Saatnya untuk Refleksi
Dalam Kalender Kristen, Adven adalah periode persiapan dan penantian sebelum perayaan Natal, dimulai dari empat minggu sebelum Natal dan menandakan mendekatnya perayaan kelahiran Yesus Kristus. Secara tradisional, Adven memiliki dua tema utama: merenungkan masa penantian berabad-abad akan kedatangan Mesias dan bersiap untuk kedatangan Kristus yang kedua kalinya.
Apakah kita sudah mempersiapkan diri kita untuk kedatangan-Nya?
Kedatangan-Nya yang kedua, seharusnya bukanlah sesuatu yang menakutkan, tapi menjadi sukacita dan momen yang sangat dirindukan, karena kita akan bertemu dengan Pribadi yang sangat mengasihi kita, dan Pribadi yang sangat kita kasihi.
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan. Sebab ketakutan mengandung hukuman dan siapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih (1Yoh. 4:18).
Jika di dalam kita ada ketakutan baik mengenai ajal kita yang tidak kita ketahui, maupun mengenai saat menantikan perjumpaan dengan Dia kelak, berarti kita belum sepenuhnya meyakini penebusan, pengampunan, karya keselamatan dan penyertaan yang diberikan-Nya kepada kita.
Empat minggu Masa Adven, adalah kesempatan yang cukup bagi kita untuk merenungkan masa lalu, bagaimana kita menjalani kehidupan kita, apa yang salah dari yang pernah kita lakukan, dan sekaligus menata kehidupan kita kembali, menabur harapan, cinta kasih, sukacita, dan damai.
Mari mengingat kembali mereka yang:
- kita abaikan selama ini
- kita kekurangan waktu dengan mereka
- kepadanya kita perlu minta maaf
- hubungannya dengan kita perlu dipulihkan kembali
- perlu kita kasihi dan rangkul
- perlu kita kunjungi/kontak kembali
- perlu kita support dalam keterbatasan mereka
- perlu kita perjuangkan dalam doa kita
Bulan Keluarga baru saja berlalu, tetapi apakah masih ada “urusan yang belum selesai” dengan keluarga kita dan orang-orang di sekitar kita? Janganlah sampai Bulan Desember ini berlalu dan kita belum menaburkan harapan, cinta dan kasih, sukacita, dan damai itu bersama dengan mereka.
Saya merenungkan kembali kehidupan saya, bagaimana saya memper-Tuhan-kan Dia dalam kehidupan saya, siapa yang telah menjadi pusat dalam kehidupan saya (apakah Kristus atau adakah ilah lain), apakah saya tidak melakukan quality time dengan orang-orang yang saya kasihi, bagaimana saya membangun relasi saya dengan orang-orang di sekitar saya, siapa saja yang telah tersakiti oleh saya. Saya ingin membarui semua, dan mengambil inisiatif.
Inilah doa saya:
Bapa, Di moment Adven ini, aku tidak akan melakukan pembenaran atas kesalahan dan dosaku, tetapi meminta Roh-Mu untuk bekerja di hatiku, untuk memulihkan sukacita di rumahku dan keluargaku, untuk membangun kembali hubungan yang retak, untuk merasakan kembali cinta dan rindu yang padam. Berikanlah aku keberanian untuk menerima hal-hal yang membutuhkan perhatian, kemampuan memulai sesuatu yang baik yang dulu canggung aku lakukan. Berikanlah aku kelegaan, kebebasan dari belenggu dan beban berat yang menekan jiwaku, alirkanlah kedamaian, kasih dan sukacita yang bebas mengalir dalam kehidupanku dan keluargaku. Sebab Engkaulah satu-satunya yang memuaskan hati dan jiwaku yang lapar dan haus. Semoga kebaikan dan sukacita datang dari pertobatan dan pembaruan hidupku di masa Adven ini. Amin.
Sebagai orang yang dimeteraikan-Nya, baiklah kita menyambut Natal ini dengan hati yang bersih, merajut kembali harapan, cinta dan kasih, sukacita, dan damai dalam kehidupan kita, dan bersama dengan keluarga, kita berdiri bersama malaikat-malaikat dan bala tentara surga memuji Allah bernyanyi: Noel… Noel Born is the King of Israel. Lahirlah Dia di hati kita dan di keluarga kita. Tuhan memberkati. (REP)