Pohon Tarbantin Kebenaran
“… supaya orang menyebut mereka “pohon tarbantin kebenaran”, yang ditanam TUHAN untuk memperlihatkan keagungan-Nya.” (Yesaya 61:3)
Nas Firman Tuhan ini berbicara tentang pemulihan Tuhan kepada bangsa Israel yang telah mengalami krisis yang berkepanjangan setelah pembuangan dan penahanan ke Babel. Terkait pohon tarbantin, ada berbagai jenis tanaman atau pohon yang dicatat di dalam Alkitab yang seringkali dipakai sebagai ilustrasi untuk menggambarkan keadaan hidup manusia, salah satunya adalah pohon tarbantin. Pohon tarbantin merupakan salah satu pohon besar dan berdaun lebat yang tumbuh di padang gurun. Salah satu ciri khas pohon tarbantin adalah kekuatannya, akar-akarnya dapat menjulur sampai kedalaman 45-65 meter, untuk mencari sumber mata air murni bagi pertumbuhannya. Orang-orang pastinya berharap bahwa setiap pohon yang ditanam akan bertumbuh dengan baik sehingga dapat menikmati buahnya.
Dalam realita kita sebagai orang beriman, bagaimana kita dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan? Pendeta Eka Darmaputera memberikan beberapa nasihat praktis untuk bertumbuh, saya mencatatnya demikian: Dalam pesan akhirnya Petrus menulis, “Bertumbuhlah dalam anugerah dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 3:18). Pertumbuhan adalah tanda kehidupan. Juga tanda dari iman yang hidup. Namun, bagaimana supaya bertumbuh?
Pertama, bertumbuhlah melalui kesalahan-kesalahan bahkan dosa-dosa anda. Banyak orang melakukan kesalahan, lalu tidak pernah keluar lagi dari situ. Bisa karena keenakan, bisa pula karena penyesalan. Padahal kalah dalam satu pertempuran tidak harus berarti kalah dalam seluruh peperangan, bukan? Pengalaman menunjukkan bahwa melakukan kesalahan serta mengalami kekalahan bisa membuat orang menjadi lebih waspada, lebih rendah hati dan siap menghadapi perjuangan di ronde berikut. “Orang baik jatuh di atas kedua lututnya.” Lutut adalah tempat yang terbaik untuk jatuh, sebab berlutut adalah sikap yang paling tepat untuk membuat orang segera bangkit, lebih baik dan kuat.
Kedua, bertumbuhlah melalui tugas-tugas yang melampaui kekuatan Anda. Dengan melakukan ini, Anda juga akan dibawa ke wilayah belas kasihan Allah. Sebab itu, jangan membatasi diri dengan hanya mau menerima tugas yang mampu Anda lakukan. Ini tidak akan merangsang Anda bertumbuh. Lakukan apa yang melampaui keterbatasan Anda, dan bergantunglah kepada Allah maka Anda akan dipacu untuk bertumbuh.
Ketiga, agar iman kita bertumbuh, kita tidak cuma membutuhkan tugas-tugas yang lebih besar, akan tetapi kita juga membutuhkan cakrawala yang lebih luas. Untuk bertumbuh kita harus berani melintas batas, menyeberang menjelajah ke wilayah-wilayah asing. Melawan rasa betah tinggal di daerah-daerah yang sudah biasa kita kenal. Kita mesti berani menjelajah wilayah-wilayah baru, mengarungi lautan kemungkinan-kemungkinan baru dan mempersiapkan masa depan baru. Sebab “segala sesuatu diciptakan melalui Dia dan untuk Dia” (Kolose 1:16). Yesus bukan cuma Tuhan atas ruang privat, melainkan juga atas ruang publik. Bukan hanya Tuhan gereja, melainkan juga Tuhan alam semesta. Tuhan atas seluruh aras dan wilayah kehidupan. Kita mesti bertumbuh ke sana.
Tuhan itu baik, bahkan untuk menyatakan kebaikan-Nya acapkali umat-Nya diberikan kesempatan untuk mengecap hal-hal yang terbaik. Ini merupakan bukti bahwa Ia sungguh-sungguh mengasihi umat-Nya. Umat-Nya ada di dalam hati-Nya. Selamat bertumbuh menjadi pohon tarbantin kebenaran. (CAD)