Meneruskan Kasih Bapa yang Menyambut

“Terpujilah Tuhan, Tuhan kita baik!” Itu merupakan kalimat yang sering diucapkan sebagian orang Kristen ketika terluput dari bahaya, sembuh dari penyakit atau keluar dari pergumulan hidupnya. Namun, bagi sebagian orang Kristen  yang masih mengalami pergumulan hidup, merasa tidak bisa mengakui Tuhan itu baik. Sebagian orang merasa penderitaan dan pergumulan hidup merupakan hukuman bagi dirinya sehingga sepertinya Tuhan sangat jauh dari hidupnya. Seolah-olah Tuhan tidak peduli dengan anak-anaknya sendiri. Dampaknya, orang- orang ini cenderung tidak dapat mengasihi sesama manusia. Ada adage Bahasa Inggris, “Hurt People hurt people” atau “Orang yang tersakiti menyakit orang lain.” Sepertinya adage tersebut benar adanya.

Berapa banyak dari kita sebagai orang Kristen yang tidak bersukacita karena sakit hati akibat hubungan-hubungan yang tidak harmonis. Ada yang sakit hati karena hubungan orang tua dan anak, suami dan istri yang tidak bisa saling mengasihi, atasan dan bawahan di kantor, murid dan guru di sekolah serta banyak lagi. Kesemuanya itu bisa terjadi karena diawali adanya satu pihak yang memiliki sakit hati dan melampiaskannya kepada orang lain dan terus sampai kepada orang banyak. Jika dibiarkan, maka akan membawa mereka ke dalam dosa yang lebih dalam lagi. Orang-orang menjadi merasa Tuhan tidak di pihak mereka dan menjauh dari persekutuan dan ibadah untuk memuji Tuhan. Kalaupun hadir, hatinya tidak bisa memuji Tuhan lagi.

Sejatinya, Tuhan itu Mahabaik. Apalagi bagi kita yang telah mengakui bahwa Kristus itu satu-satunya Juruselamat kita. Hal ini dirasakan oleh umat Israel yang oleh Tuhan sendiri dituntun keluar dari perbudakan di Mesir. Hidup dalam perbudakan sama seperti kita hidup dalam dosa. Dalam perjalanan di padang gurun, umat pilihan Tuhan ini menderita dan hanya dapat makan manna sampai dengan mereka dipimpin Yosua mencapai Gilgal barulah mereka tidak menerima manna lagi (Yos. 5:9-12). Bagi Yosua dan umat Israel yang dapat mencapai tanah perjanjian pastilah sangat besukacita dan dapat merasakan makanan selain manna lagi. Bagi umat Israel, mencapai tanah perjanjian tidak mudah, dan meninggalkan Mesir lebih tidak mudah lagi sehingga terjadi pemberontakan dan ketidakpuasan sepanjang perjalanan mereka. Namun, kasih Tuhan nyata sehingga generasi penerus umat yang keluar dari Mesir tetap dapat mencapai tanah Kanaan tersebut.

Ketika kita menjadi pengikut Kristus dan sudah diampuni dosanya, maka sudah sepatutnya kita selalu mengucap syukur seperti Raja Daud yang bermazmur “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! …yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, …”(Mzm. 32:1-2). Jika menyadari ini, maka seharusnya tidak ada lagi sakit hati yang mengganjal dalam diri kita yang membuat kita tidak bisa bersukacita karena sesungguhnya Tuhan kita baik dan selalu membuka tangannya untuk kita kembali ke pelukannya. Kita sudah menjadi ciptaan baru di dalam Kristus dan harus meninggalkan ‘tanah perbudakan’ kita untuk masuk ke ‘Kanaan’.

Pada minggu Prapaska yang disebut Minggu Laetre ini kita diajak untuk bersukacita atas karunia keselamatan yang diberikan Kristus untuk kita. Jika kita merasa telah meninggalkan Tuhan seperti anak yang menjual warisan Bapanya dan hidup mengikuti standar dunia dan akhirnya menderita (Luk. 15:12-32), atau seperti domba yang mengikuti naluri pribadinya dan terpisah dari Gembala serta kawanan domba lainnya, maka sudah saatnya kita berbalik. …“berilah dirimu di damaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (2Kor. 5:20-21). (RCT)

KEBAKTIAN MINGGU (HIJAU)

DICINTAI DAN DIPANGGILNYA

Yesaya 6:1-13, Mazmur 138, 1 Korintus 15:1-11, Lukas 5:1-11

Kebaktian 9 Februari 2025 oleh Pdt. Febrita Melati Simorangkir (GKI Cikarang)

Pendahuluan
Setiap kita pernah merasa tidak layak, merasa kecil di hadapan Tuhan. Namun, kasih dan panggilan-Nya selalu mendahului kekurangan kita. Hari ini, kita akan melihat bagaimana Tuhan mencintai dan memanggil hamba-hamba-Nya untuk melayani-Nya, meskipun mereka merasa tidak layak.


1. Dicintai dan Dimurnikan oleh Allah (Yesaya 6:1-13)
Yesaya mengalami perjumpaan dengan Allah dalam kemuliaan-Nya. Ia melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan mendengar para Serafim berseru, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam!” (Yes. 6:3). Dalam kekudusan Allah, Yesaya sadar akan dosa dan ketidaklayakannya: “Celakalah aku! Aku binasa!” (Yes. 6:5). Namun, Allah tidak membiarkan Yesaya tenggelam dalam rasa ketidaklayakan itu. Dia menyucikan bibirnya dengan bara dari mezbah dan mengutusnya.

Pelajaran: Tuhan tidak hanya menunjukkan kasih-Nya dengan memilih kita, tetapi juga menyucikan dan mempersiapkan kita untuk pelayanan.


2. Bersyukur atas Kasih dan Kesetiaan Tuhan (Mazmur 138)
Pemazmur memuji Tuhan karena kasih setia-Nya. Dalam Mazmur 138, Daud menuliskan bagaimana Tuhan menjawab ketika ia berseru dan memberikan keberanian dalam jiwanya (Mzm. 138:3). Allah yang Maha Tinggi memperhatikan yang hina dan menguatkan umat-Nya.

Pelajaran: Sebagai orang-orang yang dipanggil, kita harus senantiasa mengingat dan bersyukur bahwa kita dicintai dan diperhatikan oleh Tuhan.


3. Panggilan yang Mengubah Hidup (1 Korintus 15:1-11)
Paulus menyadari bahwa ia adalah yang paling hina di antara para rasul karena pernah menganiaya gereja Tuhan (1 Kor. 15:9). Namun, kasih karunia Tuhan mengubahnya dan memanggilnya untuk menjadi pemberita Injil.

Pelajaran: Tidak ada seorang pun yang terlalu berdosa atau tidak layak untuk dipakai Tuhan. Kasih karunia-Nya lebih besar dari kegagalan kita.


4. Meninggalkan Segalanya untuk Mengikut Yesus (Lukas 5:1-11)
Simon Petrus mengalami mujizat penangkapan ikan yang luar biasa. Saat menyadari kuasa Yesus, ia pun tersungkur dan berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa” (Luk. 5:8). Tetapi Yesus tidak menolak Petrus. Sebaliknya, Ia memanggilnya untuk menjadi penjala manusia.

Pelajaran: Ketika kita menyadari kasih dan panggilan Tuhan, respons yang benar adalah meninggalkan segalanya dan mengikuti-Nya dengan iman.


Kesimpulan
Kita semua dicintai Tuhan, bukan karena kebaikan kita, tetapi karena anugerah-Nya. Tuhan menyucikan dan memampukan kita seperti Yesaya. Tuhan menguatkan kita seperti Daud. Tuhan memanggil kita seperti Paulus. Dan Tuhan memimpin kita seperti Petrus.

Maka, mari kita merespons kasih dan panggilan-Nya dengan hati yang siap dipakai-Nya. Kita mungkin merasa tidak layak, tetapi ingatlah: kita bukan dipanggil karena kita layak, tetapi karena Dia mengasihi kita dan memampukan kita. Amin.

 

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

500465
Users Today : 1260
Users Yesterday : 1258
This Month : 14222
This Year : 52615
Total Users : 500465
Who's Online : 4