Oversharing

Oversharing

Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar kisah tragis Amanda Todd. Gadis remaja berusia 15 tahun asal Kanada itu, ditemukan meninggal dunia karena bunuh diri pada 10 Oktober 2012. Kasus Amanda ini cukup ‘menggemparkan’. Kurang lebih satu bulan sebelumnya Amanda mengunggah video mengenai dirinya sendiri. Dalam video hitam putih yang diberi judul My Story : Struggling, Bullying, Suicide and Self-Harm, Amanda menceritakan penderitaan yang dialaminya akibat ‘kebodohannya’ memberikan foto/video bagian-bagian tubuh sensualnya kepada orang jahat. Ia menceritakan bagaimana awal masalah yang dialaminya, yakni ketika dirinya mulai mengenal ruang chatting dan mulai mengenal orang-orang baru. Awalnya orang-orang tersebut memuji kecantikan Amanda. Namun lama kelamaan mereka meminta Amanda untuk menunjukkan bagian tubuhnya yang sensitif. Amanda terbuai dan kemudian melakukannya, walau hanya sekali.

Satu tahun kemudian seorang lelaki tidak dikenal menghubungi Amanda dan mengancam akan mengedarkan gambar-gambar sensitifnya, jika tidak melakukan lagi. Amanda menolak. Orang tersebut membuat Amanda malu dan terluka dengan mengirimkan secara luas foto/video tersebut di media sosial. Amanda menderita walaupun orangtuanya sudah membantunya untuk pindah ke lingkungan baru. Namun Amanda tidak bisa bertahan. Ia merasa semua orang di dunia ini telah mengetahui foto/video tubuhnya yang disebarkan di media sosial. Kisah Amanda menjadi contoh kekerasan dunia maya alias cyberbullying dan bukanlah satu-satunya. Di belahan dunia lainnya terdapat beberapa orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya akibat cyberbullying.

Kita semua tentunya merasa sedih dan marah atas penderitaan yang dialami oleh Amanda Todd. Walau demikian ada pelajaran berharga yang dapat ditarik dari kasus ini. Kasus ini bukan saja mengajarkan kita akan dampak buruk dari cyberbullying, tetapi juga mengingatkan kita untuk senantiasa berhati-hati dan selektif dalam berbagi informasi. Media sosial telah membuat dunia menjadi begitu terbuka bagi semua orang. Dengan media sosial kita tidak saja dapat dengan mudah mengakses informasi, akan tetapi juga berkawan dengan semua orang dari segala penjuru dunia. Selain keterbukaan informasi, media sosial membawa dampak munculnya budaya ingin eksis. Godaan untuk tetap eksis seringkali mendorong kita berbagi informasi yang sesungguhnya bersifat pribadi (oversharing), untuk menarik perhatian atau untuk sekedar pamer. Yang sering tidak disadari, tindakan ini seringkali mengundang bahaya bagi diri kita.

Disisi lain, sebagai penerima informasi, sebagian dari kita sering kali gagal memperlakukan informasi sensitif yang kita terima dengan bijaksana dengan menyebarkan informasi-informasi tersebut ke pihak-pihak lainnya. Di era teknologi yang sangat canggih ini, informasi-informasi tersebut dapat tersebar dengan skala/rentang yang begitu luas yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Ambil contoh kasus Amanda Todd, hasil pekerjaan dari temannya yang jahat juga sampai ke teman-teman di sekolahnya yang baru. Amanda kembali menjadi korban bullying di lingkungan yang baru. Tak mengherankan bila Amanda merasa bahwa semua orang di dunia ini mengetahui foto/videonya, tak ada tempat yang aman baginya di dunia ini. Yang juga menarik, dalam pengusutan yang dilakukan, salah satu tersangka dalam kasus Amanda adalah seorang pria warga Belanda, yang letaknya terpisah ribuan kilometer dari lokasi Amanda.

Terkait dengan hal ini, ada baiknya kita mengingat nasehat Paulus. Dalam suratnya kepada jemaat di Kolose pasal 4 : 5-6 Paulus berkata :
(5) Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. (6) Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Dalam ayat tersebut, Paulus sedang berbicara tentang peran jemaat dalam hubungannya dengan komunitas di luar jemaat. Paulus menasihatkan jemaat Kolose agar bijak dan tetap menunjukkan identitasnya sebagai orang Kristen ketika berinteraksi dengan orang lain, yaitu mampu berkata-kata dengan segenap pengetahuan untuk mendatangkan hal-hal yang baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Bijak juga dalam memilih kesempatan dan kata-kata yang diucapkan atau dibagikan kepada orang lain.

Termasuk ketika menggunakan media sosial, dengan nasehat ini kita diingatkan untuk mampu berbagi informasi secara bijak dengan orang lain, memilah dan memilih informasi yang tepat dan tidak berlebihan sehingga semua mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri maupun orang lain.

-ITS dari Derap Remaja Edisi 39, “Oversharing” dan sumber-sumber lainnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU Paska (Putih)

Yesus Sudah Bangkit, Wartakanlah!

Yesaya 65:17-25; Mazmur 118:1-2,14-24; Kisah Para Rasul 10:34-43; Lukas 24:1-12

Kebaktian 20 April 2025 oleh Pdt. Gordon S. Hutabarat

Yesus Sudah Bangkit, Wartakanlah!

“Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.”
(Lukas 24:5b-6a)

Pagi itu sunyi dan penuh duka. Para perempuan datang ke kubur dengan membawa rempah-rempah, bukan untuk merayakan, tetapi untuk merawat jenazah. Namun apa yang mereka temukan justru mengubah sejarah umat manusia: batu sudah terguling, tubuh Yesus tidak ada, dan malaikat menyampaikan kabar mengejutkan: “Ia telah bangkit!”

Kebangkitan Kristus bukan sekadar mukjizat, tetapi titik balik dunia. Dalam Yesaya 65, Allah menjanjikan langit dan bumi yang baru, tempat di mana penderitaan tidak akan lagi dikenang. Ini bukan utopia semu, melainkan realitas yang dimulai dengan kebangkitan Kristus—yang membuka jalan bagi ciptaan baru itu.

Mazmur 118 pun berseru dengan penuh syukur: “Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya!” Kebangkitan Kristus adalah kemenangan atas maut, dan bagi kita—umat yang percaya—ini adalah undangan untuk hidup dalam terang dan sukacita yang kekal.

Dalam Kisah Para Rasul 10, Petrus bersaksi bahwa Yesus yang disalibkan kini hidup, dan bahwa para saksi mata diperintahkan untuk “memberitakan kepada bangsa-bangsa dan bersaksi bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang hidup dan orang mati.” Kebangkitan itu bukan sekadar fakta teologis—tapi panggilan misi.

Maka, kebangkitan Kristus mengubah duka menjadi harapan, ketakutan menjadi keberanian, dan keheningan kubur menjadi pekikan kabar baik. Kita yang percaya, seperti para murid pertama, tidak bisa berdiam diri. Kita dipanggil untuk mewartakan-Nya!


Aplikasi Hidup:

  1. Percaya dan bersyukur: Jangan biarkan kebangkitan hanya jadi cerita Paskah tahunan. Biarkan itu membakar hati kita setiap hari untuk hidup dalam damai dan pengharapan.

  2. Wartakan kabar baik: Siapa di sekitarmu yang sedang terpuruk, putus asa, atau merasa hidupnya “mati”? Datanglah, bawalah kabar bahwa Yesus hidup, dan Dia juga mau menghidupkan mereka.

  3. Hidup dalam terang kebangkitan: Jangan kembali ke kehidupan lama. Kristus telah bangkit—maka hidup kita pun harus merefleksikan kemenangan dan pembaruan itu.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

604312
Users Today : 1066
Users Yesterday : 1406
This Month : 24226
This Year : 156462
Total Users : 604312
Who's Online : 10