SABAR
S A B A R
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. – Amsal 16:32
Ketika segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana, kesabaran adalah hal yang mudah untuk dilakukan. Ujian sejati dari kesabaran terjadi ketika hak-hak kita dilanggar – ketika mobil lain memotong jalur kita di jalanan; ketika kita diperlakukan tidak adil; ketika rekan kerja kita mengejek iman kita, dan sebagainya. Beberapa orang berpikir mereka memiliki hak untuk marah ketika menghadapi masalah dan pencobaan.
Ketidaksabaran tampak seperti kemarahan yang kudus. Alkitab menyatakan kesabaran sebagai salah satu dari buah Roh (Gal. 5:22) yang harus dihasilkan oleh semua pengikut Kristus (1 Tes. 5:14). Kesabaran merupakan bentuk perwujudan iman kita terhadap waktu, kemahakuasaan, dan kasih Allah.
Meskipun sebagian besar orang menganggap kesabaran sebagai tindakan menunggu yang pasif atau menerima dengan lemah lembut, tetapi lebih daripada itu bahwa kesabaran adalah sikap yang dikatakan dalam Roma 12:2 “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kese- sakan, dan bertekunlah dalam doa.”
Apakah orang yang melakukan lomba lari akan menunggu orang yang lebih lambat darinya? atau menerima kecurangan dengan lemah lembut? Tentu tidak! Kata yang diterjemahkan sebagai “kesabaran” dalam ayat ini berarti “daya tahan.” Orang Kristen menjalankan perlombaan dengan kesabaran, yakni dengan tekun menghadapi kesukaran. Dalam Alkitab, kesabaran berarti dengan tekun menuju pada tujuan; bertahan dalam pencobaan; atau pun dengan penuh harap menunggu tergenapinya sebuah janji.
Kesabaran tidak dibangun dalam semalam. Kuasa dan kebaikan Allah sangat penting dalam membangun kesabaran. Surat Kolose 1:11 menyatakan bahwa kita dikuatkan oleh-Nya untuk “menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar.” Sementara surat Yakobus 1: 3-4 menguatkan kita untuk tahu bahwa pencobaan adalah cara yang Dia gunakan untuk menyempurnakan kesabaran kita.
Kesabaran kita ditumbuhkan dan diteguhkan dengan bersandar pada kehendak dan waktu Allah yang sempurna, bahkan dalam menghadapi orang-orang jahat yang “berhasil dalam hidupnya karena melakukan tipu daya” (Mzm. 37:7). Kesabaran kita adalah hal yang berharga “karena kedatangan Tuhan sudah dekat” (Yak. 5:7-8). “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia” (Rat. 3:25).
Di dalam Alkitab, kita melihat banyak contoh dari perjalanan hidup tokoh-tokoh Alkitab dengan Allah ditandai dengan kesabaran.
1. Yakobus mengingatkan kita akan nabi-nabi yang merupakan “teladan penderitaan dan kesabaran” (Yak. 5:10). Dia juga mengingatkan kita mengenai;
2. Ayub, yang ketekunannya dihargai dengan apa yang “pada akhirnya disediakan Tuhan baginya” (Yak. 5:11).
3. Abraham juga, menunggu dengan sabar dan “memperoleh apa yang dijanjikan kepada- nya” (Ibr. 6:15).
4. Yesus adalah teladan kita dalam segala hal. Dia menunjukkan kesabaran “yang dengan mengabaikan kehinaan, tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah” (Ibr. 12:2).
Bagaimana kita menunjukkan kesabaran yang merupakan karakteristik dari Kristus?
Pertama, senantiasa bersyukur kepada Allah. Ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, reaksi pertama seseorang biasanya adalah “Mengapa saya?” Tetapi, Alkitab mengajarkan kita untuk bersukacita dalam kehendak Allah (Fil. 4:4; 1 Ptr. 1:6)
Kedua, berusaha memahami rencana dan tujuan-Nya. Kadang-kadang, Allah menempatkan kita dalam situasi sulit agar kita dapat menjadi saksi-Nya. Di lain kesempatan, Dia mungkin mengizinkan pencobaan untuk memurnikan karakter kita. Dengan mengingat bahwa tujuan- Nya adalah demi pertumbuhan kita dan bagi kemuliaan-Nya semata akan membantu kita dalam menghadapi pencobaan.
Ketiga, mengingat janji-Nya dalam Roma 8:28, bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” “Segala sesuatu” termasuk hal-hal yang mencobai kesabaran kita.
Memiliki kekuatan yang datang dari Allah memampukan kita untuk menanggapi semua itu dengan kesabaran dan kepercayaan penuh pada kuasa dan tujuan Bapa. ”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Kor. 5:17). Amin. (RPP)