, Hak. 5; 1 Sam. 15:13). Mazmur jenis biasanya dinyanyikan jika penyakit, bahaya, dlsb. sudah berakhir (66:16ff).
4. Mazmur-mazmur ucapan syukur individual
Sudah menjadi kebiasan orang Israel untuk mengucap syukur, memberikan persembahan, dlsb. jika dibebaskan dari bahaya, penyakit dlsb. (Ayub 33:26-28). Mazmur jenis ini dipakai sebagai bagian dari proses ritual ucapan syukur 30; 32; 34; 40:2-11; 73; 92; 103; 116; Yes. 38:9-20; Yunus 2:3-10; Ayub 33:26-28
5. Mazmur-mazmur berkat dan kutuk
(118:26; 122:8-9; 115:12-15; 128; 91)
(35:26; 40:15; 55:16,27; 109:6ff.; 119:21; 129:5ff; 137)
6. Mazmur-mazmur profetis
Di dalam mazmur jenis ini kita mendengar jawaban dari yang ilahi atas doa-doa yang dipanjatkan. Biasanya respons ilahi ini diucapkan oleh para nabi, imam, pelihat dlsb, termasuk kemudian nabi (Salomo di Gibeon; 1 Raj. 3:4ff.; Bil. 22-24). Persembahan/kurban dalam hal ini dipersembahkan untuk mendapatkan tanda-tanda ilahi(27:4, biqqer; 5:4, boqer; 60; 108)
7. Mazmur-mazmur campuran dan komposisi liturgis
mazmur ucapan syukur berakhir dengan doa atau alasan mengapa berdoa (84; 103; 104; 125)
mazmur ratapan dimulai dengan motif (90; 139)
mazmur ucapan syukur karena berkat yang telah diterima sebelumnya (27; 40).
Masih ada sejumlah jenis mazmur yang ditawarkan oleh Mowinckel dan sejumlah pakar lainnya.
Agustinus Setiawidi
PA GKI Kota Wisata
29 Juni 2013
[1] Acuan utama: Sigmund Mowinckel, The Psalms in Israel’s Worship, terj. D. R. AP-Thomas (Oxford: Basil Blackwell, 1962).