Pesan Pemilu & Paskah 2019 BPMS GKI
Pesan Pemilu & Paskah 2019
Badan Pekerja Majelis Sinode
Gereja Kristen Indonesia
PESAN PASTORAL
BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE GEREJA KRISTEN INDONESIA
UNTUK PEMILU DAN PASKAH 2019
Bangsa Indonesia akan melaksanakan PEMILU pada tanggal 17 April 2019. Untuk pertama kalinya, kita akan melaksanakan pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif secara serentak. Pada saat ini ada 192.828.520 pemilih, yang terdiri dari 96.271.476 pemilih laki-laki dan 96.557.044 perempuan, akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, 575 anggota DPR RI, 136 anggota DPD, 2.207 anggota DPRD Provinsi dan 17.610 anggota DPRD Kota/Kabupaten. Pemilihan akan dilakukan di 800.000 lebih Tempat Pemungutan Suara (TPS), baik di dalam maupun di luar negeri.
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, anggota jemaat GKI perlu mendukung PEMILU dalam kegembiraan, pengharapan dan kasih, karena kita semua meyakini bahwa melalui PEMILU ini, bangsa Indonesia sedang memperjuangkan dan mengupayakan tanggung jawab politik dan cita-cita kemerdekaannya. Tanggung jawab politik, seperti juga yang ada dalam cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia, bukanlah melulu soal kekuasaan, tetapi pertama-tama adalah soal kesejahteraan dan keadilan.
Terkait dengan itu, BPMS GKI menyampaikan pesan pastoral kepada jemaat-jemaat sebagai berikut:
- Misi Tuhan Yesus Kristus bukan hanya membebaskan manusia dari dosa tetapi juga menyampaikan kabar baik kepada orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, memberi penglihatan kepada orang-orang buta, membebaskan orang-orang yang tertindas (Luk 4:18-19). Misi Tuhan Yesus -sampai kadar tertentu- sejajar dengan arti dasar politik dan tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia, yaitu terwujudnya keadilan dan kesejahteraan bersama. Dimaknai seperti itu, maka kehidupan politik sesungguhnya bukan hanya baik tetapi juga memiliki nilai rohani. Karena itulah, maka jemaat perlu mendukung dan berpartisipasi aktif agar proses politik dalam PEMILU berjalan dengan demokratis, bermartabat dan mendapatkan Presiden-Wakil Presiden, anggota DPD dan anggota DPR-DPRD yang benar-benar mencintai bangsa, mewujudkan keadilan dan menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
- Bagaimana agar Pemilu berjalan demokratis, bermartabat dan berhasil mendapatkan pemerintah dan wakil rakyat yang bekerja sesuai cita-cita kemerdekaan bangsa? Di banyak negara demokrasi, biasanya terjadi hal ini: ”Para politisi buruk terpilih karena banyak orang baik tidak memilih”. Agar itu tidak terjadi, anggota jemaat GKI perlu memakai hak pilihnya dengan bertanggung jawab. Karenanya kami menyampaikan, “Jangan Golput”. Proses demokrasi mengharapkan partisipasi aktif rakyat sebagai bagian dari upaya memperjuangkan cita-cita politik yang adil dan menyejahterakan. Karena itu, prinsip keterlibatan kita semua dalam PEMILU perlu dilihat sebagai wujud tanggung jawab anggota jemaat GKI yang adalah bagian dari masyarakat Indonesia. Dengan memakai hak pilih secara bertanggung jawab, anggota jemaat bukan hanya telah memakai hak demokrasinya tetapi juga sudah menunjukkan sikap imannya. Mengapa? Sebab melalui PEMILU, kita dengan iman dan perbuatan ikut menentukan orang yang tepat untuk memerintah dan menjadi wakil rakyat, yang bisa menjalankan perannya sebagai hamba Allah (Roma 13:4).
- Agar partisipasi anggota jemaat dalam PEMILU menjadi perwujudan tindakan iman, maka anggota jemaat GKI perlu :
- Mendoakan seluruh peserta pemilu, penyelengara Pemilu (KPU, Bawaslu dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu), aparat keamanan, supaya mereka dapat melaksanakan pemilu yang demokratis, damai dan bermartabat.
- Memilih kandidat yang diusung dan atau didukung oleh partai politik yang berkomitmen menghidupi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, mempertahankan NKRI, dan mewujudkan amanat UUD 1945.
- Memilih kandidat yang berani menolak radikalisme, intoleransi dan tidak memakai politik kebencian identitas untuk berkuasa.
- Memilih kandidat presiden dan wakil presiden, calon anggota DPD dan anggota DPR-DPRD yang punya rekam jejak, integritas dan kapasitas politik yang baik. Pilihlah mereka yang memiliki masa lalu (sebagai pribadi, anggota keluarga, profesional, ASN, TNI/Polri, pegawai swasta atau pengusaha) yang baik; pilihlah mereka yang memiliki integritas (tidak memiliki rekam jejak korupsi, pelanggaran HAM); pilihlah mereka yang memiliki kapasitas dalam memimpin; pilihlah mereka yang memiliki keberpihakan kepada mereka yang lemah dan marjinal; pilihlah mereka yang berkomitmen untuk melestarikan lingkungan. Tentu saja, tidak mudah mencari figur yang bisa memenuhi semua kriteria di atas. Jika itu terjadi, maka kita perlu memakai prinsip minus malum: mencari figur yang efek negatifnya (lebih) kecil. PEMILU mungkin tidak menawarkan kita pilihan yang terbaik, tetapi kita perlu mencegah yang buruk berkuasa menjalankan politik untuk bangsa ini.
- Menciptakan dan mendukung budaya demokrasi. Anggota jemaat tidak boleh ikut-ikutan memperuncing perbedaan sikap politik, tidak ikut-ikutan menyebarkan hoax dan politisasi kebencian identitas, dan mengedepankan persaudaraan serta persatuan sebagai sesama anak bangsa.
- Bekerja sama dengan penyelenggara PEMILU dan kelompok masyarakat lain, untuk mewujudkan PEMILU yang demokratis dan bermartabat.
Bagi umat Kristen, Pemilu 2019 ini terasa istimewa karena berdekatan dengan perayaan Paskah yang jatuh pada tanggal 21 April 2019. Kedua peristiwa ini sama-sama merupakan sebuah perayaan. Yang satu adalah pesta demokrasi untuk mengupayakan politik yang menyejahterakan dan berkeadilan, yang lain adalah perayaan kebangkitan Yesus yang mengalahkan kuasa dosa yang menindas dan mematikan. Yang satu menjadi sarana memilih pemimpin yang kita harapkan membawa pembebasan bagi bangsa dari berbagai keterbelengguan (kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan, kekerasan); yang lain merupakan momen di mana kita mengimani campur tangan Allah dalam pembebasan umat manusia dari belenggu dosa yang mencengkeram dan mematikan supaya kemudian manusia mengalami kehidupan melalui teladan Yesus Kristus. Kita dapat berharap agar semangat Paskah yang membebaskan itu juga hadir dalam kebebasan kita untuk berpolitik dalam PEMILU dan mengupayakan kekuasaan politik yang juga menghadirkan kebaikan untuk bangsa yang Allah sudah percayakan kepada kita ini.
Karenanya, sebagai warga negara sekaligus warga gereja, kita mau dengan penuh tanggung jawab menjalani peran kita dengan merayakan dua peristiwa itu. Kita mengawalinya dengan memakai hak pilih kita pada tanggal 17 April 2019 dengan tuntunan Roh Hikmat untuk memilih pemimpin bangsa yang berhati tulus dan mau bekerja keras untuk mendatangkan kebaikan bagi seluruh rakyat tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, atau golongannya.
Selanjutnya sebagai warga gereja kita mengenang sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus mulai dari Kamis Putih, Jumat Agung sampai Minggu Paskah untuk mengingat dan merasakan kasih Tuhan yang memulihkan harkat kemanusiaan kita lewat penebusan dan kematian di kayu salib, sekaligus lewat kebangkitan-Nya yang memberi harapan akan kehidupan yang baru.
Kiranya kasih karunia dari Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan tuntunan Roh Kudus, menolong kita untuk menjadi orang Kristen sekaligus warga negara Indonesia yang bertanggung jawab menyukseskan pesta demokrasi, untuk keadilan dan kemajuan Indonesia sekaligus merayakan Paskah dengan penuh syukur dan sukacita.
Badan Pekerja Majelis Sinode GKI
Pdt. Handi Hadiwitanto Pdt. Danny Purnama
Ketua Umum BPMS GKI Sekretaris Umum BPMS GKI