Pertolongan Tuhan adalah sebuah anugerah

PERTOLONGAN TUHAN ADALAH SEBUAH ANUGERAH

 

Apakah Pertolongan Allah identik dengan sebuah kesembuhan bagi orang sakit? Ataukah kemenangan dalam sebuah perlombaan atau pertandingan? Atau pula berupa keberhasilan dalam pekerjaan, lulus ujian, dan sebagainya? Masih banyak pertanyaan lain yang berhubungan dengan kepuasan diri seseorang sebagai pernyataan atas bukti pertolongan dan berkat Tuhan. Mungkin saja ada benarnya bagi orang-orang yang pernah mengalami pertolongan Tuhan seperti tersebut diatas, namun sebenarnya Tuhan memberkati setiap orang dan menolong seseorang adalah sebuah pernyataan atas anugerah-Nya kepada umat manusia.

Allah menolong Naaman , bukan karena ia adalah panglima tertinggi di bawah Ben Hadad, raja Damsyik atau karena ia datang dari jauh dengan membawa bermacam hadiah yang akan diberikan kepada nabi Elisa (2 Raj. 5: 5-19) sebagai imbalan atas penyembuhkan dirinya. Namun bagi nabi Elisa tidaklah demikian, karena sesungguhnya ia hanyalah abdi Allah yang berbuat sesuai dengan perintah-Nya; Allah memiliki segalanya, Dia tidak membutuhkan segala macam hadiah karena sesungguhnya semua barang itu berasal dari-Nya, Dia-lah Sang Pencipta atas segala sesuatu dan pemilik seluruh kehidupan dibumi ini.

Allah berkehendak agar Naaman bersedia menuruti perintah-Nya. Naaman diperintahkan untuk mandi di sungai agar penyakitnya menjadi tahir, bukan karena air sungai Yordan yang mujarab atau abdi Allah yang hebat sehingga telah membuat ia menjadi tahir, tetapi karena anugerah Allah hendak dinyatakan kepada orang tersebut dan kuasa Allah yang telah menyembuhkan Naaman, bukan kuasa yang lain.

Suatu hari, datanglah seorang penyandang kusta kepada Yesus dan memohon agar ia disembuhkan dengan menyatakan keyakinannya bahwa jika Yesus mau, maka ia dapat mengalami kesembuhan. Dan Yesus menjawab bahwa Dia mau supaya orang itu sembuh, maka sembuhlah orang tersebut (Mrk. 1: 40-42). Namun Yesus berpesan supaya orang tersebut tidak mengatakan bahwa Ia yang telah menyembuhkannya dari sakitnya, hanya meminta orang tersebut pergi kepada imam untuk memperlihatkan kesembuhannya agar ia bisa dinyatakan tahir sehingga diijinkan kembali ke tengah masyarakat.

Mungkin kita juga masih ingat akan kisah seorang perempuan yang menderita pendarahan selama duabelas tahun. Ketika melihat Yesus, ia maju mendekati-Nya dan menjamah jumbai jubah-Nya, katanya dalam hati: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Lalu Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkanmu.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. Kedua kisah di atas membuktikan bahwa anugerah Tuhan terjadi karena iman (Yoh.9:20-22). Masih banyak lagi yang dapat kita baca melalui Alkitab bahwa Tuhan memberikan pertolongan kepada umat manusia yang beriman kepada-Nya.

Melalui kisah-kisah di atas, kita diingatkan agar jangan mengungkit jasa bilamana kita telah menolong seseorang karena sesungguhnya Allah yang menggerakkan seseorang untuk menolong orang lain, itu adalah kuasa Allah, dan kita diminta untuk saling menolong sesuai dengan perintah Tuhan: “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” (Galatia 6:2). Juga dalam pelayanan, kita tidak perlu mengungkit-ungkit bahwa kita sudah berbuat ini dan itu dalam pelayanan dan seolah-olah kita sudah berjasa dan layak mendapat imbalan, sepertinya kita ini sedang melakukan barter dengan Tuhan. Bagaimana mungkin Kita dapat melakukan barter dengan Sang Pemilik Kehidupan dan Pencipta alam semesta dengan segala isinya ini? Sesungguhnya kita semua adalah orang-orang yang berhutang kepada Tuhan karena Dia sudah terlebih dulu melayani kita semua sejak kita masih dalam usia dini, bahkan sejak masih dalam rahim ibunda; lagi pula ketika kita berkesempatan melayani Tuhan, hal itu merupakan sebuah kehormatan dan penghargaan bagi kita, karena tidak semua orang mendapat kesempatan untuk melayani di ladang-Nya.

Banyak orang datang ke tempat-tempat tertentu untuk memintapertolongan kesembuhan, kekayaan, perjodohan, dll, namun harus diingat bahwa iblis itu tidak akan menolong seseorang dengan sukarela, ia hanya akan meminjamkan kenikmatan sesaat kepada seseorang dengan sebuah imbalan atau barter, pada suatu saat nanti ia akan menagihnya kembali beserta “bunganya”. Jadi hati-hatilah dengan godaan iblis. Berbeda dengan pertolongan Tuhan yang adalah sebuah anugerah, sebuah anugerah adalah sebuah pemberian kepada seseorang tanpa imbal balik, gratis, free of charge, bukan hutang atau tagihan pembayaran, dan tanpa syarat kecuali kesediaan kita beriman kepada-Nya dan mematuhi segala ketentuan-Nya. 

Ketika kita mengaku sudah pernah merasakan pertolongan atau anugerah dari Tuhan dalam hidup kita, maka sepatutnya kita juga bersedia meneruskan berkat yang kita terima dari Tuhan kepada orang-orang yang membutuhkan sesuai dengan kemampuan kita, karena sekecil apapun perhatian yang dapat kita berikan kepada orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan, hal itu merupakan tetes-tetes air sejuk yang menyegarkan dan menguatkan hidup mereka, sebagaimana surat rasul Paulus, “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.” (Ibrani 13:16).
Semoga kita bersedia mengamini bahwa pertolongan Tuhan adalah sebuah anugerah, dan meneruskan berkat yang kita terima dari Tuhan kepada sesama kita. (WLI)

 

 

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU (HIJAU)

KEKUATAN FIRMAN KEHIDUPAN

Nehemia 8:1-10; Mazmur 19; 1 Korintus 12:12-31a; Lukas 4:14-21

Kebaktian 26 Januari 2025 oleh Pdt. Em. Ronny Setyamukti (GKI Muara Karang)

Pendahuluan
Firman Tuhan memiliki kuasa yang luar biasa untuk mengubah hidup kita. Baik sebagai individu maupun sebagai komunitas, Firman Allah adalah pedoman yang memberi terang dalam kegelapan, mengarahkan langkah kita, dan memperkuat tubuh Kristus untuk menjalankan panggilannya di dunia ini. Dalam empat bahan Alkitab ini, kita diajak melihat bagaimana Firman Allah bekerja sebagai kekuatan kehidupan.

1. Firman yang Memulihkan (Nehemia 8:1-10)

Ketika kitab Taurat dibacakan kepada umat Israel oleh Ezra, mereka menangis karena menyadari dosa dan jauhnya mereka dari kehendak Allah. Namun, Nehemia dan Ezra mengingatkan bahwa hari itu adalah hari kudus, hari sukacita, karena Firman Allah membawa pemulihan, bukan penghukuman.

Firman Allah tidak hanya mengungkapkan kesalahan kita, tetapi juga menawarkan jalan keluar: pemulihan, penghiburan, dan sukacita. Saat kita menghadapi tantangan hidup, Firman ini menjadi kekuatan yang membangkitkan kembali semangat kita dan memberi pengharapan.

2. Firman yang Sempurna (Mazmur 19)

Pemazmur menggambarkan Firman Allah sebagai sempurna, dapat memulihkan jiwa, memberi hikmat, dan menyukakan hati. Tidak ada kekuatan lain yang dapat menandingi Firman Allah dalam memberi makna sejati dalam hidup kita.

Firman ini ibarat matahari yang menerangi segala sesuatu (ayat 7), sehingga kita dapat melihat tujuan hidup kita dengan jelas. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah kita sudah menjadikan Firman Tuhan sebagai pelita yang menerangi langkah kita?

3. Firman yang Menyatukan (1 Korintus 12:12-31a)

Rasul Paulus mengajarkan bahwa tubuh Kristus terdiri dari banyak anggota yang berbeda, namun semuanya disatukan dalam satu tubuh oleh Roh Allah. Firman Tuhan menjadi pengikat yang mempersatukan semua anggota tubuh Kristus.

Ketika Firman Allah hidup di tengah-tengah jemaat, perbedaan bukanlah hambatan, melainkan kekayaan yang memperkuat kesatuan. Dengan menjalankan peran masing-masing berdasarkan Firman, tubuh Kristus akan menjadi kuat dan mampu menjalankan misinya di dunia.

4. Firman yang Menggenapi Janji (Lukas 4:14-21)

Ketika Yesus membaca gulungan kitab Yesaya di sinagoge, Dia menyatakan bahwa Firman itu telah digenapi di dalam Dia. Kehadiran Yesus adalah bukti nyata bahwa Firman Allah hidup, bekerja, dan membawa kabar baik bagi orang miskin, pembebasan bagi yang tertawan, dan penglihatan bagi yang buta.

Yesus adalah Firman yang hidup, dan melalui Dia, kita melihat bagaimana Firman itu menjadi kekuatan yang membawa perubahan nyata bagi dunia.

Aplikasi dalam Kehidupan

  1. Memulihkan Jiwa yang Lelah
    Saat kita merasa jauh dari Allah, izinkan Firman-Nya memulihkan kita. Bacalah Alkitab dengan hati yang terbuka, dan biarkan Roh Kudus berbicara.
  2. Mencari Hikmat dalam Firman
    Jadikan Firman Tuhan sebagai pedoman hidup setiap hari. Tidak ada keputusan atau tindakan yang lebih bijak selain yang didasarkan pada Firman Tuhan.
  3. Menjadi Bagian Tubuh Kristus
    Setiap kita memiliki peran dalam tubuh Kristus. Temukan panggilan Anda melalui Firman dan jalankan peran itu dengan sukacita.
  4. Menyaksikan Kuasa Firman
    Sebagaimana Yesus membawa kabar baik, kita dipanggil untuk menyaksikan Firman Allah kepada dunia. Jadilah pembawa terang dan pengharapan bagi orang-orang di sekitar kita.

Penutup
Firman Tuhan adalah kekuatan yang memulihkan, menerangi, menyatukan, dan membawa penggenapan janji-Nya. Ketika Firman itu hidup di dalam kita, kita akan menemukan kekuatan sejati untuk menjalani kehidupan dengan penuh makna.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

476302
Users Today : 662
Users Yesterday : 1315
This Month : 28452
This Year : 28452
Total Users : 476302
Who's Online : 9