Sadarilah dan Bersukacitalah

“Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.” Lukas 2:20

Petikan kalimat di atas tentu dapat kita duga berkenaan dengan peristiwa apa. Benar, kisah para gembala dalam peristiwa kelahiran Kristus. Mereka didatangi malaikat dan diminta untuk pergi menemui bayi Yesus yang baru lahir di kota Daud. Bukan bayi biasa, namun jelas dinyatakan oleh malaikat yang lahir adalah Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan.

Sebuah kabar yang tidak biasa bagi para gembala dalam status hidup mereka sebagai kelompok yang dinilai golongan/strata bawah. Kelompok termarjinalkan karena konsekuensi hidup mereka mengharuskan selalu berada di sekitar ternak, kehidupan yang dinilai kotor sehingga kerap dicap najis dan beribadah pun menjadi sulit karena penampilannya yang jauh dari kata “bersih”.

Renungan kali ini ingin menyoroti narasi Alkitab yang menyatakan, bahwa pasca pertemuan dengan bayi Yesus, gembala-gembala tersebut memuji dan memuliakan Allah. Mengapa mereka melakukan itu? Oleh karena mereka mendapati kenyataan apa yang sebelumnya disampaikan malaikat terbukti sesuai. Apa yang sesuai? Setidaknya ada 2 hal yang bisa kita lihat:

  1. Secara kasat mata mereka menemui bayi Yesus yang dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan dalam palungan. Tepat sebagaimana pernyatan malaikat “Inilah tandanya bagimu…” Para gembala terkonfirmasi, bahwa tanda yang disampaikan/diberikan sesuai degan kenyataan yang dilihat.
  2. Pernyataan malaikat kepada gembala: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Kelahiran/kehadiran Sang Juruselamat, dalam tradisi bangsa Israel adalah kondisi atau waktu yang sudah cukup lama dinantikan. Bangsa Israel percaya bahwa pada suatu hari nanti akan lahir seorang “Juruselamat” yang akan menyelamatkan bangsa Israel (dari bermacam-macam hal, misalnya pada pembuangan ke Babel dari tangan penguasa Babilonia, pada zaman Romawi dari tangan penguasa Romawi, dan seterusnya). Bahkan sebagian orang Israel (yang tidak mengakui Kristus sebagai Juruselamat), hingga saat ini masih menunggu datangnya sang Juruselamat.

Dapat dibayangkan, bahwa kabar dahsyat yang disampaikan malaikat kepada para gembala dan sesuai dengan kenyataan yang mereka lihat membawa pengharapan besar bagi para gembala tersebut.

Refleksi atas perikop gembala dan kelahiran bayi Yesus setidaknya dapat kita cermati sebagai berikut:

  1. Perjumpaan dengan Kristus pasti membawa sukacita dan sikap memuliakan Allah. Dalam kenyataan hidup tentu kita diperhadapkan dengan dinamika kehidupan yang terkadang kita maknai bernilai positif maupun negatif. Implikasinya, reaksi mental/perasaan kita terkadang masuk pada situasi emosi gembira/bahagia/sukacita atau sedih/berduka. Dalam kondisi hidup demikian, maka ketika kita bisa menghayati hadirnya Kristus, sudah pasti mentalitas atau cara pandang dan respon kita akan menyelaraskan dengan penghayatan tersebut. Kesadaran akan kemahakuasaan Tuhan (sekaligus sebagai afirmasi) kerapkali muncul dalam benak kita. Misalnya, saat menghadapi tantangan bisa jadi kalimat afirmasinya “Jangan takut Tuhan mendampingi kita.” atau “di dalam Kristus tidak ada yang mustahil.” atau “persoalan hidup kita tak lebih besar dari kuasa Tuhan untuk menolong dan menyelesaikannya.” dan sebagainya. Sebaliknya, dalam situasi gembira kita menghayati “semua karena anugerah Tuhan, maka kita layak bersyukur.’ atau “jika bukan karena campur tangan Tuhan, semua hal yang kita miliki tidak kita syukuri sebagai berkat atau belas kasih-Nya.” dan sebagainya.
  2. Memasuki tahun baru, atau periode kehidupan baru, atau segala situasi yang kita nilai baru terkadang membawa kecanggungan untuk memasukinya karena ada sejumlah hal yang tak pasti. Hari-hari ini kompleksitas dan tantangan hidup bukan semakin mudah untuk kita hadapi. Tak jarang ketidak pastian mengakibatkan penghayatan tekanan hidup yang membuat kita merasa sulit keluar dari himpitan. Sebagaimana para gembala, hidup dalam kebersahajaan dan rutinitas hidup di padang menggembalakan ternak bisa jadi penuh ancaman (ketidakpastian). Munculnya binatang buas, pencuri ternak, cuaca hujan, panas yang mesti dihadapi, pasokan rumput di ladang yang menipis, dal lain-lain tentu menjadi tantangan hidup mereka. Ingatlah, bahwa setiap orang pasti memiliki tantangan hidupnya masing-masing. Jadi bersikap dan bertindaklah sebagaimana para gembala. Dengan rela hati menemui sang Juruselamat maka sukacita dan sikap memuliakan Allah senantiasa menyertai langkah kehidupan selanjutnya. Banyak tanda kehidupan yang membuat kita tetap dan lebih peka atas kehadiran sekaligus panggilan Allah. Panggilan untuk tetap berada dalam skenario hidup yang berkenan bagi Allah. Entahkah kita sebagai pekerja, usahawan, pelajar, ibu rumah tangga atau status lain yang melekat dalam hidup kita.

Sadarilah, bahwa kita milik kepunyaan-Nya, maka jalanilah kehidupan dengan penuh sukacita. Tahun baru sudah mulai kita jalani, hal yang tak pasti jangan menjadi kendala diri untuk melangkah karena kita memiliki Allah dengan kuasa-Nya yang sudah pasti. Psstttt….Jangan lupa! Bersyukurlah, karena sesungguhnya Kristus senantiasa hadir dalam hidup kita melalui kuasa Roh Kudus yang sanggup menolong dan menopang hidup kita. Tuhan Yesus memberkati. (WSE)

KEBAKTIAN MINGGU (HIJAU)

KEKUATAN FIRMAN KEHIDUPAN

Nehemia 8:1-10; Mazmur 19; 1 Korintus 12:12-31a; Lukas 4:14-21

Kebaktian 26 Januari 2025 oleh Pdt. Em. Ronny Setyamukti (GKI Muara Karang)

Pendahuluan
Firman Tuhan memiliki kuasa yang luar biasa untuk mengubah hidup kita. Baik sebagai individu maupun sebagai komunitas, Firman Allah adalah pedoman yang memberi terang dalam kegelapan, mengarahkan langkah kita, dan memperkuat tubuh Kristus untuk menjalankan panggilannya di dunia ini. Dalam empat bahan Alkitab ini, kita diajak melihat bagaimana Firman Allah bekerja sebagai kekuatan kehidupan.

1. Firman yang Memulihkan (Nehemia 8:1-10)

Ketika kitab Taurat dibacakan kepada umat Israel oleh Ezra, mereka menangis karena menyadari dosa dan jauhnya mereka dari kehendak Allah. Namun, Nehemia dan Ezra mengingatkan bahwa hari itu adalah hari kudus, hari sukacita, karena Firman Allah membawa pemulihan, bukan penghukuman.

Firman Allah tidak hanya mengungkapkan kesalahan kita, tetapi juga menawarkan jalan keluar: pemulihan, penghiburan, dan sukacita. Saat kita menghadapi tantangan hidup, Firman ini menjadi kekuatan yang membangkitkan kembali semangat kita dan memberi pengharapan.

2. Firman yang Sempurna (Mazmur 19)

Pemazmur menggambarkan Firman Allah sebagai sempurna, dapat memulihkan jiwa, memberi hikmat, dan menyukakan hati. Tidak ada kekuatan lain yang dapat menandingi Firman Allah dalam memberi makna sejati dalam hidup kita.

Firman ini ibarat matahari yang menerangi segala sesuatu (ayat 7), sehingga kita dapat melihat tujuan hidup kita dengan jelas. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah kita sudah menjadikan Firman Tuhan sebagai pelita yang menerangi langkah kita?

3. Firman yang Menyatukan (1 Korintus 12:12-31a)

Rasul Paulus mengajarkan bahwa tubuh Kristus terdiri dari banyak anggota yang berbeda, namun semuanya disatukan dalam satu tubuh oleh Roh Allah. Firman Tuhan menjadi pengikat yang mempersatukan semua anggota tubuh Kristus.

Ketika Firman Allah hidup di tengah-tengah jemaat, perbedaan bukanlah hambatan, melainkan kekayaan yang memperkuat kesatuan. Dengan menjalankan peran masing-masing berdasarkan Firman, tubuh Kristus akan menjadi kuat dan mampu menjalankan misinya di dunia.

4. Firman yang Menggenapi Janji (Lukas 4:14-21)

Ketika Yesus membaca gulungan kitab Yesaya di sinagoge, Dia menyatakan bahwa Firman itu telah digenapi di dalam Dia. Kehadiran Yesus adalah bukti nyata bahwa Firman Allah hidup, bekerja, dan membawa kabar baik bagi orang miskin, pembebasan bagi yang tertawan, dan penglihatan bagi yang buta.

Yesus adalah Firman yang hidup, dan melalui Dia, kita melihat bagaimana Firman itu menjadi kekuatan yang membawa perubahan nyata bagi dunia.

Aplikasi dalam Kehidupan

  1. Memulihkan Jiwa yang Lelah
    Saat kita merasa jauh dari Allah, izinkan Firman-Nya memulihkan kita. Bacalah Alkitab dengan hati yang terbuka, dan biarkan Roh Kudus berbicara.
  2. Mencari Hikmat dalam Firman
    Jadikan Firman Tuhan sebagai pedoman hidup setiap hari. Tidak ada keputusan atau tindakan yang lebih bijak selain yang didasarkan pada Firman Tuhan.
  3. Menjadi Bagian Tubuh Kristus
    Setiap kita memiliki peran dalam tubuh Kristus. Temukan panggilan Anda melalui Firman dan jalankan peran itu dengan sukacita.
  4. Menyaksikan Kuasa Firman
    Sebagaimana Yesus membawa kabar baik, kita dipanggil untuk menyaksikan Firman Allah kepada dunia. Jadilah pembawa terang dan pengharapan bagi orang-orang di sekitar kita.

Penutup
Firman Tuhan adalah kekuatan yang memulihkan, menerangi, menyatukan, dan membawa penggenapan janji-Nya. Ketika Firman itu hidup di dalam kita, kita akan menemukan kekuatan sejati untuk menjalani kehidupan dengan penuh makna.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

476405
Users Today : 765
Users Yesterday : 1315
This Month : 28555
This Year : 28555
Total Users : 476405
Who's Online : 15