Membangun pemimpin unggul

Yosua 1:7-8 (TB)  Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi. 

Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Yosua 24:15 (TB)  Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”

 

Membangun Pemimin Unggul
(Belajar dari Yosua)

Membangun pemimpin yang unggul, ditengah – tengah perubahan yang bergerak dengan kecepatan eksponensial yang didorong oleh perkembangan teknologi, merupakan keharusan bagi umat Kristen untuk tetap dapat mewujudkan perannya sebagai “garam” dan “terang” (Mat 5 : 13 – 16). Pemimpin yang unggul adalah pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan (leadership) yang kuat. Alkitab memberikan kita teladan seorang yang memiliki kepemimpinan yang kuat, yaitu Yosua. Yosua tampil menyelesaikan tugas kepemimpinan Musa untuk membawa bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian. Belajar dr Yosua, ada tiga faktor untuk membangun leadership yg kuat, yaitu keberanian, kompetensi dan integritas.

Keberanian
Keberanian dimulai dari percaya dengan apa yang kita yakini. Itu sebabnya, TUHAN berulang kali meminta Yosua untuk menguatkan dan meneguhkan hatinya, semata – mata agar ia memiliki keberanian utk memimpin bangsa Israel, menggantikan pemimpin kharismatik sebelumnya, yaitu Musa. (Diperlukan keberanian yang luar biasa untuk memimpin sebuah bangsa yang dikenal keras kepala dan pembangkang, apalagi saat itu Yosua sudah tergolong tua Diperkirakan unur Yosua saat menggantikan Musa adalah sekitar 70 sd 80 tahun. Yosus meninggal pd usia 110 tahun).

Di dalam lingkungan saat ini, dimana perubahan terjadi sangat cepat dan sangat eksponensial, maka sangat dibutuhkan kepemimpinan yang berani. Berani mengambil risiko karena memang kecepatan perubahan itu menuntut keputusan yang cepat. Dan keputusan yang cepat biasanya lbh mudah diambil oleh para pemimpin yg berani mengambil risiko.

Kompetensi
Yosua adlh slh st pemimpin Israel yang memiliki kompetensi yang tinggi. Salah satu ciri pemimpin yang memiliki kompetensi adalah bertindak hati – hati. Dalam konteks kepemimpinan, bertindak hati – hati itu adalah keberanian mengambil risiko yg terukur. Ia melakukan analisa dan menggunakan intuisinya untuk mengukur risiko yang mungkin terjadi.

Ciri lain dari pemimpin yang memiliki kompetensi adalah kemampuan mengembangkan strategi “berperang”. Kita melihat Yosua mengirim 2 orang pilihannya untuk memetakan keadaan lawan dan keadaan sekitar saat akan menaklukan Yeriko. (Dlm ilmu manajemen strategy, ada tools yg diberi nama “Five Forces Porter”). Lalu kita melihat, bagaimana Yosua menyerang langsung jantung pertahanan lawan, saat menaklukan daerah Ai. (Dlm ilmu manajemen strategi, kita mengenal istilah “competitive advantage”).

Integritas
Yosua adlh slh st pemimpin Israel yang berhasil mempertahankan integritasnya selama ia menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Kepemimpinan Yosua dimulai saat TUHAN memilihnya dan memberinya “sumpah jabatan” agar selama ia memimpin, ia tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri serta selalu taat akan firman TUHAN. Dan memang Alkitab memperlihatkan kepada kita bahwa Yosua selalu mencari kehendak Tuhan sebelum mengambil keputusan strategis utk menaklukan bangsa – bangsa yang menghalangi Israel masuk ke tanah perjanjian. Yosua menjadikan TUHAN sebagai pusat dari setiap keputusan yang akan dia ambil. Inilah integritas pribadi yang harus dibangun oleh seorang pemimpin Kristen.

Mari lebih jauh lg kita renungkan, bahwa ternyata Yosua juga membangun integritas keluarga dengan memastikan bahwa keluarganya adalah keluarga yg beribadah kepada Tuhan. Ini memberi kita pesan, bahwa jangan meremehkan pengaruh keluarga terhadap keberhasilan seorang pemimpin. Bukankah jika kita perhatikan, banyak sekali pemimpin besar sebuah perusahaan / organisasi, di belakangnya berdiri keluarga yg takut akan Tuhan.
Jadi, pemimpin Kristen harus membangun, bukan saja integritas pribadi namun juga integritas keluarga.

Pertanyaannya, bagaiman caranya menjadi pemimpin yang unggul? Belajar dr Yosua :
1. Belajar memiliki waktu pribadi utk merenungkan firman Tuhan dan berdoa
2. Belajar mencari kehendak Tuhan sblm mengambil keputusan strategis yg menentukan arah perusahaan / organisasi ataupun hidup pribadi kita di masa depan
3. Mari jadikan rumah kita sbg rumah doa yang di dalamnya dinaikkan doa – doa dan pujian.

Selamat menjadi berkat (MEA)

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU ADVEN I(UNGU)

MEMAKNAI HARI TUHAN

Yeremia 33:14-16, Mazmur 25:1-10, 1 Tesalonika 3:9-13, Lukas 21:25-36

Kebaktian 1 Desember 2024 oleh Pdt. Gordon S. Hutabarat

Pendahuluan
Hari Tuhan adalah sebuah tema yang sering dibahas dalam Alkitab sebagai waktu di mana Allah bertindak untuk menggenapi janji-janji-Nya, baik dalam penghukuman maupun penyelamatan. Dalam keempat bacaan ini, kita diajak untuk memaknai Hari Tuhan sebagai pengharapan akan pemulihan, undangan untuk hidup benar, serta panggilan untuk berjaga-jaga dan setia.

1. Hari Tuhan adalah Janji Pemulihan
Yeremia 33:14-16 berbicara tentang janji Tuhan untuk menumbuhkan tunas keadilan bagi keturunan Daud. Ini adalah penggenapan janji Mesianik yang terwujud dalam Yesus Kristus. Ketika kita memaknai Hari Tuhan, kita diingatkan bahwa Allah selalu setia pada janji-Nya. Janji-Nya tidak pernah terlambat, dan Dia bekerja untuk mendatangkan pemulihan bagi umat-Nya.

Sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk hidup dengan keyakinan bahwa Allah sedang dan akan terus bertindak memulihkan dunia ini. Dalam hidup sehari-hari, pemulihan ini kita alami melalui kasih, keadilan, dan damai yang kita bagikan kepada orang lain.

2. Hari Tuhan Adalah Undangan untuk Hidup Benar
Mazmur 25:1-10 menggambarkan pemazmur yang dengan rendah hati menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Ia memohon Tuhan menunjukkan jalan-jalan-Nya yang benar. Memaknai Hari Tuhan berarti merespons dengan kesetiaan dan kerendahan hati.

Kita perlu terus memohon tuntunan Tuhan untuk berjalan di jalan-Nya. Ini termasuk hidup dalam integritas, menunjukkan kasih kepada sesama, dan menjauhi dosa. Hari Tuhan menjadi momen di mana kita merefleksikan hidup kita: apakah kita sudah hidup dalam kebenaran-Nya?

3. Hari Tuhan Adalah Panggilan untuk Berjaga-jaga
Dalam Lukas 21:25-36, Yesus memperingatkan murid-murid-Nya tentang tanda-tanda akhir zaman. Namun, lebih dari sekadar takut akan masa depan, Yesus mengajak kita untuk tetap berjaga-jaga, berdoa, dan tetap setia.

Berjaga-jaga di sini bukan berarti hidup dalam ketakutan, melainkan hidup dengan kesadaran bahwa waktu kita adalah anugerah dari Tuhan. Bagaimana kita menggunakan waktu kita? Apakah kita melayani sesama dengan kasih? Apakah kita memberi pengaruh positif di tempat kita bekerja, belajar, atau melayani?

4. Hari Tuhan Adalah Pengharapan dan Kasih
1 Tesalonika 3:9-13 menekankan kasih sebagai persiapan untuk menyambut Hari Tuhan. Paulus mendorong jemaat untuk bertumbuh dalam kasih kepada sesama dan menjadi tak bercacat dalam kekudusan.

Kasih menjadi pengingat bahwa Hari Tuhan bukan sekadar peristiwa akhir zaman, tetapi sesuatu yang sudah kita alami setiap kali kita mencintai dan melayani sesama. Ketika kita hidup dalam kasih, kita sedang bersiap untuk menyambut kedatangan-Nya.

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Hidup dalam Pengharapan
    Percaya bahwa Allah setia pada janji-Nya, kita tidak perlu takut akan masa depan. Jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk bersyukur dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya.
  2. Berjalan dalam Kebenaran
    Mintalah Tuhan menunjukkan jalan-Nya setiap hari. Refleksikan hidup kita: apakah tindakan kita sudah mencerminkan kasih dan kebenaran?
  3. Berjaga-jaga dan Berdoa
    Hidup dengan kesadaran bahwa waktu kita di dunia terbatas. Gunakan setiap waktu untuk memuliakan Tuhan, melayani sesama, dan bersiap menyambut kedatangan-Nya.
  4. Mengasihi dengan Tulus
    Tunjukkan kasih kepada keluarga, sahabat, dan komunitas sekitar. Dengan kasih, kita menjadi saksi hidup tentang kebaikan Allah yang memulihkan dunia.

Penutup
Memaknai Hari Tuhan berarti hidup dalam pengharapan, kebenaran, kesetiaan, dan kasih. Hari Tuhan adalah janji pemulihan yang membawa damai sejahtera bagi kita semua. Mari kita sambut Hari Tuhan dengan penuh sukacita dan kesiapan hati, karena Tuhan setia dan selalu hadir dalam hidup kita. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

417826
Users Today : 1109
Users Yesterday : 1309
This Month : 2418
This Year : 245588
Total Users : 417826
Who's Online : 3