Menjadi Saksi Allah yang Bangkit dalam Pertolongan Allah

Tanggal 8 April 2024 kemarin di media sosial ramai diberitakan tentang meninggalnya seorang artis penyanyi rohani Melitha Sidabutar. Karena penasaran saya mencoba cari di youtube dan menemukan beberapa video kesaksiannya di gereja tempat dia melayani dan beberapa acara lainnya. Dalam kesaksiannya disampaikan bahwa dia dilahirkan dari keluarga yang melayani Tuhan, biarpun kehidupan keluarga mereka mengalami berbagai tantangan dan pergumulan yang tidak ringan sampai ia harus mengurungkan niat untuk kuliah, gagal dalam pencarian bakat Indonesian Idol dan puncaknya adalah saat ia harus kehilangan saudari kembarnya. Ada rasa marah dan kecewa kepada Tuhan atas berbagai tantangan dan pergumulan tersebut.

Dalam kesaksiannya Melitha menceritakan bahwa pergumulan demi pergumulan yang dihadapi itu menjadi sebuah proses bagi dia untuk memahami, menerima dan mengimani kuasa Tuhan, sehingga akhirnya memutuskan untuk berserah penuh pada Tuhan saja karena dia memegang teguh janji Tuhan yang tertulis dalam Yeremia 29:11 “Sebab, Aku mengetahui rancangan-rancangan yang Kupikirkan mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan malapetaka, untuk memberikan kepadamu masa depan yang penuh harapan”. Tidak perlu waktu lama, Tuhan memulihkan keadaan keluarga mereka menjadi jauh lebih baik. Tuhan menolong Melitha bangkit untuk terus setia dalam melayani Tuhan bahkan talenta bernyanyi yang Tuhan beri menjadi jalan baginya untuk bisa menyaksikan kebaikan Tuhan dan memberkati banyak orang, salah satunya melalui lagu “Penolong yang Setia”.

Bertepatan dengan Minggu Paskah III ini, kiranya kisah perjuangan Melitha di atas boleh menginspirasi kita untuk menjadi saksi kebangkitan Allah. Rasul Petrus memberi kesaksian akan kebangkitan Yesus Kristus yang bisa kita baca dalam Kisah Para Rasul 3:15 “Kamu telah membunuh Perintis Kehidupan, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Tentang hal itu kami adalah saksi”. Menjadi saksi kebangkitan Tuhan bukan saja dengan katakata, namun melalui perbuatan nyata dalam sikap dan tindakan kita sehari-hari dengan terlibat untuk menghadirkan pengharapan kepada dunia sekitar di mana kita berada. Kita dituntut untuk menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk memberi kesaksian tentang Yesus agar orang bertobat dan percaya kepada Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, yang memimpin orang pada hidup yang kekal.

Boleh jadi ada tantangan ataupun hambatan baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar yang dihadapi pada saat bersaksi tentang kebangkitan Kristus, misalnya rasa takut, malu, tidak berani berkata-kata bahkan tidak siap untuk menghadapi konsekuensi ditertawakan atau dipandang sebelah mata oleh orang lain. Menghadapi situasi ini kita boleh meminta hikmat dari Tuhan dan pertolongan Roh Kudus agar dimampukan menyampaikan berita kesaksian tentang Kristus dan karya-Nya yang sudah dialami dalam kehidupan kita. Perbuatan Tuhan yang ajaib yang kita alami dapat kita ceritakan kepada orang lain sehingga orang tersebut dikuatkan iman percayanya.

Akhirnya marilah kita membangun sikap pertobatan sejati untuk menjadi saksi kebangkitan Kristus dengan melaksanakan firman dan teladan cinta kasihNya dalam lingkup keluarga, komunitas, tempat kerja, dan masyarakat di mana kita berada bahkan ke mana saja seperti yang disampaikan dalam Kisah Para Rasul 1:8 “Tetapi, kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”. Penting bagi kita orang percaya untuk menyatakan kesaksian melalui perkataan dan perbuatan sehingga orang yang belum percaya dapat mengenal Kristus melalui kehidupan kita. (KTA)

KEBAKTIAN MINGGU

AKU DILAYAKKAN

Yesaya 1:10-18; Mazmur 32:1-7; 2 Tesalonika 1:1-4, 11-12; Lukas 19:1-10

Kebaktian 2 November 2025 oleh Pdt. Debora Rachelina S. Simanjuntak

Kita sering berpikir bahwa untuk datang kepada Tuhan, kita harus sudah baik dulu. Kita merasa perlu merapikan diri, menyucikan perilaku, memperbaiki catatan hidup kita agar tampak pantas di hadapan-Nya. Seakan-akan Tuhan hanya menerima orang yang sudah layak, sudah bersih, sudah benar.

Namun, firman hari ini membalikkan cara pandang itu. Tuhan bukan menunggu kita menjadi layak. Dialah yang melayakkan kita.

1. Tuhan Melihat Kedalaman Dosa, Namun Tidak Menolak Orang Berdosa

Yesaya 1:10-18 menunjukkan keadaan umat yang rajin beribadah tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Ibadah mereka dipenuhi kebenaran diri dan kemunafikan. Tuhan tidak menutup mata terhadap dosa; Ia justru menegur dengan tegas.

Namun teguran itu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk mengundang pertobatan:

“Marilah, baiklah kita berperkara!” firman Tuhan.
“Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.” (Yes. 1:18)

Tuhan tidak meminta kita datang dalam keadaan putih. Ia berkata, “Datanglah apa adanya, Aku yang memutihkanmu.”

2. Bahagia Bukan Karena Kita Sempurna, Tetapi Karena Kita Diampuni

Pemazmur memahami bahwa kebahagiaan yang sejati bukan berasal dari prestasi rohani atau moral, tetapi dari pengampunan:

“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya.” (Mzm. 32:1)

Pemazmur pernah memendam dosanya, berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Hasilnya? Tulang-tulangnya seakan remuk. Hidup terasa berat. Namun saat ia mengakui dosanya, ia menemukan kelegaan. Allah menjadi tempat persembunyian yang tidak pernah menekan, tetapi menyembuhkan.

3. Allah yang Melayakkan, Supaya Nama Yesus Dimuliakan dalam Hidup Kita

Dalam 2 Tesalonika 1:11-12, Paulus mendoakan jemaat agar Allah sendiri yang melayakkan mereka untuk panggilan-Nya. Bukan mereka yang membuat diri layak, tetapi Allah yang bekerja melalui kasih karunia-Nya.

Tujuannya jelas:

Agar Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita.

Kita diubah bukan untuk membanggakan diri, tetapi supaya Kristus tampak dalam kita.

4. Yesus Datang Untuk Mencari yang Hilang, Termasuk Kita

Lukas 19:1-10 memperlihatkan kisah Zakheus yang penuh cela, seorang pemeras, seorang yang merugikan sesamanya. Ia tidak layak—dalam ukuran manusia.

Tetapi Yesus datang kepadanya:

“Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk. 19:5)

Yesus tidak berkata, “Perbaiki dulu hidupmu, baru Aku datang.”
Ia datang lebih dulu, dan kehadiran Yesuslah yang mengubah Zakheus.

Pertobatan bukan syarat untuk dikasihi.
Pertobatan adalah buah dari mengalami kasih itu.

Zakheus berubah setelah ia disentuh oleh kehadiran Yesus.

Penutup

Kita tidak dilayakkan karena ibadah kita, prestasi rohani kita, atau kebaikan yang kita kumpulkan. Kita dilayakkan oleh kasih karunia.

Tuhan berkata,

“Datanglah apa adanya.”
“Aku tahu dosamu, aku tahu lukamu.”
“Aku datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menyembuhkan.”
“Aku tidak menunggu kamu benar. Aku yang membenarkan.”

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

949152
Users Today : 2470
Users Yesterday : 3096
This Month : 38249
This Year : 501302
Total Users : 949152
Who's Online : 7