Mengasihi, walaupun..

“It’s my dream, . . . not hers!” Anda mungkin pernah mendengar ucapan viral tersebut dari sebuah tayangan film Indonesia yang terkenal baru-baru ini. Ungkapan tersebut keluar dari hati seorang perempuan yang terluka karena dikhianati suaminya. Ketika impian pernikahan yang ideal dan bahagia pupus, serta biduk rumah tangga terancam kandas, masih perlukah cinta diperjuangkan?

Cinta manusiawi memang terlalu rapuh untuk diandalkan. Janji dan sumpah sekuat apa pun tidak menjamin cinta kasih itu selalu teguh, bertahan, bahkan sekadar ada. Betapa seringnya cinta dipahami secara resiprokal, berbalasan, atau timbal balik – aku mencintaimu jika kamu mencintaiku juga. Akan tetapi, ketika pelanggaran terjadi, masih maukah pihak yang disakiti itu bertahan? Jika mau, mungkinkah sikap tersebut dianggap bodoh?

Allah kita tahu apa artinya terluka ketika cinta-Nya dikhianati dan perjanjian kasih-Nya dilanggar. Dalam kasih, Dia menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya (Kej. 1:26). Ini berarti kita istimewa dan sangat berarti bagi Allah. Tak terbayangkan pedihnya hati Allah ketika manusia ciptaan-Nya memilih jalan mereka sendiri, menolak tunduk pada otoritas kasih-Nya, dan menjauh dari kebaikan yang dirancangkan-Nya untuk mereka.

Sungguh ajaib kasih Allah! Kasih yang rela menyelamatkan umat manusia yang sudah ingkar dan memberontak seperti kita. Namun, walaupun manusia telah berkhianat, Allah tetap setia pada janji- Nya. Dia bertahan dengan maksud-Nya sejak semula. Lewat suatu tindakan yang tak terselami pikiran manusia, Dia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal, Yesus,“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita…” (2Kor. 5:21).

Melalui pengorbanan Yesus di kayu salib, kita ditebus dari dosa yang merintangi dan dianugerahi jalan kembali kepada Allah. Semua itu dilakukan-Nya karena kasih: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16).

Sungguh ajaib kasih Allah! Kasih yang rela menyelamatkan umat manusia yang sudah ingkar dan memberontak seperti kita. Sebagai manusia, mungkin kita mengira harus berbuat baik dahulu supaya Allah mengasihi kita, bahkan berharap Dia mau menyelamatkan kita. Namun, Alkitab jelas berkata, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rm. 5:8). Bukan karena kita baik, tetapi walaupun kita berdosa, Allah sudah, tetap, dan akan selalu mengasihi kita. “Mengasihi, walaupun…,” bukan “mengasihi, karena…” Seseorang yang menyadari anugerah kasih Allah yang begitu besar tentu rindu meneruskan kasih tersebut kepada sesama.

Lantas, bagaimana dengan kita? Karena Allah telah menunjukkan teladan kasih-Nya kepada kita, tidakkah sepatutnya kita melakukan hal yang sama?1 Yohanes 4:10-11 mengingatkan kita, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. …Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” Seseorang yang menyadari anugerah kasih Allah yang begitu besar tentu rindu meneruskan kasih tersebut kepada sesama.

Memilih bersikap “mengasihi, walaupun…” memang tidak semudah mengucapkannya. Secara manusiawi, kita cenderung menolak. Namun, ingatlah, dalam kasih-Nya, Allah pasti memampukan kita. Kasih Allah tidak boleh membenarkan perbuatan dosa kita. Karena itu, pertama-tama, kita perlu mengakui dosa dan kelemahan kita yang tidak sanggup mengasihi seperti Dia. Lalu, mintalah anugerah Allah, agar kita beroleh kekuatan untuk menunjukkan dan meneruskan kasih-Nya. Walaupun sulit, mari kita belajar “mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (1Yoh. 3:18) Amin. (dari berbagai sumber) DHM

KEBAKTIAN MINGGU (HIJAU)

KEKUATAN FIRMAN KEHIDUPAN

Nehemia 8:1-10; Mazmur 19; 1 Korintus 12:12-31a; Lukas 4:14-21

Kebaktian 26 Januari 2025 oleh Pdt. Em. Ronny Setyamukti (GKI Muara Karang)

Pendahuluan
Firman Tuhan memiliki kuasa yang luar biasa untuk mengubah hidup kita. Baik sebagai individu maupun sebagai komunitas, Firman Allah adalah pedoman yang memberi terang dalam kegelapan, mengarahkan langkah kita, dan memperkuat tubuh Kristus untuk menjalankan panggilannya di dunia ini. Dalam empat bahan Alkitab ini, kita diajak melihat bagaimana Firman Allah bekerja sebagai kekuatan kehidupan.

1. Firman yang Memulihkan (Nehemia 8:1-10)

Ketika kitab Taurat dibacakan kepada umat Israel oleh Ezra, mereka menangis karena menyadari dosa dan jauhnya mereka dari kehendak Allah. Namun, Nehemia dan Ezra mengingatkan bahwa hari itu adalah hari kudus, hari sukacita, karena Firman Allah membawa pemulihan, bukan penghukuman.

Firman Allah tidak hanya mengungkapkan kesalahan kita, tetapi juga menawarkan jalan keluar: pemulihan, penghiburan, dan sukacita. Saat kita menghadapi tantangan hidup, Firman ini menjadi kekuatan yang membangkitkan kembali semangat kita dan memberi pengharapan.

2. Firman yang Sempurna (Mazmur 19)

Pemazmur menggambarkan Firman Allah sebagai sempurna, dapat memulihkan jiwa, memberi hikmat, dan menyukakan hati. Tidak ada kekuatan lain yang dapat menandingi Firman Allah dalam memberi makna sejati dalam hidup kita.

Firman ini ibarat matahari yang menerangi segala sesuatu (ayat 7), sehingga kita dapat melihat tujuan hidup kita dengan jelas. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah kita sudah menjadikan Firman Tuhan sebagai pelita yang menerangi langkah kita?

3. Firman yang Menyatukan (1 Korintus 12:12-31a)

Rasul Paulus mengajarkan bahwa tubuh Kristus terdiri dari banyak anggota yang berbeda, namun semuanya disatukan dalam satu tubuh oleh Roh Allah. Firman Tuhan menjadi pengikat yang mempersatukan semua anggota tubuh Kristus.

Ketika Firman Allah hidup di tengah-tengah jemaat, perbedaan bukanlah hambatan, melainkan kekayaan yang memperkuat kesatuan. Dengan menjalankan peran masing-masing berdasarkan Firman, tubuh Kristus akan menjadi kuat dan mampu menjalankan misinya di dunia.

4. Firman yang Menggenapi Janji (Lukas 4:14-21)

Ketika Yesus membaca gulungan kitab Yesaya di sinagoge, Dia menyatakan bahwa Firman itu telah digenapi di dalam Dia. Kehadiran Yesus adalah bukti nyata bahwa Firman Allah hidup, bekerja, dan membawa kabar baik bagi orang miskin, pembebasan bagi yang tertawan, dan penglihatan bagi yang buta.

Yesus adalah Firman yang hidup, dan melalui Dia, kita melihat bagaimana Firman itu menjadi kekuatan yang membawa perubahan nyata bagi dunia.

Aplikasi dalam Kehidupan

  1. Memulihkan Jiwa yang Lelah
    Saat kita merasa jauh dari Allah, izinkan Firman-Nya memulihkan kita. Bacalah Alkitab dengan hati yang terbuka, dan biarkan Roh Kudus berbicara.
  2. Mencari Hikmat dalam Firman
    Jadikan Firman Tuhan sebagai pedoman hidup setiap hari. Tidak ada keputusan atau tindakan yang lebih bijak selain yang didasarkan pada Firman Tuhan.
  3. Menjadi Bagian Tubuh Kristus
    Setiap kita memiliki peran dalam tubuh Kristus. Temukan panggilan Anda melalui Firman dan jalankan peran itu dengan sukacita.
  4. Menyaksikan Kuasa Firman
    Sebagaimana Yesus membawa kabar baik, kita dipanggil untuk menyaksikan Firman Allah kepada dunia. Jadilah pembawa terang dan pengharapan bagi orang-orang di sekitar kita.

Penutup
Firman Tuhan adalah kekuatan yang memulihkan, menerangi, menyatukan, dan membawa penggenapan janji-Nya. Ketika Firman itu hidup di dalam kita, kita akan menemukan kekuatan sejati untuk menjalani kehidupan dengan penuh makna.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

476438
Users Today : 798
Users Yesterday : 1315
This Month : 28588
This Year : 28588
Total Users : 476438
Who's Online : 15