Melayani dengan Sabar

Mungkin hanya kebetulan, dalam 2 tahun ini, setiap bulan Februari keluarga saya harus bergumul dengan kesehatan. Pada bulan Februari 2020, ketika berita penyebaran Virus Covid-19 mulai santer terdengar di Indonesia, saya harus dirawat di rumah sakit selama 5 hari. Setelah beberapa hari saya sembuh, si sulung di Yogyakarta memberi tahu bahwa ia sakit. Gejalanya mengkawatirkan karena ada demam, badan sakit, dan batuk. Puji Tuhan, setelah pemeriksaan dilakukan, ter- nyata ia bukan korban ganasnya virus Covid-19.

Pada bulan Februari 2021, tepatnya tanggal 15 Februari sampai dengan tanggal 2 Maret, menjadi catatan bersejarah bagi keluarga kami karena apa yang dikuatirkan dan ditakutkan banyak orang terkait pandemi Covid-19, akhirnya tidak dapat kami elakkan. Istri dan si bungsu terpapar Covid-19. Walaupun istri tanpa gejala, namun si bungsu mengalami gejala seperti sakit flu. Akhirnya, mereka berdua menjalani isolasi mandiri di rumah.

Melayani 2 (dua) orang sakit memang membutuhkan komitmen dan ke- sabaran. Apalagi saya dan si sulung sepakat untuk siap melayani apapun yang di- butuhkan ‘pasien’. Mulai dari mengantar makanan tiga kali sehari, menghangatkan makanan, mengingatkan obat yang harus diminum, mencuci alat-alat makan mereka, dan menyeterika pakaian. Apa yang tidak biasa kami lakukan, saat itu harus kami lakukan dalam rangka melayani mereka. Bahkan di sela-sela tugas rutin lain, kami harus tetap menyediakan ini itu yang menjadi kebutuhan mereka. Oleh karenanya, bukan hanya sekedar perlu kesabaran, tetapi juga ketekunan dan kemauan dengan penuh sukacita.

Apa yang kami lakukan untuk istri dan si bungsu saat menjalani isolasi mandirinya, mengingatkan saya kembali akan makna sebuah pelayanan. Ketika seseorang melayani, itulah bagian hakiki sebagai gereja Tuhan. Kita melayani sebagai bentuk panggilan pelayanan kita dalam meneladani karya Yesus Kristus yang telah memberikan hidup-Nya untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Ini berarti setiap orang yang ikut Yesus bukan hanya sekedar melayani, namun juga berkarya melakukan sesuatu yang berguna. Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi bagi banyak orang.

Ketika kita memutuskan untuk mengambil bagian pelayanan, tentu ada ba- nyak hal yang harus dipersiapkan dan digumuli. Kemudian, saat menjalani pelayanan, juga akan ada banyak hal yang akan dihadapi. Apalagi penjadi Penatua, misalnya, ia ibarat ikan dalam akuarium, segala apapun yang dilakukannya akan dilihat dan disorot. Hal itu bisa membuat kita merasa tidak nyaman, privasi terganggu. Belum lagi, kita harus melakukan apa yang tak biasa dilakukan. Namun, dalam melayani memang harus siap menjumpai dan mendapati kondisi yang tak nyaman. Jika melayani ingin mendapat kenyamanan, maka namanya bukan melayani, tetapi dilayani. Oleh karena itu, untuk tetap setia menjalani panggilan hidup dalam melayani, maka salah satu hal yang diperlukan adalah kesabaran.

Dalam Perjanjian Baru kata kesabaran berasal dari kata ‘makrothumea’. Ke- sabaran sebagai buah Roh ini, sesuai arti katanya, menunjuk kepada sikap kesabar- an yang begitu besar, sikap panjang sabar, dan hati yang sabar tanpa batas. Sikap demikian hanya mungkin dimiliki apabila manusia mau berakar kepada kesabaran Allah. Sebab Allah itu panjang sabar (Bilangan 14:18). Kesabaran juga berasal dari kata ‘Hupomone’. Dalam makna kata ini terkandung sifat ketabahan, ketekunan, sabar menanggung, dan tawakal. Sebagai contoh kita bisa membacanya dalam 2 Korintus 6 : 4-5.

Bagi rekan-rekan yang diteguhkan menjadi Penatua untuk Masa Pelayanan 2021-2024 selamat melayani dengan sabar. Teruslah pelihara kesabaran karena kesabaran menjadi tantangan tersendiri bagi kita dalam melakukan tanggung jawab kita bersama dalam melayani. Namun, percayalah bahwa Tuhan menyertai kita sehingga kita tetap dapat melayani dengan sukacita. Amin (GSH)

KEBAKTIAN MINGGU (KHOTBAH PENGAJARAN)

BAPTISAN: HIDUP BERKENAN KEPADANYA

Lukas 3:15-17,21-22

Kebaktian 12 Januari 2025 oleh Pdt. Em. Lazarus Purwanto (GKI Kebayoran Baru)

Pendahuluan

Baptisan merupakan momen penting dalam kehidupan seorang Kristen, sebagai tanda ketaatan kepada Allah dan simbol dimulainya hidup baru dalam Kristus. Dalam Lukas 3:15-17, 21-22, kita melihat peristiwa baptisan Yesus yang mengungkapkan banyak hal tentang identitas-Nya, ketaatan-Nya, dan panggilan untuk hidup berkenan kepada Allah.

Penjelasan Teks

1. Harapan dan Penantian (Lukas 3:15-17)
Pada saat itu, banyak orang menantikan kedatangan Mesias. Yohanes Pembaptis menegaskan bahwa ia bukan Mesias, melainkan hanya seorang yang mempersiapkan jalan bagi-Nya. Yohanes menggambarkan baptisan sebagai langkah persiapan rohani: ia membaptis dengan air, tetapi Mesias akan membaptis dengan Roh Kudus dan api. Ini menggambarkan transformasi dan penyucian hidup yang lebih mendalam.

2. Ketaatan dan Identitas Yesus (Lukas 3:21-22)
Yesus datang untuk dibaptis, meskipun Ia tidak berdosa. Tindakan ini menunjukkan kerendahan hati-Nya dan ketaatan total kepada kehendak Allah. Saat Yesus dibaptis, langit terbuka, Roh Kudus turun dalam rupa burung merpati, dan suara dari surga berkata, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Momen ini menegaskan identitas Yesus sebagai Anak Allah dan menyatakan bahwa hidup-Nya sepenuhnya berkenan kepada Allah.

Aplikasi dalam Kehidupan

1. Hidup dalam Ketaatan kepada Allah
Yesus menunjukkan teladan sempurna dalam ketaatan kepada Allah. Melalui baptisan, kita diajak untuk memulai hidup baru yang berpusat pada kehendak-Nya. Hidup berkenan kepada Allah berarti meninggalkan dosa, mengikuti pimpinan Roh Kudus, dan hidup dalam kasih serta kebenaran.

2. Menyadari Identitas sebagai Anak Allah
Melalui baptisan, kita diteguhkan sebagai anak-anak Allah. Identitas ini memberi kita tanggung jawab untuk hidup sesuai dengan panggilan-Nya: menjadi terang dan garam dunia. Ingatlah bahwa Allah telah menerima kita dengan kasih-Nya yang besar, dan kita dipanggil untuk hidup dalam persekutuan yang erat dengan-Nya.

3. Menerima Roh Kudus dalam Kehidupan
Yesus membaptis dengan Roh Kudus dan api, menunjukkan pentingnya transformasi batiniah. Roh Kudus bekerja dalam kita untuk memurnikan, menguatkan, dan memampukan kita menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya. Mari kita membuka hati untuk dipimpin oleh Roh Kudus dalam setiap aspek kehidupan kita.

Penutup

Peristiwa baptisan Yesus mengingatkan kita tentang pentingnya hidup berkenan kepada Allah. Melalui baptisan, kita memulai perjalanan hidup baru dalam Kristus, menghidupi identitas kita sebagai anak-anak Allah, dan berkomitmen untuk taat kepada-Nya. Marilah kita terus mengandalkan Roh Kudus untuk memampukan kita menjadi pribadi yang memuliakan Allah dalam segala hal.

Pertanyaan Refleksi:

  1. Apakah hidup saya saat ini mencerminkan ketaatan kepada Allah?
  2. Bagaimana saya membiarkan Roh Kudus memimpin hidup saya?
  3. Dalam hal apa saya perlu bertumbuh untuk lebih berkenan kepada Allah?

Kiranya kita semua dapat menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya, sebagai respon terhadap kasih dan anugerah-Nya yang melimpah. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

462802
Users Today : 174
Users Yesterday : 1249
This Month : 14952
This Year : 14952
Total Users : 462802
Who's Online : 8