Saling menerima dan menghargai dalam keberagaman

Saling Menerima dan Menghargai dalam Keberagaman

Roma 15:1-7

 

Pada tahun 2010, saat banjir besar melanda Brisbane, Queensland, Australia, seorang teknisi dari kantor berita bernama Armin Gerlach berhasil mengabadikan dalam foto,seekor katak hijau yang menumpang di punggung seekor ular coklat yang berenang melintasi genangan air. Sangat mengherankan, karena biasanya katak menjadi santapan ular. Tetapi ketika bencana menimpa, kedua binatang tersebut mampu mengesampingkan perbedaan di antara keduanya sehingga si kuat memberi diri untuk menyelamatkan si lemah.

Roma 15:1 mengatakan “…kita yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan mencari kesenangan sendiri”. Ini membuktikan bahwa latar belakang manusia itu berbeda. Siapakah yang dimaksud dengan ‘yang kuat’ dan ‘yang lemah’ dalam ayat ini ? Yang kuat adalah orang-orang Kristen mula-mula yang tidak lagi terbebani oleh aturan-aturan Taurat, danyang lemah adalah orang-orang Kristen yang menghayati iman dengan tetap mempraktekkan ketaatan kepada peraturan-peraturan Taurat, misalnya masih mempersoalkan mana makanan yang haram dan mana yang halal. Dalam konteks jaman sekarang,yang kuat mempunya arti banyak : berkuasa, kaya, pintar, mampu, hebat. Dan yang lemah tentu sebaliknya.

Yang menjadi pertanyaan kita adalah apa arti perintah tadi? Tentu bukan supaya populer atau terkenal, tetapi supaya umat mampu menciptakan kerukunan. Dengan semangat ini, masing-masing belajar untuk saling menerima dan menghargai. Menerima dan menghargai berarti mengakui bahwa kita berbeda tetapi tidak mempertahankan perbedaan itu. Saling menerima dan menghargai bukan karena kita seiman, satu suku, sama-sama pintar, sama-sama satu sekolah, satu komunitas hobi (memancing misalnya), tetapi karena kita beragam. Lalu bersama melahirkan kekuatan untuk menghadapi masalah dalam hidup. Demikian pula kesadaran bahwa kita berbeda menjadi kesempatan untuk menyatakan solidaritas satu dengan yang lainnya.

Kata solider sering dimengerti sebagai tindakan bersama-sama dengan tujuan yang sama. Sikap ini bisa mengandung pengertian yang negatif, misalnya tawuran antar sekolah yang -katanya- dilandasi rasa solidaritas. Seharusnya solidaritas dimaknai sebagai tindakan tulus dari yang kuat kepada yang lemah dan bersama-sama berjuang mengatasi masalah yang ada. Sikap ini hanya bisa terjadi jika mentalitas ‘jika kita sama, kita bisa bersama’ benar-benar disingkirkan. Karena jika mentalitas ini tetap ada maka akan tercipta hidup pengkotak-kotakan, jauh dari kedamaian dan keutuhan. Coba saja perhatikan,banyak orang yang memandang orang yang berbeda sebagai ancaman. Sering kali kelompok menjadi eksklusif, misalnya kelompok pengendara motor gede merendahkan kelompok pengendara motor 110 cc. Kita patut prihatin mendengar seorang karyawan dipecat dari tempat kerjanya karena tidak sejalan dengan majikannya yang mengarahkan semua karyawannya untuk memilih salah satu calon pada saat pilkada.

Saling menerima dan menghargai sejalan dengan apa yang disampaikan dalam ayat 7 tadi : “….terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.” Dalam karya dan pelayanan-Nya Tuhan Yesus menerima semua golongan dan latar belakang. Kaya-miskin, wanita-pria bahkan kanak-kanak, sehat-sakit, yang saleh-yang berdosa, majikan-budak, musuh-sahabat. Ada beragam orang di sekitar Tuhan Yesus dan tanpa kecuali mereka dapat mendengar khotbah dan pengajaran dari Tuhan Yesus,mengalami penyembuhan serta tindakan mujizat lainnya. Sikap Tuhan Yesus yang menerima keberagaman membuat para pendengar terberkati sehingga hidup terasa utuh.

Ada sebuah pepatah “In Unity is Strength”. Pepatah ini mengingatkan kita bahwa kesatuan dan persatuan yang menghasilkan kekuatan tidak berangkat dari harus seragam lebih dahulu, tetapi justru menerima keberagaman sebagai modal dalam menghadirkan hidup yang lebih utuh dan indah. Bukankah kita bisa mengangkat segelas air minum karena kelima jari yang berbeda-beda itu bekerja sama, saling menerima dan menghargai,sehingga kita terlepas dari dahaga. Bayangkan apa yang terjadi jika jari jempol hanya mau kerjasama dengan sesama jempol saja? Tentu kita tak dapat minum dengan baik.

Menerima keberagaman bukan hanya menghasilkan kekuatan tetapi juga menjadikan hidup ini indah. Kita tahu pelangi bukan terdiri dari warna merah saja, namun juga warna kuning, hijau dan lainnya.

Demikianlah kebergaman adalah kekuatan dan keindahan. Kita dapat menunjukkan solidaritas kepada sesama bahkan kepada mereka yang menolak keberagaman. Bersyukurlah, karena kita diciptakan tidak sama satu sama lain. Saling menerimalah, karena ini juga salah satu cara kita memuliakan-Nya. (GSH)

 

 

 

KEBAKTIAN MINGGU (HIJAU)

KEKUATAN FIRMAN KEHIDUPAN

Nehemia 8:1-10; Mazmur 19; 1 Korintus 12:12-31a; Lukas 4:14-21

Kebaktian 26 Januari 2025 oleh Pdt. Em. Ronny Setyamukti (GKI Muara Karang)

Pendahuluan
Firman Tuhan memiliki kuasa yang luar biasa untuk mengubah hidup kita. Baik sebagai individu maupun sebagai komunitas, Firman Allah adalah pedoman yang memberi terang dalam kegelapan, mengarahkan langkah kita, dan memperkuat tubuh Kristus untuk menjalankan panggilannya di dunia ini. Dalam empat bahan Alkitab ini, kita diajak melihat bagaimana Firman Allah bekerja sebagai kekuatan kehidupan.

1. Firman yang Memulihkan (Nehemia 8:1-10)

Ketika kitab Taurat dibacakan kepada umat Israel oleh Ezra, mereka menangis karena menyadari dosa dan jauhnya mereka dari kehendak Allah. Namun, Nehemia dan Ezra mengingatkan bahwa hari itu adalah hari kudus, hari sukacita, karena Firman Allah membawa pemulihan, bukan penghukuman.

Firman Allah tidak hanya mengungkapkan kesalahan kita, tetapi juga menawarkan jalan keluar: pemulihan, penghiburan, dan sukacita. Saat kita menghadapi tantangan hidup, Firman ini menjadi kekuatan yang membangkitkan kembali semangat kita dan memberi pengharapan.

2. Firman yang Sempurna (Mazmur 19)

Pemazmur menggambarkan Firman Allah sebagai sempurna, dapat memulihkan jiwa, memberi hikmat, dan menyukakan hati. Tidak ada kekuatan lain yang dapat menandingi Firman Allah dalam memberi makna sejati dalam hidup kita.

Firman ini ibarat matahari yang menerangi segala sesuatu (ayat 7), sehingga kita dapat melihat tujuan hidup kita dengan jelas. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah kita sudah menjadikan Firman Tuhan sebagai pelita yang menerangi langkah kita?

3. Firman yang Menyatukan (1 Korintus 12:12-31a)

Rasul Paulus mengajarkan bahwa tubuh Kristus terdiri dari banyak anggota yang berbeda, namun semuanya disatukan dalam satu tubuh oleh Roh Allah. Firman Tuhan menjadi pengikat yang mempersatukan semua anggota tubuh Kristus.

Ketika Firman Allah hidup di tengah-tengah jemaat, perbedaan bukanlah hambatan, melainkan kekayaan yang memperkuat kesatuan. Dengan menjalankan peran masing-masing berdasarkan Firman, tubuh Kristus akan menjadi kuat dan mampu menjalankan misinya di dunia.

4. Firman yang Menggenapi Janji (Lukas 4:14-21)

Ketika Yesus membaca gulungan kitab Yesaya di sinagoge, Dia menyatakan bahwa Firman itu telah digenapi di dalam Dia. Kehadiran Yesus adalah bukti nyata bahwa Firman Allah hidup, bekerja, dan membawa kabar baik bagi orang miskin, pembebasan bagi yang tertawan, dan penglihatan bagi yang buta.

Yesus adalah Firman yang hidup, dan melalui Dia, kita melihat bagaimana Firman itu menjadi kekuatan yang membawa perubahan nyata bagi dunia.

Aplikasi dalam Kehidupan

  1. Memulihkan Jiwa yang Lelah
    Saat kita merasa jauh dari Allah, izinkan Firman-Nya memulihkan kita. Bacalah Alkitab dengan hati yang terbuka, dan biarkan Roh Kudus berbicara.
  2. Mencari Hikmat dalam Firman
    Jadikan Firman Tuhan sebagai pedoman hidup setiap hari. Tidak ada keputusan atau tindakan yang lebih bijak selain yang didasarkan pada Firman Tuhan.
  3. Menjadi Bagian Tubuh Kristus
    Setiap kita memiliki peran dalam tubuh Kristus. Temukan panggilan Anda melalui Firman dan jalankan peran itu dengan sukacita.
  4. Menyaksikan Kuasa Firman
    Sebagaimana Yesus membawa kabar baik, kita dipanggil untuk menyaksikan Firman Allah kepada dunia. Jadilah pembawa terang dan pengharapan bagi orang-orang di sekitar kita.

Penutup
Firman Tuhan adalah kekuatan yang memulihkan, menerangi, menyatukan, dan membawa penggenapan janji-Nya. Ketika Firman itu hidup di dalam kita, kita akan menemukan kekuatan sejati untuk menjalani kehidupan dengan penuh makna.

Jadwal Kebaktian GKI Kota Wisata

Kebaktian Umum 1   : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian Umum 2  : Pk. 09.30 (Hybrid)

Kebaktian Prarem 8 : Pk 07.00 (Onsite)

Kebaktian Prarem 7 : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 3-6  : Pk. 07.00 (Onsite)

Kebaktian ASM 1-2   : Pk. 09.30 (Onsite)

Kebaktian Batita, Balita: Pk. 09:30 (Onsite)

Kebaktian Remaja  Pk 09.30 (Onsite)

Kebaktian Pemuda Pk. 09.30 (Onsite)

Subscribe Youtube Channel GKI Kota Wisata dan unduh Aplikasi GKI Kota Wisata untuk mendapatkan reminder tentang kegiatan yang sedang berlangsung

 

 

GKI Kota Wisata

Ruko Trafalgar Blok SEI 12
Kota Wisata – Cibubur
BOGOR 16968

021 8493 6167, 021 8493 0768
0811 94 30100
gkikowis@yahoo.com
GKI Kowis
GKI Kota Wisata
: Lokasi

Nomor Rekening Bank
BCA : 572 5068686
BCA : 572 5099000 (PPGI)
Mandiri : 129 000 7925528 (Bea Siswa)

Statistik Pengunjung

476419
Users Today : 779
Users Yesterday : 1315
This Month : 28569
This Year : 28569
Total Users : 476419
Who's Online : 11