Melayani atau dilayani

 Melayani atau Dilayani

    Manusia selalu mempunyai keinginan untuk sukses dan berhasil di dalam pekerjaaan ataupun kariernya. Indikator keberhasilan adalah mempunyai banyak harta, relasi dan anak buah. Sejalan dengan keberhasilan tersebut, kita mulai terbiasa dilayani oleh anak buah atau bawahan kita. Dan kita mulai terbiasa mulai menyalahkan anak buah atau bawahan kita ketika suatu pekerjaan tidak berjalan sesuai dengan yang di harapkan. Dan kebiasaan ini terbawa ke rumah, yang pada awalnya kita menyalahkan pembantu kita, lama- kelamaan kita mulai menyalahkan istri dan anak-anak kita ketika suatu hal tidak berjalan sesuai rencana.

    Kesuksesan atau keberhasilan cenderung membuat orang sombong dan tinggi hati. Kita sulit menemukan pemimpin yang rendah hati dan mau merendah di hadapan anak buah atau bawahannya. Di tahun 2014, kita menemukan figure orang yang tidak seperti pada umumnya ketika berada pada posisi puncak kesuksesannya, yaitu Presiden kita, Joko Widodo. Kita selalu berpikir dia adalah orang yang berhasil baik di dalam usahanya maupun karier politiknya. Walaupun dia mempunyai banyak sekali menteri, ajudan dan anak buah tapi dia tetap rendah hati dan mau turun langsung kelapangan untuk mengetahui permasalahan yang ada.

Ketika melihat orang-orang yang berhasil, pemimpin-pemimpin kita dalam menjalani kehidupannya, di dalam benak saya muncul sebuah pertanyaan yang penting buat pertumbuhan karakter saya, yaitu apakah saya ingin menjadi orang yang berhasil/ sukses dan ingin dilayani oleh semua orang atau ingin menjadi orang yang berhasil/ sukses yang melayani orang lain? Arti kata melayani adalah sebagai berikut: (diambil dari Kamus besar)

1.    Membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yg diperlukan seseorang; meladeni
2.    Menerima (menyambut) ajakan (tantangan, serangan, dsb)
3.    Mengendalikan; melaksanakan penggunaannya (senjata, mesin, dsb)

Dan ketika saya mencari arti kata dilayani, ternyata tidak terdefinisi. Ini menjadi sesuatu yang menarik, karena ternyata Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak mendefiniskan kata dilayani.Kata Layan hanya bias diberikan awalan ‘me’ dan akhiran ‘i’ menjadi kata melayani. Dan orang yang melakukannya di sebut pelayan.

    Kita sebagai umat Kristen selalu di minta untuk melayani di gereja di mana kita beribadah. Tawaran dan ajakan ini seringkali kita dengar. Di mana posisi kita saat ini? Apakah melayani atau di layani? Kita sebagai orang Kristen kita harus berpusat pada Yesus, seperti yang tertulis di Matius 20:28,”Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Dan kalau kita baca ayat sebelumnya, ayat 26: “ Tidaklah demikian di antara kamu. Barang siapa ingin menjadi besar di Antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, ayat 27:” dan Barang siapa ingin menjadi terkemuka di Antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu.” Dari Injil Matius, terlihat kalau kita ingin menjadi besar/ terkemuka (sukses / berhasil), kita di tuntut untuk melayani dan menjadi hamba/pelayan.
    Kita sering mendengar kata “Servant Leadership” yang diterjemahkan kepemimpinan pelayan. 10 prinsip“ Servant Leadership adalah” (diambil dari Ten Principles of Servant Leadership by Robert Greenleaf)

 

  1.  Mendengar, Pemimpin secara umum di lihat dari kemampuan komunikasi dan kemampuan mengambil keputusan. “ Servant Leader” harus menekankan komitmen untuk mendengar orang lain, mencari dan menemukan keinginan dari sebuah kelompok.
  2. Empati, “Servant Leader” berusaha untuk mengerti dan memberikan empati kepada orang lain. Manusia perlu diterima dan dihargai untuk keberadaannya yang unik.
  3. Menyembuhkan, “ belajar untuk menyembuhkan adalah energy luar biasa untuk transformasi dan keutuhan. Salah satu dari kekuatan “servant Leader” adalah potential untuk menyembuhkan diri sendiri dan orang lain.
  4. Kesadaran, Kesadaran diri member kekuatan luar biasa bagi” servant leader”.
  5. Persuasi, “Servant Leader” mengandalkan komunikasi untuk mendapatkan kepercayaan dan meyakinkan orang lain daripada menunjukkan kekuasaan untuk membuat keputusan.
  6. Merumuskan ide atau konsep, “Servant leader”mempunyai kemampuan untuk melihat masalah (atau sebuah organisasi) dari sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang pada umumnya.
  7.  Kemampuan untuk melihat kebutuhan yang akan datang dengan pengalaman masa lampau dan melihat kenyataan di masa sekarang. Ini benar-benar diperlukan intuisi
  8. Mengerti tugasnya, semua institusi di mana, pemimpin, staf dan semua yang terkait melakukan tugasnya demi kepercayaan dan kebaikan orang di sekitarnya.
  9.  Komitmen untuk membangun dan mengembangkan orang lain,
  10.  Membangun komunitas.

Setelah membaca di atas, mungkin kita terpanggil untuk melayani Bapa di Surga lebih banyak lagi, tapi kita takut terjadi konflik dengan orang lain, mengalami kejenuhan dan bahkan membuat kemunduran bagi Iman percaya kita. Saya juga pernah mengalami hal-hal seperti ini, dan saya selalu diingatkan oleh ayat alkitab yang di ambil dari Kolose 3:23: ”Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”

Semoga renungan ini dapat memberikan pembekalan dan penguatan kembali bagi kita semua, baik yang sudah melayani dan akan melayani. Tuhan Memberkati. –DSU-

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU Pra-Paska 3 (Ungu)

Yesus Pemberi Kesempatan

Yesaya 55:1-9; Mazmur 63:1-8; 1 Korintus 10:1-13; Lukas 13:1-9

Kebaktian 23 Maret 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Pendahuluan

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, melakukan kesalahan, atau merasa tidak layak di hadapan Tuhan. Namun, dalam kasih-Nya, Tuhan selalu memberi kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Firman Tuhan hari ini menegaskan bahwa kasih karunia-Nya tidak hanya menuntut pertobatan, tetapi juga menawarkan kesempatan bagi mereka yang mau berbalik kepada-Nya.

1. Undangan untuk Bertobat (Yesaya 55:1-9)

Dalam Yesaya 55, Tuhan memberikan undangan terbuka bagi semua orang untuk datang dan menerima anugerah-Nya: “Hai, semua orang yang haus, marilah dan minumlah!” (Yes. 55:1). Tuhan tidak hanya menawarkan makanan dan minuman rohani, tetapi juga mengajak kita untuk meninggalkan jalan yang jahat dan berpaling kepada-Nya, karena “Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yes. 55:7). Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah Allah yang sabar, memberi kesempatan bagi umat-Nya untuk kembali sebelum terlambat.

2. Allah, Sumber Kepuasan Sejati (Mazmur 63:1-8)

Pemazmur menggambarkan bagaimana jiwanya rindu kepada Tuhan seperti tanah kering yang haus akan air. Dia menemukan kepuasan sejati dalam hadirat Allah. Ini mengajarkan kita bahwa kesempatan yang Tuhan berikan bukan hanya sekadar pengampunan dari dosa, tetapi juga panggilan untuk hidup dalam keintiman dengan-Nya. Kita sering mencari kepuasan dalam hal-hal duniawi, tetapi hanya dalam Tuhan kita mendapatkan kepuasan sejati.

3. Peringatan dari Sejarah (1 Korintus 10:1-13)

Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar tidak mengulangi kesalahan nenek moyang mereka yang, meskipun telah mengalami pertolongan Tuhan, tetap jatuh dalam dosa. Dia menekankan bahwa cobaan yang kita hadapi tidak melebihi kekuatan kita, karena Tuhan selalu menyediakan jalan keluar. Ini menunjukkan bahwa kesempatan yang Tuhan berikan bukan untuk disia-siakan, tetapi untuk kita manfaatkan dengan bijaksana.

4. Perumpamaan tentang Pohon Ara yang Tidak Berbuah (Lukas 13:1-9)

Dalam perumpamaan ini, Yesus menggambarkan seorang pemilik kebun yang ingin menebang pohon ara karena tidak berbuah selama tiga tahun. Namun, pengurus kebun meminta agar pohon itu diberi satu tahun lagi, dengan perawatan ekstra. Ini adalah gambaran tentang kesabaran Tuhan yang memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat dan menghasilkan buah dalam kehidupan kita.

Kita bisa bertanya pada diri sendiri: Apakah hidup kita sudah menghasilkan buah bagi Tuhan? Ataukah kita masih menjalani kehidupan yang jauh dari-Nya? Tuhan dalam kasih-Nya memberikan kesempatan kedua, tetapi kesempatan itu tidak akan selalu ada selamanya. Ada batas waktu bagi kita untuk bertobat dan berbuah.

Penutup

Yesus adalah pemberi kesempatan bagi kita untuk bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Undangan-Nya terbuka bagi semua yang haus akan kasih dan pengampunan-Nya. Namun, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan, sebab suatu saat kesempatan itu akan berakhir. Marilah kita menggunakan waktu yang masih Tuhan berikan untuk bertumbuh dalam iman, berbuah dalam kehidupan, dan semakin dekat dengan-Nya.

Pertanyaan refleksi:

  • Bagaimana saya menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan dalam hidup saya?
  • Apakah saya sudah bertobat dan menghasilkan buah yang berkenan kepada-Nya?
  • Dalam hal apa saya masih perlu berbenah sebelum kesempatan itu habis?

Doa:
Tuhan yang penuh kasih, terima kasih atas kesempatan yang Engkau berikan kepada kami untuk bertobat dan hidup bagi-Mu. Tolong kami untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang masih ada, tetapi sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan dan menghasilkan buah yang berkenan di hadapan-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

565304
Users Today : 536
Users Yesterday : 1594
This Month : 32893
This Year : 117454
Total Users : 565304
Who's Online : 17