Penyerahan Diri Kepada Tuhan

Di dalam Alkitab, kita menemukan banyak tema mendalam tentang penyerahan diri yang bergema dalam lubuk hati spiritualitas Kristen kita. Ini adalah panggilan untuk sepenuhnya menyerahkan diri kepada Tuhan, meletakkan setiap ambisi, keinginan, dan aspirasi di kaki Sang Ilahi. Tindakan penyerahan ini bukan sekadar gestur ritualistik tetapi perjalanan transformatif jiwa, sebuah perjalanan yang menerangi jalan menuju murid sejati dan persekutuan yang intim dengan Sang Pencipta.

Saat kita merenungi kedalaman undangan ilahi ini, seringkali kita menjumpai kebenaran bahwa penyerahan diri kita kepada Tuhan tidak berakar dalam pertukaran transaksional, melainkan dalam hubungan yang didasarkan pada kasih dan anugerah. Ini adalah pengakuan bahwa hidup kita bukan milik kita sendiri, bahwa kita hanyalah wadah yang cahayanya bersinar.

Dengan menyerahkan diri, kita mengakui pemberian kehendak bebas yang dianugerahkan kepada kita, hadiah yang memungkinkan kita memilih kehidupan yang didedikasikan untuk pelayanan dan tujuan-Nya.

Perjalanan penyerahan diri dimulai dengan pencerahan batin, pengakuan akan betapa rapuhnya kita dan kebutuhan mendalam akan pemulihan spiritual. Sikap ini akan membawa kita pada pemahaman bahwa keinginan manusia seringkali menyesatkan kita, dan hanya melalui pelukan kehendakNya yang ilahi kita menemukan pemenuhan sejati dan kedamaian. Dalam penyerahan ini, kita meninggalkan rasa keamanan palsu yang ditawarkan dunia, dan sebaliknya, kita menempatkan kepercayaan kita pada kesetiaan yang teguh dari Tuhan yang tak tergoyahkan.

Melalui pengorbanan Kristus di kayu salib, kita menemukan teladan tertinggi dari penyerahan diri yang dilandasi oleh cinta yang mengubah hidup. Kematian dan kebangkitan-Nya adalah saksi dari pengorbanan yang tak terbandingkan, sebuah penyerahan yang tidak hanya mengubah takdir manusia, tetapi juga mengungkapkan kekayaan rahmat dan pengampunanNya yang tak terbatas. Dalam cahaya kebangkitan-Nya, kita dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya, untuk menyerahkan diri kepada-Nya dengan tulus dan penuh keyakinan.

Dalam perenungan dan doa yang dalam, kita juga menemui esensi dari penyerahan diri ini. Kita belajar untuk melepaskan ego dan keinginan duniawi, dan sebaliknya, mengadopsi sikap kerendahan hati dan ketaatan yang bersumber dari iman yang teguh. Dengan setiap langkah kita yang disertai oleh doa dan penyerahan, kita menemukan kekuatan baru, penghiburan yang mendalam, dan pengaruh suci yang memancar dari hadirat-Nya. Dalam penyerahan kita, kita menemukan makna sejati dari keselarasan dengan kehendak-Nya, sebuah keselarasan yang membawa sukacita sejati dan kepuasan jiwa yang tak tergoyahkan.

Melalui persembahan diri kita kepada Tuhan, kita menyadari panggilan kita untuk melayani dan mencintai sesama manusia dengan kasih yang tanpa pamrih. Kita menjadi saksi kasih-Nya yang tak terbatas yang mengalir melalui tindakan dan perkataan kita. Dalam memberi dan melayani, kita menemukan arti sejati dari kehidupan yang dipersembahkan sepenuhnya bagi-Nya.

Penyerahan diri kepada Tuhan adalah proses yang berkelanjutan, yang membutuhkan iman, kepercayaan, dan kerendahan hati. Seperti yang dicontohkan dalam Galatia 2:20, “Namun, aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Hidup yang sekarang aku hidupi secara jasmani adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”

Semoga perenungan tentang penyerahan diri kepada Tuhan membawa kita pada pengalaman yang mendalam akan kehadiran-Nya yang mengubah dan kasih-Nya yang abadi. Semoga setiap langkah kita diberkati dan dipenuhi dengan kekuatan-Nya yang tiada tara, dan semoga hidup kita menjadi kesaksian yang hidup akan kemuliaan-Nya yang tak terbatas. Amin. (EFH)

KEBAKTIAN MINGGU ADVEN I(UNGU)

MEMAKNAI HARI TUHAN

Yeremia 33:14-16, Mazmur 25:1-10, 1 Tesalonika 3:9-13, Lukas 21:25-36

Kebaktian 1 Desember 2024 oleh Pdt. Gordon S. Hutabarat

Pendahuluan
Hari Tuhan adalah sebuah tema yang sering dibahas dalam Alkitab sebagai waktu di mana Allah bertindak untuk menggenapi janji-janji-Nya, baik dalam penghukuman maupun penyelamatan. Dalam keempat bacaan ini, kita diajak untuk memaknai Hari Tuhan sebagai pengharapan akan pemulihan, undangan untuk hidup benar, serta panggilan untuk berjaga-jaga dan setia.

1. Hari Tuhan adalah Janji Pemulihan
Yeremia 33:14-16 berbicara tentang janji Tuhan untuk menumbuhkan tunas keadilan bagi keturunan Daud. Ini adalah penggenapan janji Mesianik yang terwujud dalam Yesus Kristus. Ketika kita memaknai Hari Tuhan, kita diingatkan bahwa Allah selalu setia pada janji-Nya. Janji-Nya tidak pernah terlambat, dan Dia bekerja untuk mendatangkan pemulihan bagi umat-Nya.

Sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk hidup dengan keyakinan bahwa Allah sedang dan akan terus bertindak memulihkan dunia ini. Dalam hidup sehari-hari, pemulihan ini kita alami melalui kasih, keadilan, dan damai yang kita bagikan kepada orang lain.

2. Hari Tuhan Adalah Undangan untuk Hidup Benar
Mazmur 25:1-10 menggambarkan pemazmur yang dengan rendah hati menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Ia memohon Tuhan menunjukkan jalan-jalan-Nya yang benar. Memaknai Hari Tuhan berarti merespons dengan kesetiaan dan kerendahan hati.

Kita perlu terus memohon tuntunan Tuhan untuk berjalan di jalan-Nya. Ini termasuk hidup dalam integritas, menunjukkan kasih kepada sesama, dan menjauhi dosa. Hari Tuhan menjadi momen di mana kita merefleksikan hidup kita: apakah kita sudah hidup dalam kebenaran-Nya?

3. Hari Tuhan Adalah Panggilan untuk Berjaga-jaga
Dalam Lukas 21:25-36, Yesus memperingatkan murid-murid-Nya tentang tanda-tanda akhir zaman. Namun, lebih dari sekadar takut akan masa depan, Yesus mengajak kita untuk tetap berjaga-jaga, berdoa, dan tetap setia.

Berjaga-jaga di sini bukan berarti hidup dalam ketakutan, melainkan hidup dengan kesadaran bahwa waktu kita adalah anugerah dari Tuhan. Bagaimana kita menggunakan waktu kita? Apakah kita melayani sesama dengan kasih? Apakah kita memberi pengaruh positif di tempat kita bekerja, belajar, atau melayani?

4. Hari Tuhan Adalah Pengharapan dan Kasih
1 Tesalonika 3:9-13 menekankan kasih sebagai persiapan untuk menyambut Hari Tuhan. Paulus mendorong jemaat untuk bertumbuh dalam kasih kepada sesama dan menjadi tak bercacat dalam kekudusan.

Kasih menjadi pengingat bahwa Hari Tuhan bukan sekadar peristiwa akhir zaman, tetapi sesuatu yang sudah kita alami setiap kali kita mencintai dan melayani sesama. Ketika kita hidup dalam kasih, kita sedang bersiap untuk menyambut kedatangan-Nya.

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Hidup dalam Pengharapan
    Percaya bahwa Allah setia pada janji-Nya, kita tidak perlu takut akan masa depan. Jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk bersyukur dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya.
  2. Berjalan dalam Kebenaran
    Mintalah Tuhan menunjukkan jalan-Nya setiap hari. Refleksikan hidup kita: apakah tindakan kita sudah mencerminkan kasih dan kebenaran?
  3. Berjaga-jaga dan Berdoa
    Hidup dengan kesadaran bahwa waktu kita di dunia terbatas. Gunakan setiap waktu untuk memuliakan Tuhan, melayani sesama, dan bersiap menyambut kedatangan-Nya.
  4. Mengasihi dengan Tulus
    Tunjukkan kasih kepada keluarga, sahabat, dan komunitas sekitar. Dengan kasih, kita menjadi saksi hidup tentang kebaikan Allah yang memulihkan dunia.

Penutup
Memaknai Hari Tuhan berarti hidup dalam pengharapan, kebenaran, kesetiaan, dan kasih. Hari Tuhan adalah janji pemulihan yang membawa damai sejahtera bagi kita semua. Mari kita sambut Hari Tuhan dengan penuh sukacita dan kesiapan hati, karena Tuhan setia dan selalu hadir dalam hidup kita. Amin.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

417803
Users Today : 1086
Users Yesterday : 1309
This Month : 2395
This Year : 245565
Total Users : 417803
Who's Online : 8