Musim Kehidupan

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir (Pkh. 3:11).

“Life is beautiful. Betapa indahnya hidup ini.” Namun, kenyataannya tidak senantiasa segala sesuatunya berjalan lancar sesuai yang kita mau. Kadang kita harus keluar dari jalan tol dan menemukan bahwa jalan di depan kita adalah bukit-bukit yang terjal yang harus didaki, gemuruh ombak, angin yang kerap menggoyangkan rasa percaya diri, penolakan, kecewa dan mungkin marah. Terkadang pula kita harus turun melewati lembah kekelaman. Bahkan Terkadang perjalanan kita juga membawa kita melewati sungai yang dalam dengan arus yang deras, tak semulus yang kita harapkan dan impikan, penuh drama seperti drakor, seperti tampakan di sosmed bahwa ekspektasi vs realita tidaklah selalu sama. Pada saat inilah menguji sejauh mana kita masih tetap mengatakan betapa indahnya hidup ini?

Hidup adalah sebuah perjalanan. Dan di dalam setiap perjalanan, banyak hal dapat terjadi. Ada saat di mana semua berjalan lancar, pekerjaan lancar, keluarga adem ayem, bisnis berjalan mulus, kesehatan baik, keluarga bahagia, semuanya mulus seperti apa yang kita harapan, tidak ada riak-riak, gejolak, sempurna bahkan mungkin melebihi harapan kita. Dan pada saat itu kita berkata, oh..oh“Life is good“. Apakah sudah cukup kita mengatakannya hal ini?

Ayat renungan diambil dari Pengkhotbah 3:11. Ayat ini mengingatkan kita bahwa TUHAN tidak pernah menjanjikan hidup tanpa kesulitan dan tantangan. TUHAN tidak pernah menjanjikan langit selalu biru, tanpa awan gelap, lautan tanpa gelombang, TUHAN tidak pernah menjanjikan jalan kehidupan yang selalu mulus dan penuh bunga nan indah, tanpa bukit terjal maupun lembah kekelaman. TUHAN tidak menjanjikan musim semi sepanjang tahun, tanpa musim panas yang menyesakkan, dan musim dingin yang kelam.

TUHAN mengingatkan kita bahwa dengan menjadi anak-anak-Nya, kita memposisikan diri masih di dunia, sehingga hidup kita mungkin akan bisa lebih berat lagi.

Yang TUHAN janjikan adalah bahwa DIA tidak akan pernah meninggalkan kita. TUHAN berjanji bahwa DIA akan selalu menyertai kita, dalam setiap musim hidup kita, tidak peduli rintangan atau tantangan apa yang harus kita hadapi di dalam hidup ini.

Musim akan selalu berhanti, dalam musim apapun hidup kita saat ini, ingatlah, DIA selalu ada, dan akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya yang sering sekali kita tidak pahami waktu yang Tuhan mau. Tugas kita hanya Jalani dan Nikmati setiap musim hidup kita bersama DIA.

Ingatlah, kekristenan bukan berarti kita hidup tanpa kesulitan, tetapi Tuhan menjanjikan kepada kita ketika kita mengandalkan kepada-Nya hidup kita akan bahagia dan kita akan menikmati setiap musim dalam kehidupan kita.

Mari kita Jalani dan nikmati musim kehidupan dalam hidup. Kita minta kepada Tuhan untuk tolong melewati musim kehidupan dalam hidup kita, apapun hidup kita saat ini. Ingatkanlah TUHAN membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Kiranya kita dapat menjalani dan menikmati musim hidup kita Bersama Tuhan, kita diingatkan, bahwa Ikut TUHAN bukan berarti kami hidup tanpa kesulitan, tetapi kita mengimani bahwa TUHAN memberi anugerah untuk kita hidup bahagia dan menikmati setiap musim kehidupan. Amin (AHU)

KEBAKTIAN MINGGU PASKA V (Putih)

KETAATAN SEBAGAI ANUGERAH ALLAH

Kisah Para Rasul 16:9–15; Mazmur 67; Wahyu 21:10, 22–22:5; Yohanes 14:23–29

Kebaktian 25 Mei 2025 oleh Pdt. Em. Jonathan Subianto (GKI Samanhudi)

“Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yohanes 14:23)

Ketaatan: Bukan Beban, Tapi Anugerah

Dalam kehidupan rohani, kata “ketaatan” sering terdengar seperti tugas berat yang harus dipikul untuk menyenangkan Tuhan. Kita membayangkan hidup yang penuh aturan dan pengorbanan. Namun, bacaan hari ini mengajarkan bahwa ketaatan bukanlah beban, tetapi respons dari hati yang sudah disentuh kasih karunia.

Kisah Paulus yang menerima visi Makedonia dalam Kisah Para Rasul 16 menegaskan hal ini. Ia tidak merancang sendiri perjalanannya, tetapi merespons pewahyuan Tuhan. Ia taat bukan karena keinginan pribadi, melainkan karena Allah yang terlebih dahulu menyatakan kehendak-Nya.

Lalu kita melihat Lidia, seorang perempuan yang hatinya “dibukakan Tuhan.” Ia percaya dan dibaptis, bukan karena dia mencari Tuhan lebih dahulu, tetapi karena Tuhan bekerja dalam hatinya. Dari kisah Paulus dan Lidia, kita belajar bahwa ketaatan dimulai dari anugerah, bukan inisiatif manusia.

Ketaatan Membawa Kesaksian

Mazmur 67 menyatakan kerinduan agar berkat Tuhan atas umat-Nya menjadi sarana kesaksian bagi bangsa-bangsa. Ketika umat Allah hidup dalam ketaatan, dunia akan melihat terang kasih dan kebenaran Allah. Ketaatan bukan hanya untuk membentuk karakter pribadi, tetapi menjadi sarana kesaksian global.

Ketaatan Berakar pada Visi Kekal

Wahyu 21–22 menunjukkan gambaran Yerusalem Baru—kota penuh terang, di mana Allah tinggal bersama umat-Nya. Inilah arah hidup kita. Bila kita sungguh percaya bahwa tujuan akhir kita adalah hidup kekal bersama Tuhan, maka hidup kita hari ini akan dibentuk oleh harapan itu. Ketaatan menjadi cara kita mempersiapkan diri bagi kemuliaan yang kekal.

Ketaatan Sebagai Ekspresi Kasih

Yesus menyatakan dengan jelas: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku.” (Yoh. 14:23). Ketaatan bukanlah bentuk keterpaksaan, melainkan buah dari kasih. Dan lebih lagi, Yesus berjanji bahwa Allah akan tinggal bersama orang yang menaati-Nya. Ini adalah relasi, bukan sekadar aturan. Allah ingin berjalan bersama kita, menolong kita lewat Roh Kudus, agar kita dapat hidup dalam firman-Nya.

Aplikasi Praktis dalam Hidup Sehari-hari

  • Mulai Hari dengan Firman dan Doa. Luangkan waktu 10–15 menit setiap pagi untuk membuka Alkitab dan berdoa. Mulailah dengan satu ayat dan renungkan artinya untuk hidupmu hari itu.

  • Latih Ketaatan di Rumah. Bantu tanpa disuruh, ucapkan terima kasih, dan minta maaf saat salah. Rumah adalah tempat pertama untuk menumbuhkan karakter taat.

  • Jadi Terang di Tempat Kerja atau Sekolah. Tunjukkan kejujuran, bantu rekan kerja, dan ambil sikap positif. Orang lain akan melihat perbedaan ketika kita taat pada nilai-nilai Kristus.

  • Dengar dan Tanggapi Suara Roh Kudus. Saat tergerak untuk menolong, mengampuni, atau meminta maaf—responilah segera. Ketaatan sering dimulai dari langkah-langkah kecil.

  • Fokus pada Tujuan Kekal. Buat keputusan berdasarkan kekekalan. Apakah aktivitas ini membawa saya mendekat pada Tuhan? Apakah ini menyenangkan hati-Nya?

Penutup

Ketaatan tidak akan pernah terasa ringan jika kita memulainya dari usaha sendiri. Tetapi saat kita menyadari bahwa Tuhan sudah lebih dulu mengasihi kita, membuka hati kita, memberi visi kekal, dan menghadirkan Roh Kudus untuk menolong, maka kita dapat berkata: “Saya mau taat karena Tuhan begitu baik.”

Ketaatan bukan syarat untuk dikasihi. Kita taat karena sudah dikasihi. Dan dalam setiap langkah ketaatan, kita semakin mengenal dan mengalami hadirat-Nya yang nyata.

Mari kita hidupi ketaatan sebagai anugerah, bukan beban. Dan biarlah dunia melihat terang Tuhan melalui hidup kita yang taat.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

663670
Users Today : 241
Users Yesterday : 1857
This Month : 39252
This Year : 215820
Total Users : 663670
Who's Online : 15