Membiasakan anak-anak datang kepada Tuhan

Membiasakan Anak-anak Datang kepada Tuhan

Ada sebuah cerita tentang seorang pendeta yang bermimpi. Dalam mimpinya, sang pendeta diajak berjalan-jalan di surga dengan malaikat, sebagai pemandu wisatanya. Di surga, ia melihat banyak rumah besar dan kecil, masing-masing dengan papan nama di depannya, sehingga sang pendeta dapat mengetahui dengan jelas siapa pemilik rumah-rumah itu. Sang pendeta berjalan terus. Sebenarnya, di dalam hati ia sudah tak sabar melihat rumahnya kelak. Yang ia bayangkan, pasti ia akan diberi sebuah rumah yang besar, karena ia seorang pendeta. Bukan itu saja, ia adalah seorang pendeta dari sebuah gereja yang besar, gereja yang berkembang pesat, gereja yang kaya, gereja yang aktif dengan 1001 macam kegiatan hasil pengabdian sang pendeta, yang digembalakannya lebih dari empat puluh tahun.

Ia berjalan terus. Tetapi, alangkah terkejutnya sang pendeta ketika malaikat tiba-tiba mengajaknya berhenti dan mengundang sang pendeta masuk ke sebuah rumah yang kecil. “Mari, kita masuk dan melihat-lihat di dalam. Ini adalah calon rumah Anda nanti.” Dan ia melihat, betul, ia melihat papan nama bertuliskan namanya. Tetapi ia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Malaikat, apa enggak salah? Kok kecil amat?” Kata malaikat,”Tentu saja tidak salah, di surga tidak ada yang salah.” “Iya, sih. Tetapi masa saya diberi rumah yang kecil begini? Lha, kalau rumah yang besar di sebelah itu rumah siapa?” “Oh, itu rumah Anita.” “Anita? Siapa Anita?” “Ah, masa Bapak enggak kenal? Itu, Anita kan murid Sekolah Minggu Bapak. Anak dari keluarga miskin, anak yatim piatu yang dipelihara oleh neneknya yang tua dan miskin, tetapi amat rajin pergi Sekolah Minggu. Bapak sih kurang memperhatikan anak-anak Sekolah Minggu.”

Cerita di atas hanya sebuah cerita. Namun, cerita di atas ingin menyampaikan sebuah pesan yang sangat penting, yaitu betapa berharganya anak-anak di mata Tuhan. Betapa Tuhan mengasihi dan memperhatikan anak-anak. Kita pasti ingat, dalam Injil Markus, Yesus pernah marah kepada murid-murid-Nya dan menegur mereka ketika mereka berusaha menghalang-halangi anak-anak untuk datang kepada Yesus. Yesus mengatakan, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang seperti inilah yang memiliki Kerajaan Allah” (Markus 10:14).

Apakah kita, yang telah memiliki anak, memperhatikan anak-anak kita sama seperti Tuhan memperhatikan mereka?Apakah kita sudah mengasihi dan mencintai anak-anak kita seperti Yesus mengasihi dan mencintai mereka? Saya berani menduga bahwa jawaban setiap kita pasti, “Tentu, siapa orang tua yang tidak mengasihi dan mencintai anak-anaknya? Saya membanting tulang siang dan malam untuk anak-anak saya.” Saya percaya bahwa kita pasti mengasihi dan mencintai anak-anak kita. Tetapi, apa yang kita perhatikan dari anak-anak kita? Makanan mereka? Uang saku mereka? Pakaian mereka? Pelajaran mereka? PR mereka? Les piano mereka? Les berenang mereka? Tentu, semua itu baik. Tetapi, apakah kita telah membawa mereka kepada Tuhan? Apa yang kita lakukan dengan tangan kita sendiri –di rumah kita– untuk membawa anak-anak kita kepada Tuhan?

Mari kita biasakan anak-anak kita untuk datang kepada Tuhan. Bagaimana caranya? Sejak bayi biasakan anak kita untuk berdoa, minimal pagi dan sebelum tidur. Lebih baik lagi jika sejak kecil diajarkan untuk berdoa sebelum makan. Kita juga bisa memutarkan lagu-lagu pujian bagi anak-anak kita, sehingga ia terbiasa dengan lagu-lagu pujian. Terlebih lagi, bawalah anak kita ke gereja sejak kecil, biarkan ia dating kepada Tuhan dengan caranya. Ikutkan anak kita kedalam ibadah anak (Sekolah Minggu), sediakan Alkitab mereka sendiri, dan banyak hal lagi yang dapat kita lakukan. Percayalah bahwa ketika anak-anak sejak kecil sudah diajarkan untuk dating kepada Tuhan, masa depannya jauh lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengenal Tuhan sejak kecil.

Marilah kita bimbing dan tuntun anak-anak kita untuk datang dan mengenal Tuhan sejak dini.
DSS (dari berbagai sumber)

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU PASKA V (Putih)

KETAATAN SEBAGAI ANUGERAH ALLAH

Kisah Para Rasul 16:9–15; Mazmur 67; Wahyu 21:10, 22–22:5; Yohanes 14:23–29

Kebaktian 25 Mei 2025 oleh Pdt. Em. Jonathan Subianto (GKI Samanhudi)

“Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yohanes 14:23)

Ketaatan: Bukan Beban, Tapi Anugerah

Dalam kehidupan rohani, kata “ketaatan” sering terdengar seperti tugas berat yang harus dipikul untuk menyenangkan Tuhan. Kita membayangkan hidup yang penuh aturan dan pengorbanan. Namun, bacaan hari ini mengajarkan bahwa ketaatan bukanlah beban, tetapi respons dari hati yang sudah disentuh kasih karunia.

Kisah Paulus yang menerima visi Makedonia dalam Kisah Para Rasul 16 menegaskan hal ini. Ia tidak merancang sendiri perjalanannya, tetapi merespons pewahyuan Tuhan. Ia taat bukan karena keinginan pribadi, melainkan karena Allah yang terlebih dahulu menyatakan kehendak-Nya.

Lalu kita melihat Lidia, seorang perempuan yang hatinya “dibukakan Tuhan.” Ia percaya dan dibaptis, bukan karena dia mencari Tuhan lebih dahulu, tetapi karena Tuhan bekerja dalam hatinya. Dari kisah Paulus dan Lidia, kita belajar bahwa ketaatan dimulai dari anugerah, bukan inisiatif manusia.

Ketaatan Membawa Kesaksian

Mazmur 67 menyatakan kerinduan agar berkat Tuhan atas umat-Nya menjadi sarana kesaksian bagi bangsa-bangsa. Ketika umat Allah hidup dalam ketaatan, dunia akan melihat terang kasih dan kebenaran Allah. Ketaatan bukan hanya untuk membentuk karakter pribadi, tetapi menjadi sarana kesaksian global.

Ketaatan Berakar pada Visi Kekal

Wahyu 21–22 menunjukkan gambaran Yerusalem Baru—kota penuh terang, di mana Allah tinggal bersama umat-Nya. Inilah arah hidup kita. Bila kita sungguh percaya bahwa tujuan akhir kita adalah hidup kekal bersama Tuhan, maka hidup kita hari ini akan dibentuk oleh harapan itu. Ketaatan menjadi cara kita mempersiapkan diri bagi kemuliaan yang kekal.

Ketaatan Sebagai Ekspresi Kasih

Yesus menyatakan dengan jelas: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yoh. 14:23). Ketaatan bukanlah bentuk keterpaksaan, melainkan buah dari kasih. Dan lebih lagi, Yesus berjanji bahwa Allah akan tinggal bersama orang yang menaati-Nya. Ini adalah relasi, bukan sekadar aturan. Allah ingin berjalan bersama kita, menolong kita lewat Roh Kudus, agar kita dapat hidup dalam firman-Nya.

Aplikasi Praktis dalam Hidup Sehari-hari

  • Mulai Hari dengan Firman dan Doa. Luangkan waktu 10–15 menit setiap pagi untuk membuka Alkitab dan berdoa. Mulailah dengan satu ayat dan renungkan artinya untuk hidupmu hari itu.

  • Latih Ketaatan di Rumah. Bantu tanpa disuruh, ucapkan terima kasih, dan minta maaf saat salah. Rumah adalah tempat pertama untuk menumbuhkan karakter taat.

  • Jadi Terang di Tempat Kerja atau Sekolah. Tunjukkan kejujuran, bantu rekan kerja, dan ambil sikap positif. Orang lain akan melihat perbedaan ketika kita taat pada nilai-nilai Kristus.

  • Dengar dan Tanggapi Suara Roh Kudus. Saat tergerak untuk menolong, mengampuni, atau meminta maaf—responilah segera. Ketaatan sering dimulai dari langkah-langkah kecil.

  • Fokus pada Tujuan Kekal. Buat keputusan berdasarkan kekekalan. Apakah aktivitas ini membawa saya mendekat pada Tuhan? Apakah ini menyenangkan hati-Nya?

Penutup

Ketaatan tidak akan pernah terasa ringan jika kita memulainya dari usaha sendiri. Tetapi saat kita menyadari bahwa Tuhan sudah lebih dulu mengasihi kita, membuka hati kita, memberi visi kekal, dan menghadirkan Roh Kudus untuk menolong, maka kita dapat berkata: “Saya mau taat karena Tuhan begitu baik.”

Ketaatan bukan syarat untuk dikasihi. Kita taat karena sudah dikasihi. Dan dalam setiap langkah ketaatan, kita semakin mengenal dan mengalami hadirat-Nya yang nyata.

Mari kita hidupi ketaatan sebagai anugerah, bukan beban. Dan biarlah dunia melihat terang Tuhan melalui hidup kita yang taat.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

663699
Users Today : 270
Users Yesterday : 1857
This Month : 39281
This Year : 215849
Total Users : 663699
Who's Online : 7