Paradoks Kristiani: Hidup ‘Out of the Box’ menurut iman Kristen

Menurut KBBI, paradoks adalah pernyataan yang seolah-olah bertentangan dengan pendapat umum, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran. Alkitab mencatat banyak pernyataan paradoks yang disampaikan Kristus di dalam misi-Nya di dunia.

Pernyataan Yesus seringkali kontroversial karena bertentangan dengan persepsi umum saat itu. Tetapi, di situlah muncul esensi pembeda yang hendak menegaskan memang demikianlah seharusnya manusia hidup sesuai versinya Allah. Pasca kejatuhan dalam dosa, manusia hidup dalam versinya sendiri. Walaupun seluruh kehidupan semesta dalam kendali Allah, tetapi Allah mengizinkan manusia memilih kehendaknya sendiri sebagai konsekuensi kehendak bebas yang Tuhan anugerahkan. Hadirnya Kristus, Sang Firman Allah yang menjadi manusia, tanpa cacat dosa, memberi dua pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Pertama, Kristus membawa anugerah keselamatan yang menghapus kematian kekal akibat dosa. Kedua, Kristus memberi teladan hidup nyata dalam keseharian sekaligus koreksi terhadap berbagai penyimpangan hati, pikiran dan tindakan manusia. Yesus tak henti-hentinya mengutip Firman Allah di sepanjang sejarah bangsa Israel dan memperbaiki sudut pandang dan persepsinya menjadi sehat dan sesuai standar Allah.

Pernyataan paradoks Yesus seperti: “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Mat. 16:25), membuat mindset baru bahwa memberi berarti menerima, memegang erat justru berada dalam kondisi kehilangan. Pernyataan Yesus: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Mat. 16:24), membuat pengertian baru bahwa Allah ingin teladan manusia yang bersedia meninggalkan keterikatan dirinya, tidak memilih kepentingan diri, melainkan memilih apa yang berkenan di mata Allah.

Pernyataan Yesus: “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:24). Dalam konteks ini, biji gandum merujuk kepada Yesus sendiri. Dengan kematian Yesus di kayu salib, ia memberikan keselamatan kepada banyak orang. Aplikasinya, kita sering kali harus “mati” atau melepaskan sesuatu (misalnya, keinginan, hak, atau kebiasaan kita) untuk dapat tumbuh dan menghasilkan “buah” dalam hidup kita

Pernyataan Yesus: “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku, dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa” (Yoh. 12:26), ingin menegaskan bahwa dengan melayani, kita akan menjadi yang terhormat. Di dalam kepemimpinan, pemimpin yang baik adalah yang melayani, bukan yang dilayani; pemimpin harus terlibat secara aktif dan menunjukkan empati dan pemahaman terhadap orang-orang yang mereka pimpin.

Ada banyak paradoks di dalam Kotbah Yesus di Bukit (Mat. pasal 5-7) yang sebenarnya sedang membetulkan persepsi ke standar yang seharusnya dan meluruskan pengertian yang bengkok dari setiap Firman Allah yang diselewengkan selama sejarah manusia sebelum Yesus. Mengutip beberapa pernyataan Yesus seperti:

  • Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Di dalam Ucapan Bahagia (Mat 5:3) ingin menegaskan bahwa kebahagiaan sejati datang dari kerendahan hati dan pengakuan akan kebutuhan kita akan Allah bukan karena kepuasan karena telah memiliki segalanya.
  • Siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu (Mat. 5:39). Di satu sisi, kita mengajarkan kasih kepada yang menyakiti, di sisi lain kita memperkuat diri dengan agar tidak lagi disakiti dan hidup dalam dendam yang membuat kita tersakiti oleh endapan batin kita sendiri.

Hadirnya Kristus dalam dunia memang telah menaikkan standar tentang Bagaimana seharusnya manusia hidup di hadapan Allah dan sesama. Yesus menghadirkan sebuah gaya hidup yang baru. Semuanya sungguh kualitas hidup Sang Raja, bukan Raja dunia, tetapi Raja Kerajaan Sorga, sekalipun kita masih hidup di dalam dunia.

Setiap pernyataan Kristus adalah Firman Allah. Mengimani semua perkataanNya, yang mungkin terkesan paradoks, akan membuat hadirnya sebuah spiritualitas hidup yang menyegarkan di tengah naik turunnya kehidupan kita sehari-hari. Itulah panduan langkah kita untuk hidup “Out of The Box”, menghadirkan kualitas Kerajaan sorga di tengah dunia sekeliling kita. Amin. (SAR)

 

KEBAKTIAN MINGGU Paska (Putih)

Yesus Sudah Bangkit, Wartakanlah!

Yesaya 65:17-25; Mazmur 118:1-2,14-24; Kisah Para Rasul 10:34-43; Lukas 24:1-12

Kebaktian 20 April 2025 oleh Pdt. Gordon S. Hutabarat

Yesus Sudah Bangkit, Wartakanlah!

“Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.”
(Lukas 24:5b-6a)

Pagi itu sunyi dan penuh duka. Para perempuan datang ke kubur dengan membawa rempah-rempah, bukan untuk merayakan, tetapi untuk merawat jenazah. Namun apa yang mereka temukan justru mengubah sejarah umat manusia: batu sudah terguling, tubuh Yesus tidak ada, dan malaikat menyampaikan kabar mengejutkan: “Ia telah bangkit!”

Kebangkitan Kristus bukan sekadar mukjizat, tetapi titik balik dunia. Dalam Yesaya 65, Allah menjanjikan langit dan bumi yang baru, tempat di mana penderitaan tidak akan lagi dikenang. Ini bukan utopia semu, melainkan realitas yang dimulai dengan kebangkitan Kristus—yang membuka jalan bagi ciptaan baru itu.

Mazmur 118 pun berseru dengan penuh syukur: “Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya!” Kebangkitan Kristus adalah kemenangan atas maut, dan bagi kita—umat yang percaya—ini adalah undangan untuk hidup dalam terang dan sukacita yang kekal.

Dalam Kisah Para Rasul 10, Petrus bersaksi bahwa Yesus yang disalibkan kini hidup, dan bahwa para saksi mata diperintahkan untuk “memberitakan kepada bangsa-bangsa dan bersaksi bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang hidup dan orang mati.” Kebangkitan itu bukan sekadar fakta teologis—tapi panggilan misi.

Maka, kebangkitan Kristus mengubah duka menjadi harapan, ketakutan menjadi keberanian, dan keheningan kubur menjadi pekikan kabar baik. Kita yang percaya, seperti para murid pertama, tidak bisa berdiam diri. Kita dipanggil untuk mewartakan-Nya!


Aplikasi Hidup:

  1. Percaya dan bersyukur: Jangan biarkan kebangkitan hanya jadi cerita Paskah tahunan. Biarkan itu membakar hati kita setiap hari untuk hidup dalam damai dan pengharapan.

  2. Wartakan kabar baik: Siapa di sekitarmu yang sedang terpuruk, putus asa, atau merasa hidupnya “mati”? Datanglah, bawalah kabar bahwa Yesus hidup, dan Dia juga mau menghidupkan mereka.

  3. Hidup dalam terang kebangkitan: Jangan kembali ke kehidupan lama. Kristus telah bangkit—maka hidup kita pun harus merefleksikan kemenangan dan pembaruan itu.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

604342
Users Today : 1096
Users Yesterday : 1406
This Month : 24256
This Year : 156492
Total Users : 604342
Who's Online : 7