Mengenal dan Mengenang
Hari ini 1 Mei adalah hari buruh, yang biasanya diwarnai dengan demonstrasi menuntut hak para buruh. Hubungan antara buruh dan majikan adalah sangat penting, untuk tercapainya tujuan perusahaan dan tentunya tujuan pribadi para buruh. Selain ada hal hal yang bersifat normative yuridis dalam hubunganitu, yakni tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan kedua pihak, ada juga yang tak kalah pentingnya yaitu sifatnya romantic. Tapi yang romantis ini yang sering dilupakan, yaitu saling mengenal antara buruh dan majikan, dan hal berkesan yang perlu dikenang.
Ada kisah tentang pemilik sebuah pabrik dengan karyawan ribuan orang,pada saat perusahaan mendapatkan untung yang besar, maka seluruh karyawan yang kebanyakan wanita dan berpendidikan SD dan SMP, diberi kejutan yang menyenangkan dan menjadi kenangan selamanya. Perusahaan melakukan acara kebersamaan di luar kota, menyewa puluhan bus, dan yang paling mengesankan, karyawan menginap di hotel berbintang. Romantika tinggal di hotel yang begitu indah menjadi kenangan manis, karena sebelumnya sebagian besar belum pernah menginap di hotel berbintang. Pengalaman ini membuat karyawan punya kenangan. Mereka selalu mengingatnya. Saat perusahaan mengalami masa sulit, karyawan dengan senang hati memahami dan membantu bekerja sama menghadapi masa sulit tersebut. Produktifitas meningkat, perusahaan bertahan. Karyawan dan pemilik perusahaan sama-sama berbahagia.
Setiap orang dalam hidupnya mempunyai kenangan manis yang diingat dan menjadi tempat “pelarian” saat masa kelam. Kenangan itupun bisa disambangi setiap waktu kapan saja untuk mendapatkan inspirasi dan motivasi.
Perayaan Paska baru saja terlewati. Berbeda dengan perayaan Natal yang identik dengan sukacita dan kegembiraan, maka paska lebih berwarna secara emosional. Ada unsur emosi sedih, takut, kuatir, kecewa, putus asa, kegembiraan dan kelegaan. Emosi penuh ketakutan saat Yesus ditangkap dan di salib. Para murid kehilangan harapan. Mereka menemukan Yesus yang sebelumnya dielu-elukan kini dihina, disiksa bahkan mati. Betapa hancurnya perasaan mereka. Sedih, duka, putus asa melanda. Tangisan dan ratapan tak terhindarkan. Lalu semua berubah menjadi sukacita dan harapan saat mereka menemukan Yesus bangkit, Yesus hidup. Para murid juga bangkit semangatnya. Kenangan saat Kaki mereka dicuci oleh Yesus, kenangan saat perjamuan terakhir, kenangan saat melihat Yesus disalib, mati dan menemukan Ia bangkit, dan hidup, telah membuat Simon Petrus yang sebelumnya sempat menyangkal Yesus, seorang nelayan yang tak berarti, menjadi pengkhotbah ulung, dan memenangkan ribuan jiwa di hari Pentakosta. Kenangan akan Yesus, membuat Yohanes menjadi penulis kitab Injil dan kitab Wahyu yang sangat dalam danpenuh makna. Rasul Paulus mempunyai kenangan indah saat bertemu Tuhan di Damsik, telah membuatnya menjadi rasul besar dalam penyebaran Injil Kerajaan Allah. Pengenalan akan Allah dalam Yesus dan kenangan bersama Yesus telah menjadi inspirasi, motivasi bagi para rasul menjalani hidup dan pelayanan mereka.
Bagaimana dengan kita? Sejauh mana kita mengenal Pencipta kita? Sejauh mana kita mengenal-Nya melalui pernyataan diri-Nya dalam Alkitab maupun dari pengalaman iman kita? Adakah kenangan bersama-Nya saat melewat kelamnya hidup?
Begitu banyak suka dan duka yang kita alami yang dapat membuat kita mengenal dan mengalami Tuhan yang bangkit, Tuhan yang hidup karena “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm. 8:28). (HOM)